Showing posts with label cerita. Show all posts
Showing posts with label cerita. Show all posts

Wednesday, September 6, 2017

SA TRA TAU, TRA PAKE SPASI

Jayapura, Papua

Meski saya sudah tinggal di kota Sorong, jauh sebelum Papua mekar jadi 2 Provinsi, bahkan dulu masih memakai nama provinsi Irian Jaya, namun saya belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di wilayah lain Papua selain kota Sorong. Yeah! 15 tahun saya cuma nangkring dan guling-guling di jalanan kota Sorong saja euy. *entah harus sedih atau senang*. Makanya saat diberi tugas untuk meliput di kota ini, saya cuma bisa cengar-cengir kesenangan sambil berusaha menahan hasrat pengen guling-guling di lantai kantor. Hehehehe.

Perjalanan Jakarta - Jayapura dengan total 5 jam perjalanan pun nyaris tidak berasa. Yaiyalah. Sepanjang perjalanan di dalam pesawat saya tertidur pulas karena itu merupakan penerbangan malam. Wkwkwkwk. Sekitar jam 10 pagi waktu setempat di Jayapura, saya pun mendarat di bandara Sentani. Yoo Hoo.  Satu lagi provinsi yang telah saya pijaki di Nusantara ini. *coret daftar list provinsi yang harus didatangi*

Namanya jurnalis, begitu sampai di suatu kota itu bukannya mencari makan atau penginapan, tapi langsung menuju tempat liputan dan bertemu dengan narasumber. Foto di bandara Sentani aja tidak sempat euy. *garuk-garuk tembok bandara*. Saya?! Cukup nikmati saja setiap jengkal pemandangan terlewati di depan mata. Tidak semua orang bisa kesini, jadi bersyukur sajalah atas apa yang telah diberikan.


Wednesday, August 23, 2017

BALADA FREELANCER

Sejak memutuskan resign dan jadi freelancer itu rasanya hidup luntang-lantung banget. Dengan modal hape dan laptop, lalu kehabisan kuota internet, alhasil menyambangi cafe atau coffee shop yang punya wifi kencang demi bisa berselancar manja di dunia maya. *fakir wifi* Padahal mah kalau dihitung-hitung uang yang keluar buat jajan di cafe demi wifi gratis ama beli kuota mah banyakan jajan nya lho.. *bilang aja mau nongkrong di cafe biar dikata anak kekinian* hahahaha.
ceritanya lagi pura-pura kerja di cafe lalu lebih banyak nongkrong dan ngopi
Trus kalau nongkrong di cafe tuh ya bawaannya laperan dan baperan. Laperan  karena tidak mungkin kan ya situ nongkrong di cafe cuma mesan air mineral aja kan? Pasti mesan menu itu dan ini buat teman camilan. Lalu baper? Yaiyalah.. yang datang ke cafe mah biasanya kalau gak se geng ya sama pasangan dong. Jomblo macam saya mah cuma bisa gigit camilan kalau liat ada yang PDA di sekitarnya. *sambit pakai gelas kopi*

Cuma beberapa bulan terakhir ini aktivitas freelancer saya sangat terganggu dengan rusaknya separuh nyawa saya setelah kamera yaitu Laptop. Kebakar akibat konslet listrik yang terjadi 3 kali dalam sehari. Syedihnya itu sama dengan ditinggal pesawat pas mau ngetrip kk.. Sakitnya tuh disini.. *tunjuk isi dompet* Akhirnya aktivitas saya lebih parah luntang-lantungnya daripada sebelumnya. Setiap kali terima kerjaan, pasti buru-buru nyari warung internet. Lalu buat ngakalin biar tidak sering ke warnet saya sering juga nebeng sekalian menginap di rumah saudara sepupu saya yang punya komputer.

Wednesday, December 28, 2016

2017 WISHLIST

Dengan berakhirnya tahun 2016, berakhir pula kerjaan saya sebagai video journalist di salah satu media nasional di Jakarta. Banyak suka duka selama lima setengah tahun bekerja disana, termasuk kesempatan traveling, baik karena tugas negara maupun jalan sendiri telah dilakukan sepanjang tahun 2016. Review perjalanan tahun 2016? Ahh sudah biasa. Kali ini saya mau bikin wishlist saja buat tahun 2017. Siapa tahu hal itu bisa memacu saya untuk lebih sering menghabiskan waktu untuk hal-hal berguna bagi saya dan mudah-mudahan bagi orang-orang disekitar saya.

1. Traveling ke luar negeri dengan kedua Orangtua
Ini sebenarnya wishlist sejak 2 tahun lalu. Kala itu sepulang dari roadtrip Brunei – Malaysia, saya pulang kampung ke Pati dan bercerita kepada ibu tentang perjalanan selama di Brunei dan Malaysia yang harus melewati 8 kali imigrasi (baca disini).

Wednesday, October 19, 2016

PENGEN JALAN VS DUIT MEPET

"Kamu sering banget jalan-jalan ya, ndah.. duitnya gak abis-abis ya?!"

Kalimat itu sering banget saya dengar tiap kali ada teman yang saya beritahu akan pergi ke suatu tempat. Bahkan ada beberapa teman yang bilang duit saya tidak ada serinya, nyetak duit sendiri sampai punya peliharaan tuyul?! *evil smirk* Bwahahahahaha.

Kata siapa duit saya banyak?! Mau bukti? Nih saya kasih lihat buku tabungan saya bulan ini nih. Kalau gak percaya sama buku tabungan yang katanya "ahh itu kan print-an beberapa hari yang lalu, siapa tahu hari ini kamu ada transferan gede". Aelah. Nih atm saya sama no pin nya, cek sana kalau gak percaya. *manyun*

Wednesday, August 31, 2016

(NYARIS) MAKAN SEI DI KUPANG

Perasaan sih masih belum sempat minta day off usai tugas negara dari Bali, tiba-tiba list tugas negara keluar kota mendadak datang kembali seminggu setelahnya. *bos..bos.. saya lelah bos*. Permintaan untuk tugas negara di areal Jabodetabek pun ditolak dengan alasan  "ada yang baru pertama kali liputan project ini, ndah, jadi dia yang di Jabodetabek dulu ya, kamu yang jauhan aja". Beuh. Tahun lalu saya minta yang jauhan, di Sulawesi atau Papua gitu ditolak, suruh yang deketan. *ehh Sumatera deketlah sama pulau Jawa lah ya* Hehehehe. Dan jadilah saya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sebenarnya ini bukan kali pertama kali saya ke NTT. Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengunjungi provinsi ini lewat pulau Sumba. (cerita tentang Sumba silakan dibaca disini). Namun memang ini pertama kalinya saya mengunjungi Kupang ya sudahlah ya, nikmati sajalah. Bersama dengan Aci si team leader dan Amin si fotographer, saya pun berangkat menuju Kupang dengan penerbangan paling pagi, pukul 03.30. *Ngantuks sangats kk, belum tidur dari kemarin*

Wednesday, August 3, 2016

HURU HARA TUGAS NEGARA KE PALANGKARAYA

Hari itu saya sedang radang tenggorokan dan flu berat, namun tugas negara (begitu saya sering menyebutnya) a.k.a liputan luar kota yang datang berbarengan membuat saya harus tetap berangkat dengan kondisi sakit seperti itu karena tidak ada pengganti. Maklum, keterbatasan orang membuat semua Video Journalist (VJ) dan bahkan beberapa produser akhirnya harus turun ke lapangan untuk liputan. Meski sedang sakit, namun saya tetap bersemangat karena narasumber yang akan saya temui bergerak di bidang yang saya sukai yaitu Seni dan Budaya.

Keberangkatan ke Pontianak ini ternyata harus dimulai dengan huru-hara telat check-in! Karena kepala dan badan yang luar biasa meriang dan terasa remuk redam, saya salah lihat jam. Saya pikir saya sedang berangkat ke Bandara pukul 03.30 pagi sehingga saya berpikir masih banyak waktu untuk penerbangan pukul 06.15. Ternyata, saya berangkat pukul 04.30 dan baru sampai di bandara 05.50, tepat 25 menit sebelum boarding. *FYI, selama di dalam damri menuju ke Bandara saya tertidur dan baru sadar kesalahan melihat jam begitu bangun dan melihat jam*. Akibatnya saya ditolak check in karena sudah tutup 5 menit yang lalu. Huah! *nangis di depan counter check in*.

Wednesday, March 30, 2016

RANDOM FACE

Setiap saya ditanya oleh teman ataupun orang yang baru kenal, saya berasal dari mana, saya selalu jawab Indonesia. Mereka pun pada protes dan berkata “Yaiyalah, maksud saya tuh dari suku mana?” dan saya pun tetap menjawab Indonesia sambil cengar-cengir melihat wajah teman yang manyun. Akhirnya pun saya menjelaskan “Bapak saya Jawa Tengah, ibu Saya Maluku Sulawesi Tenggara, saya sendiri lahir di Pati, Jawa Tengah tapi besar di kota Sorong, Papua Barat. Jadi kalau menurut kamu, saya orang apa?!” Dan akhirnya mereka pun setuju kalau saya orang Indonesia. Hahaha.
Keluarga saya, minus Alm. adik, Adi Wiratomo
Lahir dari orang tua lintas suku membuat wajah saya memang agak random gimana gitu. Sewaktu saya tinggal di Sorong, saya sering disebut sebagai orang Jawa. Meski saya sering ngotot kalau saya lebih suka disebut orang Maluku atau Sulawesi. Maklum, sewaktu kecil Bapak adalah seorang pelaut yang jarang di rumah. Jadi, saya jadi lebih dekat sama ibu dan tante saya yang Maluku Sulawesi Tenggara ini. Tapi tiap kali saya bilang ada keturunan Maluku, mereka selalu nyeletuk “Kok muka kamu gak kayak orang Ambon ya?!” Yaiyalah, Ibu saya Malukunya bukan dari Ambon, tapi dari pulau Banda Neira yang memiliki gen sedikit berbeda dengan orang Ambon.

Wednesday, December 23, 2015

IRONI DI BATAS SENJA

Entah berapa folder foto yang saat ini saya miliki pasti hampir semuanya berisi foto berwarna jingga dari turun atau terbitnya sang surya. Entah berapa puluh angle yang saya gunakan demi hasil foto sunset dan sunrise yang lain dari biasanya, bukan hanya sekedar bulatan berwarna jingga di batas horison.

Hingga suatu ketika, saya terduduk diam di sudut pantai pulau Air, Kepulauan Seribu. Menggenggam kamera di pangkauan sambil menatap mentari yang perlahan turun ke peraduan. Saya benar-benar tidak mempedulikan teriakan teman-teman saya saat itu yang berkata "Endah, foto! Sunsetnya lagi keren tuh". Entah mengapa, Saat itu saya sedang berada di titik jenuh. Saya tak mau lagi merekam gambar lewat mata kamera. Saya hanya ingin merekam warna sang senja kali ini lewat mata dan hati saya.

Wednesday, September 30, 2015

NUMPANG TRANSIT DI BENGKULU

"Bandara Jambi masih tutup (karena kabut asap), kita harus lewat kota lain, Bagaimana kalau kita lewat Bengkulu saja?"
"Bengkulu lagi" Serempak saya, fotografer dan penulis berucap demikian. Harap maklum, 2 hari yang lalu usai menuntaskan dinas luar kota di Sumatera Barat, narasumber terakhir di Bengkulu mendadak membatalkan janji saat kendaraan kami baru memasuki perbatasan Sumatera Barat - Bengkulu. Alhasil, sore itu juga kami langsung pulang ke Jakarta. Hari ini, kami menuju Bengkulu kembali dengan gerutuan "Kenapa waktu itu kita harus balik ke Jakarta sih kalau bakal balik lagi ke Bengkulu?"

Bengkulu, kota sekaligus nama salah satu dari 10 provinsi yang ada di Sumatera. Saya tak banyak menggali info tentang kota ini karena hanya sekedar numpang lewat di kota ini. Saya hanya tahu di kota ini ada Benteng Marlborough, lewat hasil postingan teman di laman facebooknya. Saat beberapa kawan mengetahui bahwa saya akan menuju ke Bengkulu, mereka hanya saling pandang, "Di Bengkulu ada apa ya?". Saya cuma menaikkan bahu tanda ketidak tahuan. "Saya cuma tahu ada benteng dan pantai disana".

Wednesday, September 2, 2015

PLAYLIST MELINTASI JALUR LINTAS SUMATERA

I just wanna feel real love, feel the home that i live in. 
Not sure I understand, this roads I've been giving. 
(Robbie William - Feel)

Lagunya feel dari robbie williams adalah salah satu lagu di playlist yang mengiringi perjalanan dinas kali ini. Sejak mendarat di bandara Minangkabau, kemudian menuju ke Bukittinggi dan saat ini kendaraan baru saja keluar dari wilayah Muaro Bungo, Jambi.
Danau Singkarak yang diselimuti kabut asap
September 2015
Perjalanan dinas luar kota kali ini sebenarnya saya ingin memilih kota di Sulawesi atau Maluku. Tapi takdir Yang Mahakuasa menggariskan saya harus dinas ke Sumatera. Tidak tanggung-tanggung, 3 provinsi yang belum pernah saya datangi menjadi agenda dalam dinas kali ini yaitu Sumatera Barat, Bengkulu dan Jambi. Maka, nikmat Allah manalagi yang kau dustakan?! ;)

Wednesday, July 1, 2015

JURNALIS DAN LIBURAN

Profesi Jurnalis saat ini termasuk salah satu profesi incaran banyak orang karena iming-iming traveling gratis atau dibayarin kantor yang selalu menjadi motivasi utama. Saya sendiri meski saat ini bekerja sebagai Video Jurnalis  di salah satu media nasional, sebenarnya pada awalnya tidak pernah membayangkan akan benar-benar menjadi jurnalis, meski saya lulusan Jurnalistik. Maklum, sejak awal saya melihat profesi jurnalis adalah profesi orang cerdas nan serius bin susah, yang notabene bukan saya banget yang pelupa tingkat dewa, suka becanda dan malas melakukan hal-hal susah. Namun, suratan takdir Allah SWT ternyata menggariskan bahwa saya harus jadi jurnalis dan kini, ini adalah profesi yang telah saya geluti sejak tahun 2009.  *lama juga yaa.. *

Awal jadi jurnalis, saya tidak membayangkan akan bisa pergi keluar kota. Betapa tidak, mengerjakan liputan dalam kota saja bisa kelar jam 2 atau jam 3 pagi setiap hari,plus pakai acara deraian air mata dan keringat plus emosi tingkat dewa kalau harus ngotot-ngototan sama editor dan redaktur,  mana sempat mau kepikiran keluar kota. Mau ngambil cuti?? Minta pengganti libur saja mesti pakai acara debat dulu sama boss yang hasilnya lebih banyak kalah debat.

Wednesday, May 20, 2015

BERSYUKUR ITU WAJIB

26 Januari 2011, Hotel Fortuna, Surabaya, Jawa Timur

Tadi pagi bangun jam 04.30. males-malesan bangun dan langsung mandi. Dingin !!! Setelah bersiap-siap dan beres-beres (tentunya setelah sholat subuh), jam 05.30 berangkat menuju Pasar Minggu. Rencananya mau naik damri menuju bandara. Memang sih pesawat saya boarding jam 08.40, tapi namanya bandara jauh, mendingan kecepatan datang daripada telat. Memangnya pesawat mau menunggu saya, begitu?! hehehe..

Lagipula kalau masih banyak waktu saya bisa melanjutkan tidur lagi di ruang tunggu bandara. Hahay. Pas nyampe di Pasar Minggu kebetulan sudah ada damri yang mau jalan jadi tidak perlu menunggu lama deh. Berangkat menuju bandara.. Ongkosnya Rp.20.000. Perasaan terakhir kali ke bandara September 2010 kemaren ongkos damri Rp. 30.000 deh.. Ya sudahlah, Tidak apa-apa. Itu artinya jatah makan saya bisa bertambah. Hahaha... *tertawa senang*

Wednesday, February 18, 2015

ADA CENGKEH LAUT DI PISANG

Para pembaca yang budiman, judul artikel kali ini tidak ada sangkut pautnya dengan kuliner ya.
Salah satu kebun cengkeh di pulau Pisang
Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi salah satu pulau di wilayah provinsi Lampung, yaitu pulau Pisang. Pulau pisang masuk dalam wilayah kabupaten hasil pemekaran yaitu Pesisir Barat.

Baca Juga : Sebuah Cerita dari Sepenggal Surga di Pesisir Barat

Di pulau ini, saya berkesempatan untuk tinggal dan mendengarkan cerita dari salah satu penduduk disana. Pak Tuzakki adalah salah satu petani cengkeh di pulau ini, dengan luas kebun setengah hektar, Ia memiliki 400 batang cengkeh berumur antara 5 hingga 10 tahun.
Mendengarkan cerita Pak Tuzakki sambil memetik cengkeh
Ia berkisah, tanaman cengkeh di pulau ini mulai dibudidayakan sejak 15 tahun silam. Namun saat itu jumlahnya belum seberapa. Bibit tanaman di pulau ini kemungkinan berasal dari Bengkulu atau Padang "Karena dulu penduduk sini banyak yang berasal dari Padang sepertinya" ujar pak Tuzakki sambil memisahkan tangkai dan cengkeh di halaman belakang kiosnya bersama seorang temannya.

Sore ini pak Tuzakki membawa hampir 2 kilo cengkeh yang berasal dari satu pohon. "Hari ini tidak bisa memetik banyak karena hujan terus dari tadi pagi. Saya hanya sempat panen dari beberapa pohon saja, sudah terlanjur basah kuyup dan kedinginan karena kehujanan ya.. saya pulang saja" sambil tersenyum.

Popular Posts