Perjalanan dari Bandar Sri Begawan, Brunei menuju ke Kota Kinabalu, Malaysia bisa ditempuh dengan 2 cara, jalur laut dan jalur darat. Untuk perjalanan jalur laut bisa naik ferry dari pelabuhan Pekan Muara. Jangan tanya berapa harga dan bagaimana rasanya karena saya tidak memilih jalur ini. Saya memilih jalur darat dengan alasan, saya sudah terlalu sering naik kapal lintas kota, pulau dan provinsi di Indonesia. Jadi bus lintas negara ini pun menjadi moda transportasi pilihan saya menuju kota Sipitang, tempat Pakde (dari keluarga Ibu) saya bermukim. Sipitang adalah kota kecil pinggiran sungai yang berjarak 2 jam dari Kota Kinabalu.
Bus ini bisa dicegat di pinggiran sungai Brunei (Waterfront) yang dekat dengan terminal pada jam 8 pagi setiap hari. Harga tiket menuju ke Sipitang 35 dollar Brunei dengan seat 2-2 dan AC. Sedangkan tiket Brunei ke Kota Kinabalu seharga 45 dollar Brunei. Setelah menunggu hampir 15 menit bus ini pun muncul, dan saya orang pertama yang naik ke bus ini. Jangan khawatir dibohongi, bus ini punya tiket resmi yang dikeluarkan oleh kondektur bus saat bus akan segera berangkat.
Showing posts with label Brunei. Show all posts
Showing posts with label Brunei. Show all posts
Wednesday, May 6, 2015
Wednesday, April 22, 2015
MENIKMATI SEPINYA BRUNEI
Pinggiran Waterfront |
Wednesday, April 15, 2015
NYARIS PINGSAN DI PANTAI SERASA, BRUNEI
Setelah puas nongkrong sampe jam 1-an, saya pun memutuskan
untuk mengeksplore lebih jauh wilayah di sekitar hostel. Kalau dari awal saya cuma
mondar-mandir di sekitar blok tempat hostel berada, sekarang saya berjalan
sedikit lebih jauh menuju ke blok yang berikutnya. Tidak disangka, 2 blok dari
hostel saya melihat deretan bus kota yang sedang parkir dengan berbagai tujuan.
Lahh itu terminal bus toh?? Kenapa juga saya baru tahu ada terminal bus utama
yang letaknya Cuma 300 meter dari hostel?? Jadi ngeliatin apa saja saya kemarin selama 2 hari mondar-mandir di
sekitar hostel?? *berasa bodoh*
Yasudahlah ya.. Daripada menyesali, saya pun segera beranjak
menuju ke terminal bus ini. FYI. Saya belum memutuskan mau kemana. Saya pun mondar-mandir
di dalam terminal bus yang lebih mirip parkiran ruko ketimbang terminal karena letaknya
di basement. Mungkin karena Brunei
adalah negara kaya sehingga hanya sedikit orang yang menggunakan transportasi
umum. Makanya jangan heran kalau saya tidak ngeh
sama terminal ini ya.. Mata saya pun tertuju pada peta rute bis ini yang
terdiri dari 6 rute. Setelah menyimak peta rute ini, saya pun memutuskan
mencari pantai dengan alasan Brunei adalah negara tepi pantai jadi saya harus
ke pantainya. Hehehe..
Wednesday, March 18, 2015
MENGUNJUNGI KAMPUNG AYER BRUNEI DENGAN HARGA LOKAL
Seperti yang sudah tulis sebelumnya di artikel Hecticnya mau berlibur ke Brunei, saya tidak punya waktu untuk melakukan riset mengenai tempat-tempat wisata di Brunei. Namun beruntung saya memiliki teman baru di sini, Ahamed, yang menunjukkan beberapa tempat yang bisa dijangkau dengan jalan kaki dari hostel tempat saya menginap. Salah satunya adalah Kampong Ayer.
Kampong Ayer adalah salah satu daerah di Brunei yang sebagian besar areanya terletak di tengah-tengah sungai Brunei. Di kampung ini terdapat lebih dari 39.000 warga yang berdiam di perkampungan yang terbuat dari kayu ini.
Saat memiliki waktu lebih untuk browsing dengan wifi gratis di sebuah cafe di tepi sungai Brunei *fakir wifi* saya sempat membaca beberapa review blog bahwa untuk menyeberang ke kampung ini akan ditarik bayaran antara 20 - 50 dollar Brunei per orang, tergantung kejelian dan keuletan nego harga pada pengemudi kapalnya. Duhhh.. buat saya uang segitu mah besar sekali ya. Apalagi saya memang tidak jago nego harga euy.. Nongkrong di cafe bertaraf internasional saja, secangkir kopi "cuma" seharga 10 dollar Brunei. *garuk-garuk kepala*
Kapal-kapal di sungai Brunei dan Kampong Ayer di kejauhan |
Saat memiliki waktu lebih untuk browsing dengan wifi gratis di sebuah cafe di tepi sungai Brunei *fakir wifi* saya sempat membaca beberapa review blog bahwa untuk menyeberang ke kampung ini akan ditarik bayaran antara 20 - 50 dollar Brunei per orang, tergantung kejelian dan keuletan nego harga pada pengemudi kapalnya. Duhhh.. buat saya uang segitu mah besar sekali ya. Apalagi saya memang tidak jago nego harga euy.. Nongkrong di cafe bertaraf internasional saja, secangkir kopi "cuma" seharga 10 dollar Brunei. *garuk-garuk kepala*
Wednesday, February 25, 2015
HECTICNYA MAU BERLIBUR KE BRUNEI
Tiket pesawat sekali jalan ke Brunei tertanggal 26 April 2014 sudah saya kantongi hampir setahun yang lalu. Tapi hingga 2 minggu menjelang keberangkatan saya masih memegang surat cuti yang belum ditandatangani oleh si boss. Dampaknya?! Saya belum bisa beli tiket pulang.. *manyun*
10 hari sebelum keberangkatan
Entah habis kejatuhan durian runtuh darimana, tiba-tiba team marketing di kantor saya memutuskan dalam tempo sesingkat-singkatnya bahwa akan diadakan talkshow di luar studio kantor dengan narasumber utama para gubernur/walikota/bupati se-Indonesia. Target untuk project ini adalah 50 episode yang akan dimulai pada tanggal 21 april 2014, setiap hari 2 episode dan seluruh crew wajib ada di tempat pukul 5 pagi.
Saya?? Santai saja mendengarnya karena 2 minggu yang lalu saya sudah memberikan pengumuman akan cuti selama 1 minggu, mulai tanggal 28 april. Lagipula setelah melihat susunan crew talkshow, nama saya tidak tercantum disana.. Jadi santai-santai di kantor sambil main game. *magabut mode ON*
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Sebagai salah satu kota penyangga ibukota Jakarta, Bogor punya banyak destinasi wisata yang menarik dan masih tersembunyi. Jaraknya yang han...
-
Saat ini banyak bermunculan berbagai macam destinasi wisata di daerah, terutama yang mengusung tema tempat instagramable alias bagus buat fo...
-
Martapura, Kalimantan Selatan sudah terkenal se antero Nusantara sebagai tempat penghasil intan permata berkualitas wahid di dunia. Meski ad...