Gaungkan Informasi Positif Soal Edukasi dan Penanganan Kusta

Kusta merupakan penyakit yang menular yang jika tidak ditangani dengan cepat akan berakibat fatal. Tapi dengan penanganan yang tepat, OYPMK bisa sembuh dari penyakit kusta. Bahkan sudah tidak menular ketika sudah mengkonsumsi obat dari dokter.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, NLR Indonesia mengadakan kegiatan roadshow yang diselenggarakan di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini melibatkan Babinsa dan PKK untuk menambah informasi dan meningkatkan kesadaran tentang kusta di kalangan jaringan dan masyarakat umum.

Penyakit-kusta

Pada hari Rabu, 14 Juni 2023 Ruang Publik KBR mengadakan talkshow bersama Kapten Inf. Shokib Setiadi, Pasiter Kodim 0712/Tegal dan Elly Novita, S.KM, MM, Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kabupaten Tegal untuk membahas soal "Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK" dan juga kesuksesan acara roadshow tersebut.

Acara talkshow dan roadshow ini diharapkan akan mampu membuka ruang berbagi seputar informasi dan kesadaran kepada masyarakat mengenai kusta dan bahayanya. 

Apa itu Kusta?

Penyakit kusta atau yang dikenal sebagai penyakit Hansen adalah sebuah infeksi bakteri yang memengaruhi sistem saraf, kulit, hidung, dan mata. Dengan adanya perawatan dini pada penderita kusta, maka bisa mencegah terjadinya kerusakan permanen. Penyakit kusta atau lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Bakteri ini tumbuh lambat dan tidak mudah menyebar.

Pada awalnya gejala yang muncul mungkin tampak tidak jelas. Bahkan pada beberapa kasus, gejalanya baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20-30 tahun. Beberapa gejala kusta yang bisa dirasakan penderitanya, antara lain :

  • Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit.
  • Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit.
  • Kulit tidak berkeringat (anhidrosis).
  • Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
  • Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
  • Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan.
  • Mata menjadi kering dan jarang mengedip.
  • Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung.
Saat ini, kasus baru penyakit kusta di Indonesia berada dalam keadaan stagnan selama 10 tahun terakhir dengan jumlah mencapai 18.000 kasus. Pada tahun 2017, angka disabilitas akibat kusta pun masih mencapai 6,6 orang per 1.000.000 penduduk. 

Padahal pemerintah punya target angka disabilitas kusta harus kurang dari 1 orang per 1.000.000 penduduk. Ini menunjukkan masih adanya masalah dalam penanganan kusta di Indonesia. 

Edukasi Penanganan Kusta

Terkait sosialisasi dan edukasi, masih banyak orang tidak paham mengenai apa itu kusta dan apa dampaknya jika penyakit ini tidak ditangani dengan benar. Stigma negatif kusta yang masih menempel sebagai penyakit kutukan dan turunan pun masih menjadi poin paling krusial untuk dihadapi. “Informasi negatif lebih cepat diterima daripada informasi positif, ini menjadi kendala dalam melakukan edukasi kepada masyarakat,” ujar Elly.

Itu sebabnya edukasi untuk penanganan kusta masih terus digalakkan. Babinsa dan PKK pun memiliki peranan penting dalam memberikan pendampingan kepada petugas kesehatan dan masyarakat dalam penanganan kusta. 
Talkshow Ruang Publik KBR

Babinsa dan PKK adalah pihak yang sering dan bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mereka pun melaksanakan kegiatan sosialisasi di berbagai tingkatan, termasuk di koramil-koramil sampai tingkat RT/RW dan bekerja sama dengan petugas kesehatan dari Puskesmas setempat.

Babinsa juga berkoodinasi dengan tenaga kesehatan daerah, relawan kesehatan, kader-kader kesehatan dan Dinas Kesehatan Wilayah untuk mengedukasi penyakit kusta kepada masyarakat. Dengan begitu, diharapkan stigam negatif akan penyakit kusta bisa diminimalisir dan penyebaran penyakit kusta di Indonesia juga akan bisa diturunkan. Dengan begitu, target Indonesia bebas kusta pun akan bisa segera dicapai. (EKW)


Comments

Post a Comment