PESONA ALAM DAN EKSOTISME SUKU JAHAI DI ROYAL BELUM

Wilayah taman nasional merupakan salah satu wilayah yang susah-susah gampang untuk dimasuki. Jangan di negara lain, di negara sendiri pun tidak banyak yang bisa memasuki wilayah taman nasional, kecuali ikut open trip atau travel agent atau memang punya kenalan ranger, guide atau penduduk lokal di sekitar taman nasional.

Itu sebabnya saat ada kesempatan mengunjungi salah satu wilayah taman nasional di Malaysia tentu saja tidak saya lewatkan. Taman nasional yang akan saya kunjungi adalah Royal Belum, yang terletak di dekat bagian paling utara Malaysia, dekat dengan perbatasan Malaysia - Thailand. Royal Belum ini sebenarnya juga merupakan bagian dari Belum - Temenggor Forest Complex (BTFC) dimana sebagian areal BTFC ini juga termasuk kawasan hutan di Thailand.
Kawasan Royal Belum, di Perak, Malaysia
Oh ya, di Malaysia, Royal Belum ini sebenarnya masih belum secara resmi menjadi taman nasional. Areal Royal Belum disebut sebagai state park alias taman negara yang artinya pemerintah daerahnya (dalam hal ini negara bagian Perak) masih diizinkan untuk mengelola hutan untuk produksi dan masih terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun karena hutan Royal Belum merupakan salah satu dari hutan tertua di dunia, usianya mencapai 130 juta tahun, maka pemerintah Perak pun lebih mengembangkan Royal Belum sebagai tempat penelitian dan eco-tourism yang dikelola oleh beberapa tour agent resmi yang ditunjuk pemerintah.



Lewat kegiatan Blogger Trip Social Influencer Fest 2017, saya dan beberapa blogger dan social influencer dari berbagai negara berkesempatan mengunjungi dan menyusuri sedikit wilayah Royal Belum dengan menggunakan houseboat. Oh ya, Royal Belum ini juga terdapat kawasan militer Malaysia, jadi, ada beberapa tempat yang dimana kita tidak boleh memotret karena  hal tersebut.  Selain itu area di hutan ini hampir semuanya blank spot atau tidak ada sinyal sama sekali. Jadi mending pasang mode flight di hape biar tidak kehabisan batere.

Untuk menyusuri kawasan Royal Belum ini kami menggunakan houseboat yang memiliki luas 8 x 20 meter, cukup untuk menampung maksimal 30 orang dan 6 orang crew. Houseboat ini didesain setinggi 2 lantai dengan lantai dan dinding kayu. Ada 2 kamar mandi di dalam houseboat ini dimana salah satunya adalah toilet.
Houseboat menyusuri kawasan Royal Belum, Perak Malaysia
Membutuhkan waktu dua jam dari Jetty (dermaga) Pulau Banding menyusuri Tasik (danau) Temenggor menuju ke Kuala Sungai Tiang dan mulai memasuki kawasan di bagian utara Hutan Royal Belum. Tasik atau danau ini sebenarnya adalah danau buatan manusia terbesar kedua di semenanjung Malaysia yang dibuat pada 1975. Selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan lebatnya hutan nan hijau, gemericik air danau dan kicauan burung sepanjang perjalanan. Sesekali kita akan bertemu dengan beberapa kapal pemancing dan houseboat lain di sepanjang perjalanan.

Tujuan pertama yakni melihat lebih dekat kehidupan suku Jahai yaitu suku asli yang menghuni pedalaman hutan ini. Rambut keriting, kulit cokelat kehitaman, hidung pesek, dan mata biru. Itulah ciri fisik yang paling mencolok dari penduduk Suku Jahai, mirip dengan orang Papua.
Kampung Aman Damai suku Jahai di Royal Belum
Mereka dikelompokkan sebagai orang Semang atau orang Negrito. Katanya sih suku Jahai ini memiliki kesamaan DNA dengan penduduk asli Afrika, suku Aborigin di Australia, serta suku Andaman dan suku Aeta di Filipina.

Suku ini menempati beberapa kawasan Royal Belum di Grik, Perak, Malaysia. Total suku Jahai di kawasan Royal Belum mencapai 3.000 orang yang tersebar di 13 kampung. Salah satu kampung suku Jahai yang kami datangi adalah yang tinggal di sebuah pulau kecil bernama Kampung Aman Damai yang dihuni sekitar 105 orang yang menempati 17 rumah.

Kampung Aman Damai ini merupakan salah satu program pemerintah setempat untuk membuka lahan perkampungan bagi suku asli yang mendiami kawasan hutan lindung. Tujuannya agar penduduk nomaden ini tidak berpindah tempat lagi dengan membabat hutan lindung.
salah satu sudut kampung Aman Damai suku Jahai di Royal Belum
Perak, Malaysia
Penduduk suku Jahai disediakan rumah lengkap dengan listrik, fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus), serta lahan dan bibit untuk bercocok tanam. Biasanya pemerintah membagikan bibit pohon kelapa sawit, karet, dan tanaman kebun lainnya. Dengan adanya program ini, pemerintah kerajaan Malaysia bisa lebih mudah mengontrol keberadaan mereka dan bisa menyuplai kebutuhan mereka, mulai pendidikan, kesehatan, hingga fasilitas lainnya setiap bulan.

Begitu sampai di kampung Aman Damai, para tetua kampung menerima kami di sebuah aula atau rumah panggung yang disebut sebagai Rumah Sewang. Kata sewang diambil dari nama tarian tradisional suku ini. Tari Sewang biasanya juga dilakukan untuk menyambut pengunjung atau wisatawan seperti sebuah ucapan selamat datang. Tapi saat kami kesana tidak ada tarian selamat datang ini. Sepertinya tarian ini dipentaskan pada waktu tertentu saja.

Selain menjadi tempat berkumpul para tetua untuk bermusyawarah atau melakukan kegiatan lainnya, Rumah Sewang juga digunakan sebagai tempat diadakannya ritual pengobatan penduduk yang sakit, ritual penghormatan kepada penduduk yang meninggal dunia, dan ritual mengenang leluhur. Suku Jahai menganut paham Animisme.
Para pemuda suku Jahai di Royal Belum
Anak-anak suku Jahai di Royal Belum. Mirip orang Papua kan?!
Ngobrol bersama remaja suku Jahai di Royal Belum, Malaysia
Picture by Pakcik Dino
Saya dan beberapa teman lebih memilih untuk bercengkerama bersama remaja dan anak-anak suku Jahai. Namun agak sulit berinteraksi dengan mereka karena ternyata mereka punya bahasa sendiri, jadi hanya beberapa yang paham bahasa Melayu, itupun kosakatanya tidak terlalu banyak. Namun  mereka tetap senang diajak berbincang terutama dengan beberapa kawan dari Korea karena mereka takjub melihat kulit orang Korea yang putih bersih.

Selain menikmati canda tawa dengan penduduk suku Jahai, sore itu, saya dan beberapa teman mencoba menggunakan sumpit yang biasa digunakan untuk berburu. Sumpit ini terbuat dari bambu sepanjang 2 meter. Secara bergantian kami diajari untuk menembak sasaran sejauh kurang lebih 5 meter itu. 2 kali kesempatan yang saya dapatkan berhasil mengenai sasaran meski tidak tepat ditengahnya.
Belajar menyumpit dengan suku Jahai di Royal Belum
Keesokan harinya, saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa air terjun di kawasan Royal Belum. Untuk bisa mengunjungi air terjun ini, kami harus menggunakan speedboat kecil karena pinggiran danau menuju hutan merupakan area dangkal dan kecil yang tidak bisa dimasuki oleh houseboat. Oh ya, tiap houseboat dilengkapi dengan setidaknya 2 speedboat kecil untuk mengarungi pinggiran danau dan hutan Royal Belum.
Yang mau ke air terjun mana suaranyaaaa...
Picture by Pakcik Dino
Baca Juga : Basah Kering di Royal Belum

Air Terjun pertama yang saya kunjungi adalah air terjun sungai Kooi setinggi 30 meter. Untuk sampai ke air terjun ini kita harus memasuki sungai kecil dengan speedboat lalu berjalan menyusuri hutan yang cukup rimbun sekitar 30 menit.
Air terjun sungai Kooi di Royal Belum
Saya selalu senang masuk hutan dimanapun. Namun mengingat hutan Malaysia sama dengan hutan Indonesia yang merupakan hutan hujan tropis, saya khawatir sama 1 hal. Lintah ataupun pacet! Makanya saya tidak mau jauh-jauh dari guide biar ada yang menolong saya kalau ada lintah yang menempel di kaki. Saya geli banget soalnya sama hewan yang satu ini, mana berani menyentuhnya. Hiiii...

Debit airnya air terjun Sungai Kooi saat itu tidak terlalu besar. Namun, namanya juga ketemu air terjun, ya wajib basah-basahin dong dibawah guyuran airnya. Saya dan beberapa blogger lainnya asyik bercengkerama sekitar 30 menit dibawah guyuran air terjun yang dingin.
Air terjun sungai Kooi di Royal Belum
mari kita main air!! 
Usai dari air terjun sungai Kooi, separuh peserta menuju ke air terjun kedua yaitu air terjun Sungai Ruok. Kenapa tinggal setengah? Karena yang setengahnya lagi berpikir air terjun berikutnya bakal harus berjalan menembus hutan lagi jadi beberapa orang memilih kembali ke houseboat. Ternyata air terjun Sungai Ruok ini tidak seberapa jauh. Hanya sekitar 5-10 menit menyusuri tepian sungai dan hutan yang cukup terbuka dan tidak seberapa rimbun.

Debit air di air terjun sungai Ruok ini juga lebih besar, namun tidak setinggi air terjun sungai Kooi. Karena areal hutan yang terbuka, air terjun ini lebih banyak terkena sinar matahari sehingga airnya tidak sedingin air terjun sebelumnya. Jadinya malah lebih segar karena air sungainya terasa lebih hangat. Nyebur lagi? Ya iya lah. Kapan lagi bisa menceburkan diri di air terjun tengah hutan negara lain. Hehehe. Sebenarnya nih kalau dihitung dari sejak kita turun, ada sekitar 2 air terjun setinggi 3 sampai 5 meter.
Air terjun pertama di sungai Ruok, Roya Belum
Air terjun kedua di sungai Ruok, Royal Belum
Sebenarnya di atas air terjun kedua sungai Ruok ini ada sebuah air terjun lagi. Namun areal air terjun ketiga ini dipagari kawat berduri. Saat saya bertanya kenapa air terjun ini dipagari seperti itu, ternyata karena di tengah air terjun ini terdapat pasir hisap. Jadi demi keamanan para peserta tour air terjun ini ditutup. Padahal sungai di air terjun itu dipenuhi ikan lho. Jadi pengen nyebur lagi! Namun demi keamanan diri sendiri saya hanya berfoto saja di pinggiran sungainya. Pantas saja untuk ke air terjun ini, guide meminta kami untuk membawa serta pelampung. Padahal air terjun sebelumnya pelampung disimpan di speedboat saat kami akan turun.
air terjun ketiga di sungai Ruok yang banyak ikannya,
Royal Belum, Perak Malaysia
Dengan luas areal mencapai 117.500 hektar, masih banyak areal di Royal Belum yang masih bisa dijelajahi. Namun karena berfungsi sebagai hutan lindung, kawasan yang bisa dijelajahi pun terbatas. Namun buat yang ingin menikmatinya, bisa menghubungi beberapa operator lokal disana seperti Destination Perak dan Belum Outdoor Adventure.

Paket perjalanan wisata ke kawasan hutan hujan ini biasanya terdapat 2 jenis, yaitu paket 2 hari 1 malam dengan harga sekitar RM450 per paket. Ada juga paket 3 hari 2 malam dengan harga sekitar RM650 per paket. Semuanya paket termasuk asuransi perjalanan, makan 3 kali sehari, houseboat, guide dan tiket masuk.
Pesona alam di Royal Belum, Perak, Malaysia.
Oh ya, ada genset di houseboat namun terbatas. Pastikan membawa powerbank dan baterai cadangan buat semua peralatan eletronik, dan untuk handphone sebaiknya gunakan mode pesawat untuk menghemat baterai karena di Royal Belum blank spot alias tidak ada sinyal sama sekali! (EKW)

Comments

  1. Widiiih seru banget ini perjalanannya. Eh ternyata di Perak masih ada suku-suku adat terisolir gitu ya. Duh aku mah suka banget kalau ketemu roang-orang seperti mereka loh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga baru tahu soal suku ini pas diajak kesana sih. Kayaknya kalau di pedalaman Malaysia gitu masih banyak suku lainnya deh. Jadi pengen banyak eksplore deh

      Delete
  2. Indahnya... senangnya membaca blog adalah jadi banyak pengetahuan tentang banyak hal, seperti pesona alam royal belum ini.. jika tidak membaca blog ini saya tidak tahu ada nama daerah royal belum.. namanya juga unik jadi mudah diingat.. aarrhhhh jadi iri mau kesana jugaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuks mbak main kesana.. banyak tempat yang bisa dieksplore di Royal Belum. Saya aja pengen kesana lagi euy..

      Delete
  3. Pertama kali membaca tentang Suku jahai di blog ini. Kalau melihat senjata tradisional mereka yakni Sumpit bambu, mirip mirip dengan suku Dayak ya mbak.

    Dan sudah sering mendengar tentang Royal belum. Semoga suatu saat aku pun berkesempatan menginjak kaki di sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya pertama kali melihat mereka mirip banget sama orang Papua atau orang Nusa Tenggara, tapi kebudayaannya mirip Dayak. Unik lah pokoknya.

      Semoga mbak evi juga bisa kesana yaa. kujuga pengen balik kesana euy.

      Delete
  4. Foto terakhir itu paling indah. Ngebayangin suasananya yang sunyi dan udaranya yang sejuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mbak. Suasana di Royal Belum memang sunyi senyap euy. cocoklah kalau buat yang senang kesunyian.

      Delete
  5. wah seru juga yah jalan-jalan sambil mempelajari suku dan budaya orang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah saya dapat kesempatan untuk menyambangi negara tetangga dan sedikit mengulik budayanya.

      Delete
  6. Hampir sama dengan kita ya alamnya di sana. Mupeng ih mau juga ke sini hahaha makasih infonya mba jadi tahu sebelum pergi nanti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya memang mirip. berasa main ke Sumatera atau Kalimantan gitu deh.. apa pedalaman Papua deh. hehehe

      Delete
  7. Karena lokasinya lumayan jauh dari kota, maka penting banget untuk membawa powerbank dan baterai cadangan buat semua peralatan eletronik ya ka.. well note banget buat tips travelingnya.. Royal Belum ini tidak ada sinyal jadi handphone sebaiknya gunakan mode pesawat untuk menghemat baterai ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. sebenarnya di houseboat juga bisa ngecharge karena ada genset sih.. tapi ya terbatas gitu deh.

      Delete
  8. Seru banget ya pengalaman mengunjungi suku Jahai... ahhh aku pun tertarik melihatnya deh... apalagi lingkungannya masih alami dan budayanya menarik banget ya....

    Sehat sehat terus ya Kak, supaya bisa jalan jalan lagi... m


    Thanks for sharing

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. saya juga senang banget bisa mengunjungi mereka. ternyata masih banyak wilayah di negara tetangga yang belum kita ketahui yaa..

      Amin! Amin! Makasih doanya.. doa yang sama buat kamu juga ya. :)

      Delete
  9. Aku pun baru denger Suku Jahai di Royal Belum, Malaysia lho. Dan iya emang mirip banget sama warga Papua ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga waktu lihat suku ini juga sampai mikir, ini bagaimana ceritanya mereka bisa ada disitu. katanya memang sudah lama mereka berdiam disitu sih.

      Delete
  10. Kalo inget perjalanan ke Jahai ini yah, aku pengen minta file file foto ke pakcik itu huhuhu.
    Kuy lah kapan lagi kesana. Kangen uga sama orang orang Jahai.

    Tapi Royal belum ini seru banget yah., Apalagi yang drama mas candra ngambek sama adik lo itu wkwkkw.

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi mau ke Royal Belum lagi apa mau ke Indiahe nih??

      ehh dramak?? Dramak apaahh? kok akohhh tak tau?? apa gw lupa ya? hehehe

      Delete
  11. aku pikir orang malysia sama kayak kita gitu ras melayu aja yg ada kayak thai , ini ada suku jahai yg warna kulitnya mirip orang papua yah
    hutannya lebat banget keliatannya yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama.. kupikir juga begitu.. ternyata ada suku lain yang belum saya tahu di Malaysia euy..

      namanya juga cagar alam, ya gak boleh sembarang masuk sih jadinya masih asri dan lebat banget deh

      Delete
  12. Wahhh kira-kira kalau backpackeran kesini butuh budget berapa ya, apa ada perahu yang sengaja kesana mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau houseboat itu paketan 2 hari 1 malamnya sekitar 400-500 RM
      kalau yang 3 hari 2 malam sekitar 600-700 RM

      kalau dari KL sepertinya harus sewa mobil untuk bisa ke Dermaga Pulau Bandingnya deh. disana ada Royal Belum Ecoresort juga sih

      Delete
  13. Seru banget nih! Saya baru pertama kali tahu ada suku Jahai, lho. Keren banget bisa ke sini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, saya juga baru tahu soal suku Jahai ini pas datang kesini.

      Delete
  14. Aduh seger banget sih lihat air terjun nya, aku jadi pengen kesana, harus nabung dulu nih biar terwujud.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya air terjunnya seger banget euy.. karena dikelilingi hutan rimbun jadinya masih alami banget.

      Delete
  15. Nama daerahnya unik ya, Royal Belum, trus suku Jahai. Baru tahu saya. Ini nih serunya kalau blog walking, bisa dapat pengetahuan baru tentang banyak hal. Kapan ya saya bisa jalan-jalan ke Royal Belum ini juga? Itu loh, foto air terjunnya kayak manggil-manggil gitu... hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. Royal Belum memang menarik banget. banyak banget yang bisa dijelajahi disini, terutama suku Jahai itu lho. Yukks mbak kesana, saya juga pengen banget main kesana lagi euy.

      Delete
  16. Wuah beruntungnya bisa mengunjungi negeri sebrang. Tempatnya bagus banget kayanya tertata gitu ada air terjun juga. Pengalaman dan perjalanan yang seru nampaknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ini kawasan konservasi makanya masih alami banget dan peraturannya juga ketat. tapi jadi pengalaman yang seru bisa main kesini deh

      Delete
  17. Desanya bagus ya untuk di foto. Baru tau di negara seberang itu ada Suku tradisional yang masih kental adatnya, mirip seperti di Indonesia.

    Salam,
    Ogie

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. desanya meski kecil tapi sudut-sudut desanya eksotis banget buat difoto euy. para warga sukunya juga eksotis banget buat difoto. senang deh pokoknya bisa main kesana

      Delete
  18. Perjalanan yang sangat menarik sekali ini mba bisa berkunjung ke Royal Belum dan mengenal suku Jahai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ceu lis, Royal Belum seru banget untuk dijelajahi. sepertinya masih banyak areal tersembunyi disana yang seru untuk didatangi.

      Delete
  19. Wah blank spot malah bikin asyik jalan jalannya ya jadi tangan gak gatel aplot aplot ke sosmed.. fokus buat eksplor tempat indah itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. blank spotnya justru bikin senang ya mbak. jadi bisa fokus buat menikmati alam. benar-benar puasa teknologi nih disini. Merefresh badan jadinya.

      Delete
  20. Aku baru tahu ada yang namanya Suku Jahai di Malaysia yang memang mirip dengan saudara kita di Papua

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak. katanya sih DNA mereka sama dengan suku bangsa negrito di afrika sana sih..

      Delete
  21. Wah keren. Baru tau di malaysia juga ada orang seperti di papua

    ReplyDelete
  22. serunya bisa traveling ke alam terbuka. itu bawaannya pengen nyebur aja liat air terjun. mana airnya bersih lagi. btw, namanya lucu dah. Royal Belum. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya memang selalu suka kalau diajakin traveling ke alam. senang aja hitu lihat pohon, sungai, laut, pantai dan lain-lainya. hehe

      Delete
  23. Ternyata di daerah Melayu ada juga ya suku yang mirip dengan orang Afrika, keren banget pengalamannya Mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. kalau tidak diundang sama teman nih saya mungkin juga tidak bakal tahu soal suku Jahai ini.

      Delete
  24. seru bangetttt..., mudah2an kapan2 aku juga bisa main2 ke sana ya...

    ReplyDelete
  25. Aku pikir judul blognya ngegantung. Ternyata memang namanya rotal belum ya. Jehehe
    Alamnya masih asli banget ya mba. Indaaahhh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. anda orang kesekian yang berpikir seperti itu. hehehe..
      makanya harus banget main ke Royal Belum nih biar bisa tahu soal pesona alamnya.

      Delete
  26. Wah air terjunya mantep banget mbak,, masih lestari dan sejuk ya kalau dilihat :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak. soalnya hutan disana juga masih alami dan terjaga karena memang kawasan konservasi sih.

      Delete

Post a Comment