Showing posts with label Jurnalis. Show all posts
Showing posts with label Jurnalis. Show all posts

Wednesday, October 7, 2015

DUDUK DIAM DI JAM GADANG, BUKITTINGGI

Saya: Wahh.. kita dinas ke Sumatera Barat. Wajib ambil gambar ikon Sumbar nih. yuks ke Jam Gadang..
Teman : Jauh Endah.. itu letaknya 4 jam dari Padang..
Saya: ohh kalau begitu Istana Pagaruyung aja yukss...
Teman : itu juga jauh Endah.. dua-duanya adanya di Bukittinggi sanaaaa..
Saya : ohhh hahahhaha.. gak tau saya.. *ketawa garing*
Sekelumit obrolan itu menjadi awal perjalanan saya ke wilayah Sumatera Barat. Buat yang mengira seorang jurnalis seperti saya akan tahu segalanya, itu tidak berlaku bagi saya, terutama kalau saya belum pernah mengunjungi daerah tersebut. Sampai saya menjejakkan kaki di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, saya tidak tahu kalau ikon Sumatera Barat, Jam Gadang dan Istana Pagaruyung ternyata bukan di ibukota Sumatera Barat, Padang, tapi terletak di Bukittinggi, kabupaten yang letaknya 4 jam dari Padang. *toyor-toyorin kepala sendiri*

Wednesday, September 30, 2015

NUMPANG TRANSIT DI BENGKULU

"Bandara Jambi masih tutup (karena kabut asap), kita harus lewat kota lain, Bagaimana kalau kita lewat Bengkulu saja?"
"Bengkulu lagi" Serempak saya, fotografer dan penulis berucap demikian. Harap maklum, 2 hari yang lalu usai menuntaskan dinas luar kota di Sumatera Barat, narasumber terakhir di Bengkulu mendadak membatalkan janji saat kendaraan kami baru memasuki perbatasan Sumatera Barat - Bengkulu. Alhasil, sore itu juga kami langsung pulang ke Jakarta. Hari ini, kami menuju Bengkulu kembali dengan gerutuan "Kenapa waktu itu kita harus balik ke Jakarta sih kalau bakal balik lagi ke Bengkulu?"

Bengkulu, kota sekaligus nama salah satu dari 10 provinsi yang ada di Sumatera. Saya tak banyak menggali info tentang kota ini karena hanya sekedar numpang lewat di kota ini. Saya hanya tahu di kota ini ada Benteng Marlborough, lewat hasil postingan teman di laman facebooknya. Saat beberapa kawan mengetahui bahwa saya akan menuju ke Bengkulu, mereka hanya saling pandang, "Di Bengkulu ada apa ya?". Saya cuma menaikkan bahu tanda ketidak tahuan. "Saya cuma tahu ada benteng dan pantai disana".

Wednesday, September 16, 2015

SELIMUT KABUT JAMBI

Sudah hampir 2 bulan lebih bencana kabut asap menerpa pulau Sumatera dan Kalimatan. Sudah berbagai upaya sedang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Namun, sepertinya memang butuh waktu lebih lama untuk mengatasi kabut asap tahun ini.

Awal September ini, saya berkesempatan menembus pekatnya kabut asap di kota Jambi. Untuk sampai di kota ini, saya harus menempuh jalur darat selama 12 jam dari Bengkulu karena pesawat tidak ada yang bisa mendarat di bandara Sultan Thaha, Jambi. Pilihan lain, 7 jam dari Palembang dimana saat itu status penerbangan masih 50% bisa berangkat atau cancel, 12 jam dari kota Padang dengan status 100% aman dan Batam 5 jam dengan status 50% bisa berangkat atau cancel pula.

Satu-satunya pesawat yang berhasil mendarat hari itu (tanggal 10 September 2015) hanyalah 3 pesawat Hercules tipe C-130 milik TNI-AU. Padahal hari itu jarak pandang di Jambi hanya 300 meter. Aturan penerbangan sipil mengharuskan jarak pandang 1200 meter untuk bisa melakukan pendaratan dan take off dengan aman.

Saya memang cuma 24 jam berada di kota ini. Namun saya merasakan betapa perih dan sakitnya menghirup kabut asap ini. Hanya 10 menit di luar ruangan atau di luar mobil sudah membuat saya terbatuk-batuk, padahal saya sedang memakai buff/masker. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang di kota ini, dan kota-kota lainnya yang tertutup asap bisa beraktifitas sehari-hari dengan nyaman. Hanya bisa berdoa, semoga hujan bisa segera turun dan menghapus selimut kabut asap disini dan di kota-kota lainnya yang sedang tertutup kabut asap. Amin!!! (EKW)

Wednesday, September 9, 2015

SINGKARAK TERKEPUNG ASAP!

Suatu hari saya pernah menerima telepon dari teman dengan nada yang terdengar panik dan khawatir

Teman: Halo, endah, apa kabar orang tua kamu disana??? *terdengar panik*
Saya : baik-baik saja *dengan nada datar*
Teman : Serius nih orang tua kamu baik-baik saja disana?? Kapan kamu terakhir kali telepon mereka??
Saya : iya, mereka baik-baik saja. Saya ngobrol sama mereka 2 hari yang lalu. *mulai bingung sama teman yang terdengar seriusan panik*
Teman : Kok kamu bisa tenang-tenang saja sih?? Tuh di berita baru saja ada kabar Solok lagi gempa tuh.. *nada ngomel2*
Saya: Ohh.. Trus, emangnya kenapa?? *kembali datar*
Teman : *terdiam sejenak beberapa detik* Eh Solok itu di Sumatera ya?! Orang tua kamu tinggalnya di Papua kan ya?! Apa nama kotanya?!
Saya : Sorong! *mulai ngakak*
Teman : *ikutan ketawa* pantesan kamu tenang-tenang saja jawabannya.. ternyata, saya salah tohh..

Bwahhahahhahaha.. jadi ketawa ngakak berdua di telepon.

Sekelumit pembicaraan beberapa tahun silam itu kembali teringat saat saya sedang dalam perjalanan melewati danau Singkarak dan memasuki wilayah kabupaten Solok.

Hari ini tanggal 6 september 2015, wabah kabut asap yang berasal dari provinsi Riau dan Sumatera Selatan sudah merambah ke provinsi bahkan negara lain, termasuk danau kedua terbesar di Sumatera setelah danau Toba, yaitu danau Singkarak. Secara teritori, danau seluas 107,8 kilometer persegi ini masuk dalam wilayah kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Danau Singkarak terletak di ketinggian 363,5 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman mencapai 268 meter. *Dalam juga ya danau ini*

Wednesday, September 2, 2015

PLAYLIST MELINTASI JALUR LINTAS SUMATERA

I just wanna feel real love, feel the home that i live in. 
Not sure I understand, this roads I've been giving. 
(Robbie William - Feel)

Lagunya feel dari robbie williams adalah salah satu lagu di playlist yang mengiringi perjalanan dinas kali ini. Sejak mendarat di bandara Minangkabau, kemudian menuju ke Bukittinggi dan saat ini kendaraan baru saja keluar dari wilayah Muaro Bungo, Jambi.
Danau Singkarak yang diselimuti kabut asap
September 2015
Perjalanan dinas luar kota kali ini sebenarnya saya ingin memilih kota di Sulawesi atau Maluku. Tapi takdir Yang Mahakuasa menggariskan saya harus dinas ke Sumatera. Tidak tanggung-tanggung, 3 provinsi yang belum pernah saya datangi menjadi agenda dalam dinas kali ini yaitu Sumatera Barat, Bengkulu dan Jambi. Maka, nikmat Allah manalagi yang kau dustakan?! ;)

Wednesday, July 1, 2015

JURNALIS DAN LIBURAN

Profesi Jurnalis saat ini termasuk salah satu profesi incaran banyak orang karena iming-iming traveling gratis atau dibayarin kantor yang selalu menjadi motivasi utama. Saya sendiri meski saat ini bekerja sebagai Video Jurnalis  di salah satu media nasional, sebenarnya pada awalnya tidak pernah membayangkan akan benar-benar menjadi jurnalis, meski saya lulusan Jurnalistik. Maklum, sejak awal saya melihat profesi jurnalis adalah profesi orang cerdas nan serius bin susah, yang notabene bukan saya banget yang pelupa tingkat dewa, suka becanda dan malas melakukan hal-hal susah. Namun, suratan takdir Allah SWT ternyata menggariskan bahwa saya harus jadi jurnalis dan kini, ini adalah profesi yang telah saya geluti sejak tahun 2009.  *lama juga yaa.. *

Awal jadi jurnalis, saya tidak membayangkan akan bisa pergi keluar kota. Betapa tidak, mengerjakan liputan dalam kota saja bisa kelar jam 2 atau jam 3 pagi setiap hari,plus pakai acara deraian air mata dan keringat plus emosi tingkat dewa kalau harus ngotot-ngototan sama editor dan redaktur,  mana sempat mau kepikiran keluar kota. Mau ngambil cuti?? Minta pengganti libur saja mesti pakai acara debat dulu sama boss yang hasilnya lebih banyak kalah debat.

Wednesday, May 27, 2015

MENYESAP NIKMATNYA PINDANG RUPIT KHAS LUBUK LINGGAU

Berkunjung ke suatu daerah untuk pertama kalinya seperti biasanya kuliner lokal selalu menjadi incaran utama. Begitu pula saat mendatangi kota Lubuk Linggau di Sumatera Selatan untuk dinas kantor. Di kota seluas 400an kilometer persegi ini sebenarnya saya mencicipi beberapa makanan, Beberapa teman biasanya menyebut pempek juga merupakan salah satu makanan khas kota ini. Hmm.. Kalau pempek sih di Jakarta juga ada. Masakan khas lainnya ada tidak?!
Pindang 
Tentu saja ada. Saya pun kemudian diperkenalkan dengan hidangan bernama Pindang Rupit. Hmm Seperti apa sih hidangan pindang khas daerah ini? Saya pun dibawa ke rumah makan di Jalan Lintas Tengah Linggau Bengkulu, tepatnya di samping kantor Bupati Lubuk Linggau. "Sebenernya hidangan ini khas daerah Musi Rawas, tapi saat ini daerah Musi Rawas sudah dilebur masuk ke dalam administratif kotamadya Lubuk Linggau" cerita Yosie Lukie Novita, pemilik Warung Nasi Yosi Pindang Rupit.

Wednesday, May 20, 2015

BERSYUKUR ITU WAJIB

26 Januari 2011, Hotel Fortuna, Surabaya, Jawa Timur

Tadi pagi bangun jam 04.30. males-malesan bangun dan langsung mandi. Dingin !!! Setelah bersiap-siap dan beres-beres (tentunya setelah sholat subuh), jam 05.30 berangkat menuju Pasar Minggu. Rencananya mau naik damri menuju bandara. Memang sih pesawat saya boarding jam 08.40, tapi namanya bandara jauh, mendingan kecepatan datang daripada telat. Memangnya pesawat mau menunggu saya, begitu?! hehehe..

Lagipula kalau masih banyak waktu saya bisa melanjutkan tidur lagi di ruang tunggu bandara. Hahay. Pas nyampe di Pasar Minggu kebetulan sudah ada damri yang mau jalan jadi tidak perlu menunggu lama deh. Berangkat menuju bandara.. Ongkosnya Rp.20.000. Perasaan terakhir kali ke bandara September 2010 kemaren ongkos damri Rp. 30.000 deh.. Ya sudahlah, Tidak apa-apa. Itu artinya jatah makan saya bisa bertambah. Hahaha... *tertawa senang*

Monday, January 12, 2015

BERMAIN AIR DI LUBUK LINGGAU


Kota Lubuk Linggau sebenarnya terletak di Sumatera Selatan. Namun akses menuju ke kota ini ternyata lebih cepat jika melalui Bengkulu daripada Palembang. Dari Palembang, kota Lubuk Linggau berjarak 314 kilometer dan jalan darat menuju kota ini mencapai 8 jam, sedangkan dari Bengkulu jalan darat ‘hanya’ menempuh sekitar 5 – 6 jam perjalanan.

Kota Lubuk Linggau ini dilewati oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Kelingi dan sungai Musi. Oleh karena itu kota ini memiliki beberapa wisata air. Saya berkesempatan mengunjungi dua wisata air yaitu air terjun Temam dan bendungan Watervang.

Monday, December 22, 2014

PEDAS DAN ASAM DI KULINER TOBASA, SUMATERA UTARA

Gerbang kabupaten Toba Samosir di Sumatera Utara
Saat akan ditugaskan pertengahan tahun 2013 untuk dinas kantor, hal pertama yang saya pikirkan saat mendengar kata Tobasa atau Toba Samosir adalah "Itu di sebelah mananya danau Toba ya? Di dalam pulau Samosir? Asyik!! saya bisa menyeberang naik kapal di danau Toba dong" sambil senyum-senyum senang. Dannn.. jawaban yang saya terima adalah: "Mau ngapain naik kapal?? Tobasa tuh di pinggiran danau, bukan di dalam pulau Samosir. Riset sana!!" *lagi keluar begonya saya* wkwkwkwk..

Sekilas mengenai Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu dari 9 kabupaten dan kotamadya yang mengelilingi Danau Toba di Sumatera Utara. Dari bandara Kuala Namu, Medan menuju ke Tobasa menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 6-7 jam. Kabupaten yang lebih terkenal dengan nama Tobasa ini memiliki keunikan pada arsitektur bangunan tradisionalnya yang masih dapat terlihat di beberapa tempat dimana salah satunya adalah Pasar Balige dan kantor Dinas Pariwisata yang terletak di tengah kota.

Wednesday, October 15, 2014

HISTERIS DI KONSER THROUGH THE NEVER METALLICA


PS. Semua gambar diambil dengan kamera saku Canon Powershot A800 (bukan iklan dan promosi ya)

Saat diberitahu oleh teman se team, Alfan Noviar, bahwa Metallica akan konser  di Jakarta dan kita harus mencari dan menghubungi promotornya untuk liputan, saya hanya mengiyakan saja. Jujur meski saya suka Metallica, namun saya tidak tertarik dengan acara konser. Gabungan tempat gelap, suara music menggema dimana-mana dan ratusan ribu orang di satu tempat adalah beberapa hal yang tidak saya sukai sekaligus. Saya lebih suka menikmati lagu di kamar dengan menggunakan headset sambil berdendang sendirian.

Tuesday, February 25, 2014

KULINER SINGKAWANG RASA TIONGHOA YANG HALAL

Singkawang, Kalimantan Barat

Kota ini terkenal sebagai kota 1000 Kelenteng dan juga kota amoy karena banyaknya etnis china yang bermukim disini. Selain sibuk keliling-keliling di kota ini, saya dan kawan-kawan juga berkesempatan mencicipi berbagai menu khas kota Singkawang.

Monday, December 9, 2013

(FOTO) MERIAHNYA BONTANG CITY CARNIVAL

Dengan waktu yang padat dan sesingkat mungkin, saya ditugaskan untuk meliput acara ulang tahun kota Bontang yang ke 14, hanya dalam waktu 3 hari 2 malam, terhitung mulai dari keberangkatan di kota Jakarta.  Jadi, waktu efektif berada di kota Bontang hanya 2 hari 2 malam.

Di hari minggu,13 Oktober 2013,  puncak acara ulang tahun kota Bontang diisi dengan acara Bontang City Carnival. Ini merupakan acara pawai kostum dan kendaraan. Dan inilah kemeriahan dari para peserta Bontang City Carnival, yang banyak mengambil tema bunga dan tumbuhan lainnya. (EKW)

Persiapan sebelum acara dimulai.. 



Friday, December 6, 2013

KAOS DAN JEANS DI BUMI SERAMBI MEKAH

Pertama kali mendapat kabar dari produser bahwa saya akan ditugaskan untuk meliput ke daerah Aceh, saya langsung panik tingkat dewa. Betapa tidak, meskipun saya seorang muslimah yang berkerudung, namun saya masih terkategorikan jilbaber metal. Masih lebih suka pakai celana jeans dan sepatu kets serta beberapa tabiat saya yang lebih mendekati sosok cowok daripada cewek *setidaknya begitulah kata orang-orang disekitar saya*. Namun sebagai jurnalis yang baik *halah.. lebay tingkat dewa nih* saya mengiyakan tugas kantor tersebut. 

Pada hari Rabu, 11 September 2013, saya sudah duduk dengan manis di bandara Soekarno Hatta, namun tetap dengan penampilan sehari-hari saya, kaos oblong, celana jeans dan sepatu kets. Sebenarnya teman kantor saya, Yuli Dwi, sudah menawari saya untuk meminjamkan beberapa roknya. Namun berhubung pekerjaan kali ini saya harus memanggul kamera dan tripod sendirian, saya pun menolak dan memilih untuk tetap memakai celana kebangsaan saya itu. Tapi tetap saya mempersiapkan sarung dan pashmina untuk dipakai untuk menyamarkan celana jeans saya. 

Wednesday, April 6, 2011

CANDI KIDAL: AWAL MULA KERAJAAN SINGOSARI

Sewaktu liputan ke Malang, Jawa Timur, selain candi Jago, saya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisat candi di Malang lainnnya yang berada di wilayah Tumpang yaitu candi Kidal. Sama seperti candi Jago, plang nama Candi Kidal ini juga tidak sengaja saya lihat sewaktu akan mendaki ke gunung Semeru. Kebetulan plang namanya ada di dekat pertigaan setelah pasar Tumpang.

Baca juga : Jejak Hindu-Budha di Candi Jago

Dari candi Jago, candi Kidal berjarak sekitar 7 km. Sepertinya sih dari pasar Tumpang tidak ada angkutan umum ke candi ini, tapi kalian bisa naik ojek dengan bayaran sekitar Rp. 15.000 (kalau tidak salah bisa ditawar deh). 
candi kidal, tempat wisata di malang, candi di jawa timur
salah satu wisata candi di Malang, candi Kidal

Popular Posts