Sekilas tentang Pekalongan adalah salah satu wilayah di Jawa Tengah, yang berada di jalur Pantura (Pantai Utara Jawa). Selain terkenal sebagai kota pesisir (pantai), Pekalongan juga terkenal sebagai kota Batik dimana motif-motif batik sangat khas dan variatif. Kota Pekalongan juga telah masuk dalam jaringan kota kreatif UNESCO dalam kategori crafts and folk arts (Kerajinan tangan dan kesenian rakyat). Keren kan. Namun, kali ini saya berada di Pekalongan bukan untuk wisata budaya dan seninya, namun untuk berburu curug atau air terjun. Ya, meski terkenal sebagai kota pesisir dan salah satu pelabuhan perikanan terbesar di pulau Jawa, Pekalongan juga memiliki wilayah dataran tinggi dan perbukitan. Wilayah wisata di dataran tinggi yang terkenal adalah wilayah Petungkriyono.
Wednesday, July 15, 2015
BERBURU CURUG DI PETUNGKRIYONO
Sekilas tentang Pekalongan adalah salah satu wilayah di Jawa Tengah, yang berada di jalur Pantura (Pantai Utara Jawa). Selain terkenal sebagai kota pesisir (pantai), Pekalongan juga terkenal sebagai kota Batik dimana motif-motif batik sangat khas dan variatif. Kota Pekalongan juga telah masuk dalam jaringan kota kreatif UNESCO dalam kategori crafts and folk arts (Kerajinan tangan dan kesenian rakyat). Keren kan. Namun, kali ini saya berada di Pekalongan bukan untuk wisata budaya dan seninya, namun untuk berburu curug atau air terjun. Ya, meski terkenal sebagai kota pesisir dan salah satu pelabuhan perikanan terbesar di pulau Jawa, Pekalongan juga memiliki wilayah dataran tinggi dan perbukitan. Wilayah wisata di dataran tinggi yang terkenal adalah wilayah Petungkriyono.
Wednesday, July 8, 2015
PEMENANG TURNAMEN FOTO PERJALANAN RONDE KE 62: HIJAU
Assalamualaikum Wr. Wb.
Akhirnya sampai juga di pengumuman pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde ke 62 dengan tema Hijau. Untuk TFP ini memang cuma sedikit, entah mungkin karena memasuki awal bulan Ramadhan, atau memang salah saya yang kurang banyak publikasi. Tapi, terima kasih banyak yang sudah ikutan TFP kali ini.
Untuk TFP ronde ke 62 ini saya memutuskan bahwa pemenang TFP ini adalah mbak Adriani Zulivan dengan fotonya yang berjudul Color Block. Foto 2 penari balet ini menurut saya menarik karena terdapat tulisan Exit yang juga berwarna hijau, dan mereka seolah diharuskan keluar namun tidak peduli dan tetap melakukan apa yang menjadi kecintaan mereka, yaitu menari. :)
Akhirnya sampai juga di pengumuman pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde ke 62 dengan tema Hijau. Untuk TFP ini memang cuma sedikit, entah mungkin karena memasuki awal bulan Ramadhan, atau memang salah saya yang kurang banyak publikasi. Tapi, terima kasih banyak yang sudah ikutan TFP kali ini.
Untuk TFP ronde ke 62 ini saya memutuskan bahwa pemenang TFP ini adalah mbak Adriani Zulivan dengan fotonya yang berjudul Color Block. Foto 2 penari balet ini menurut saya menarik karena terdapat tulisan Exit yang juga berwarna hijau, dan mereka seolah diharuskan keluar namun tidak peduli dan tetap melakukan apa yang menjadi kecintaan mereka, yaitu menari. :)
Yeay!! Selamat ya mbak Andriani. Silakan melanjutkan Turnamen Foto Perjalanan ronde berikutnya. Jika ada yang ingin ditanyakan berkaitan dengan turnamen ini silakan menghubungi saya di email endahkurniawira@gmail.com atau twitter @endahkwira.
Have fun with the tournament! :)
Wednesday, July 1, 2015
JURNALIS DAN LIBURAN
Profesi
Jurnalis saat ini termasuk salah satu profesi incaran banyak orang karena
iming-iming traveling gratis atau
dibayarin kantor yang selalu menjadi motivasi utama. Saya sendiri meski saat
ini bekerja sebagai Video Jurnalis di salah
satu media nasional, sebenarnya pada awalnya tidak pernah membayangkan akan
benar-benar menjadi jurnalis, meski saya lulusan Jurnalistik. Maklum, sejak
awal saya melihat profesi jurnalis adalah profesi orang cerdas nan serius bin
susah, yang notabene bukan saya banget yang pelupa tingkat dewa, suka becanda
dan malas melakukan hal-hal susah. Namun, suratan takdir Allah SWT ternyata
menggariskan bahwa saya harus jadi jurnalis dan kini, ini adalah profesi yang
telah saya geluti sejak tahun 2009.
*lama juga yaa.. *
Awal
jadi jurnalis, saya tidak membayangkan akan bisa pergi keluar kota. Betapa
tidak, mengerjakan liputan dalam kota saja bisa kelar jam 2 atau jam 3 pagi
setiap hari,plus pakai acara deraian air mata dan keringat plus emosi tingkat
dewa kalau harus ngotot-ngototan sama editor dan redaktur, mana sempat mau kepikiran keluar kota. Mau
ngambil cuti?? Minta pengganti libur saja mesti pakai acara debat dulu sama
boss yang hasilnya lebih banyak kalah debat.
Wednesday, June 24, 2015
NGERI-NGERI SEDAP MENDAKI GUNUNG BATU
Namun, namanya rejeki mau traveling mah emang tidak akan kemana deh, jam 5 pagi, usai sholat subuh, sebuah pesan whatsapp muncul menawarkan apakah masih niat ikut ke gunung Batu dari seorang teman, Mas Adhie karena tebengannya batal ikut. Tentu saja jawabannya IYA! *loncat-loncat kegirangan* Janjian jam 8 pagi di daerah Tebet, meluncurlah 3 motor dan 6 orang menuju ke kawasan Jonggol, Jawa Barat.
3 jam berkendara melewati jalan-jalan, perumahan, pedesaan hingga persawahan, sampailah juga di kampung Gunung Batu 1, desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Bogor yang terletak persis di bawah Gunung Batu. Awalnya pas mendengar kata Gunung Batu, saya pikir cuma namanya saja begitu, ternyata gunung ini beneran terbuat dari batu, bahkan lebih mirip tebing daripada gunung. Saya sampai bingung bagaimana cara sampai di puncaknya, mendaki lewat mana? Manjat? Kagak bawa peralatan manjat!
Wednesday, June 17, 2015
TURNAMEN FOTO PERJALANAN RONDE KE 62: HIJAU
Perahu di laut pantai Kuta, Bali |
Setelah ditimbang dan diamati dengan seksama, untuk tema TFP ronde ke 62 ini adalah HIJAU. Tema ini bisa diartikan secara bebas, pokoknya yang penting ada hijaunya, soalnya lagi pengen lihat yang hijau segar-segar begitu deh.. hehehehe..
Wednesday, June 10, 2015
NANJAK CANTIK DI KEBUN YANG MENINGGI
Saat diajak nanjak ke gunung Munara oleh teman saya, saya sih cuma mengiyakan saja dengan alasan terbesar karena penasaran, saya belum pernah dengar nama gunung ini. Lebih penasaran lagi saat dibilang trip nanjak ke gunung di wilayah Rumpin, Bogor ini bisa berangkat pagi pulang sore, dijamin magrib sudah bisa sampai di rumah. Bahkan saat saya tanya mesti bawa logistik apa saja, teman saya cuma bilang bawa camilan dan minuman secukupnya saja. Hah?? Serius nih?? Gunung seperti apa dan setinggi apa sih Munara ini?? *Penasaran mode ON*
Janjian ketemuan sama beberapa orang yang baru saya kenal di stasiun Bojong Gede membawa saya dan teman-teman baru ini menuju ke Kampung Sawah, Rumpin dengan angkot sewaan. Usai beristirahat di warung terdekat mulailah perjalanan menuju ke puncak gunung Munara. Terus terang saya tidak berekspektasi macam-macam soal gunung ini. Yang penting bisa ikut dan mengetahui seperti apa gunung munara ini.
Jalan santai melewati sungai, hutan bambu dan hutan lain-lainnya, saya bertemu dengan para pendaki lainnya, atau lebih tepatnya penduduk sekitar daerah Bogor dan Depok yang ingin sekedar menikmati keasrian alam. Kalau kata salah satu teman saat saya bertanya bagaimana jalur pendakiannya, dia cuma menjawab, ini jalur setapak biasa kok, Munara ini bukan gunung, cuma sekedar kebun penduduk yang meninggi. Heh?? Istilah macam apa itu?? Jelas-jelas tadi di bawah saya melihat puncak gunung Munara, yang ditandai dengan batu besar, itu cukup tinggi dan jauh kok.. Wow, sepertinya ada pendaki profesional nih disini.
Wednesday, June 3, 2015
PECICILAN DI STONE GARDEN
Siang-siang dan panas-panas begini memang rasanya salah pakai coat tebal main-main ke wilayah Stone Garden yang merupakan padang terbuka ini. Stone Garden, ini merupakan wilayah di Bandung Barat yang sedang menanjak kepopulerannya. Tepatnya berada di kampung Girimulya, Desa Gunung Masigit, kecamatan Cipatat, Padalarang, Bandung Barat. Disebut sebagai stone garden karena di padang ini terdapat batu-batu besar berbagai ukuran di ketinggian sekitar 900-an mdpl dengan luas wilayah mencapai 2 hektar.
Biaya masuk ke wilayah taman bebatuan ini cukup murah, hanya Rp. 5.500/orang, itu sudah termasuk paketan ke goa Pawon di bawahnya. Sedangkan biaya parkir berkisar Rp.2.000 - Rp.5.000 tergantung kendaraannya. Oh iya, memasuki wilayah Stone garden, akan ada tambahan biaya, Rp. 3.000,-yang katanya sih semacam biaya kebersihan begitu deh.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Meski dengan persiapan singkat, namun tidak berarti persiapannya asal-asalan ya. Demikian pula saat saya memutuskan untuk traveling impulsif...
-
11 September 2012 Saya sudah pasang alarm jam 4 pagi tapi saya malah terbangun tiba-tiba jam 3 pagi. Mungkin karena rasa excited yang terl...
-
10.30 waktu setempat, 11 September 2012 Kawan-kawan baru saya Ciara, David dan Alex Di depan pintu masuk Timpohon dengan gerimis dan u...