Baca Juga : Saatnya Pulang dan Jelajahi Kota Minyak
Showing posts with label Papua Barat Daya. Show all posts
Showing posts with label Papua Barat Daya. Show all posts
Tuesday, November 12, 2019
KONEKTIVITAS TRANSPORTASI UDARA DI PEDALAMAN PAPUA BARAT DAYA
Gerimis mengguyur pesawat terbang yang saya tumpangi 30 menit sebelum mendarat di landasan pacu bandara Domine Eduard Osok. Ada rasa haru yang membuncah di dada melihat bangunan tiga lantai bandara di kota Sorong, Papua Barat Daya. Saat itu beberapa patah kata dengan lirih terucap di bibir, "Sorong, aku pulang!"
Sudah 10 tahun saya tidak menjejakkan kaki di kota ini. Terakhir kali saya pulang ke kota yang sempat dikenal sebagai kota Minyak di bumi Papua ini adalah pada tahun 2008. Saat itu, belum ada bandara dengan bangunan megah tiga lantai di sini. Belum ada garbarata yang bisa mengantarkan penumpang dari ruang tunggu menuju ke dalam badan pesawat, belum ada tempat pengambilan bagasi dengan sabuk conveyor elektronik yang berjalan otomatis, bahkan belum ada ruang tunggu ber-AC yang memadai.
Baca Juga : Saatnya Pulang dan Jelajahi Kota Minyak
Baca Juga : Saatnya Pulang dan Jelajahi Kota Minyak
Tuesday, December 4, 2018
WONDERFUL INDONESIA DARI PEDALAMAN PAPUA BARAT DAYA
Meski bapak saya orang Jawa Tengah dan Ibu saya
campuran Sulawesi Tenggara dan Maluku, namun saya dibesarkan di tanah Papua
Barat. Dulu, tahun 1983 saat keluarga saya pertama kali pindah ke kota Sorong
untuk mengikuti bapak yang bertugas sebagai nahkoda kapal, provinsi di ujung
timur Indonesia ini hanya ada 1, yaitu provinsi Irian Jaya.
Makanya pertengahan tahun 90-an saat
saya pindah untuk melanjutkan sekolah di Jawa Tengah, saya sering menyebut diri
sendiri sebagai anak Irian. Teman-teman pun menyebut saya sebagai ‘Cah Papua’
karena saat itu nama provinsi Irian Jaya berganti menjadi provinsi Papua. Lalu
pada tahun 1999, provinsi dengan pulau terbesar ini pun mekar menjadi 2
provinsi, yaitu Papua dengan Ibukota Jayapura dan Papua Barat dengan ibukota
Manokwari.
Pada tahun 2022, Papua pun mekar menjadi 6 provinsi, dimana provinsi Papua Barat kini dipecah menjadi 2 provinsi yaitu Papua Barat Daya dengan ibukota Sorong dan Papua Barat dengan ibukota Manokwari, lalu Papua Pegunungan dengan ibukota Jayawijaya, Papua Tengah dengan ibukota Nabire, Papua Selatan dengan ibukota Merauke, dan Papua dengan ibukota Jayapura.
Sejak pindah ke pulau Jawa, saya pun jarang
mengunjungi kembali kota Sorong, kota minyak Papua Barat Daya tempat saya dibesarkan
itu. Maklum, harga tiket baik pesawat maupun kapal cukup tinggi saat itu.
Terakhir saya pulang ke Sorong pada tahun 2008. Alhamdulillah, tahun lalu,
2017, saya mendapat rejeki sebuah tiket pesawat PP yang membuat saya
bisa menginjakkan kaki kembali di tanah Papua Barat Daya pada bulan Mei 2018. 10
tahun sudah saya tidak pulang.
Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat |
Wednesday, June 27, 2018
ADA DANAU BAGUS DI AYAMARU
"Ada danau bagus di Ayamaru"
Demikian pesan singkat adik saya. Lalu dibalas oleh bapak saya
"Mbak boleh pergi kalau ada temannya".
Saya memaklumi kekhawatiran orangtua saya karena sudah 10 tahun saya tidak pulang ke Sorong. Selain itu, meski tinggal lama di Sorong, saya tidak pernah kemana-mana di luar Sorong, paling hanya pulau Doom dan Jeffman di waktu kecil dulu.
Baca juga : Menembus Malam di Hutan Papua Barat
Usai dijemput om (adik sepupu Bapak) saya dan dibawa menuju ke kota Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan, beliau tidak bisa membawa saya berkeliling karena harus masuk kantor keesokan harinya. Akhirnya, saya pun dititipkan ke keluarga lainnya yaitu sepupu dari Ibu saya. Saat itu, saya tidak terlalu bisa berharap bisa mengunjungi danau yang berada di kabupaten sebelah, kabupaten Maybrat itu.
Thursday, May 24, 2018
MENEMBUS MALAM DI HUTAN PAPUA BARAT DAYA
Ini sudah pukul 22.00 WIT dan saya sudah terlelap ketika handphone di genggaman bergetar tanda sebuah panggilan masuk.
"Halo, mbak, om sudah di kota nih, kalau mau ikut ke temi ayo sudah"
Telepon singkat dari sepupu Bapak saya yang baru pulang dari Jayapura langsung membuat saya otomatis terbangun. Dalam waktu 5 menit pun langsung sigap memasukkan satu stel baju ke dalam tas dan dalam waktu 5 menit pun sebuah mobil hitam sampai di depan rumah di kilo 10, kota Sorong, Papua Barat.
Pukul 22.30 mobil pun begerak menembus dan membelah pekatnya jalanan di kabupaten Sorong menuju kota Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan. Lantunan lagu dari Noah menemani sepanjang perjalanan. Sungguh, kalau boleh memilih lagu sendiri saya akan meminta lagunya Bon Jovi "It's My Life" untuk menemani perjalanan 3 jam menuju Teminabuan. Hehehe.
"Halo, mbak, om sudah di kota nih, kalau mau ikut ke temi ayo sudah"
Telepon singkat dari sepupu Bapak saya yang baru pulang dari Jayapura langsung membuat saya otomatis terbangun. Dalam waktu 5 menit pun langsung sigap memasukkan satu stel baju ke dalam tas dan dalam waktu 5 menit pun sebuah mobil hitam sampai di depan rumah di kilo 10, kota Sorong, Papua Barat.
Pukul 22.30 mobil pun begerak menembus dan membelah pekatnya jalanan di kabupaten Sorong menuju kota Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan. Lantunan lagu dari Noah menemani sepanjang perjalanan. Sungguh, kalau boleh memilih lagu sendiri saya akan meminta lagunya Bon Jovi "It's My Life" untuk menemani perjalanan 3 jam menuju Teminabuan. Hehehe.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Sebagai salah satu kota penyangga ibukota Jakarta, Bogor punya banyak destinasi wisata yang menarik dan masih tersembunyi. Jaraknya yang han...
-
Martapura, Kalimantan Selatan sudah terkenal se antero Nusantara sebagai tempat penghasil intan permata berkualitas wahid di dunia. Meski ad...
-
Saat ini banyak bermunculan berbagai macam destinasi wisata di daerah, terutama yang mengusung tema tempat instagramable alias bagus buat fo...