![]() |
Pintu gerbang memasuki kawasan pantai Glagah, Kulon Progo, Yogyakarta |
Ternyata dia malah mengusulkan untuk menikmati senja di pantai Paris alias Parangtritis saja. Saya pun menjawab, "Udah pernah beberapa tahun silam, lagipula Paris lebih jauh dari Glagah kan kalau dari sini?!" dan dia pun cuma nyengir dan mengiyakan.
"kenapa gak ke candi Ijo aja, mbak?!"
"Aelahhh kan udah tahun lalu pas main ke Jogja, kamu kan juga ikut. Sekarang sunsetan di pantai lah". Saya garuk-garuk kepala.
"Ohh yowes, ke Glagah aja deh kalau begitu, mbak. Pantai itu terkenal karena ada banyak beton pemecah ombaknya tuh"
Yaelah. Memang itu kan dari tadi yang saya tanyain. Hadeuhh..
Baca Juga : Berburu Matahari Terbenam di Candi Ijo
Baiklah, sekitar pukul 15.00 waktu setempat saya pun meluncur menggunakan sepeda motor menuju ke Pantai Glagah dan kurang dari 1 jam pun saya telah sampai di tempat tujuan. Pantai Glagah ini terletak di kecamatan Temon, kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Saya pun langsung mengarahkan motor menuju salah satu dermaga yang menjorok ke laut. Karena pantai ini menghadap langsung ke samudera Hindia jadi ombaknya besar dan tinggi euy. Areal pantai memang disarankan tidak dipakai untuk berenang.
![]() |
pantai Glagah dengan deretan beton pemecah ombak |
Matahari masih sejengkal di ufuk barat. Beberapa orang terlihat memanjati beton demi beton pemecah ombak di pantai berpasir hitam ini, termasuk saya. Di antara deru dan debur ombak yang bergulung kencang di laut selatan, belasan orang mengarahkan kotak cahayanya menangkap detik-detik tenggelamnya sang surya di batas horison. Saya pun masih berdiri di antara beton-beton pemecah ombak.
![]() |
pantai Glagah dengan siluet beton pemecah ombaknya |
![]() |
mencari swastamita atau pemandangan indah matahari terbenam di pantai Glagah |
![]() |
manjat-manjat di beton pemecah ombak pantai Glagah |
Beberapa orang tidak hanya berusaha menangkap momen matahari terbenam ini lewat kameranya. Di antara pengunjung pantai Glagah, adapula beberapa orang lainnya yang terlihat sibuk dengan alat pancingnya, berharap beberapa ikan yang terseret ombak bisa tersangkut di mata kailnya. beberapa ikan seperti bandeng, ikan ekor kuning dan bawal berukuran setelapak tangan pun berhasil didapatkan.
Saat matahari terlah sepenuhnya terbenam, barulah saya beranjak pergi dari wilayah pantai Glagah ini. masih banyak bagian dari pantai Glagah ini yang bisa dieksplore untuk mencari swastamita. Namun karena keterbatasan waktu kali ini, cukuplah beberapa frame foto swastamita dengan siluet beton pemecah ombaknya menjadi momen yang tertangkap kamera saya kali ini,
Kalau kamu, lebih suka berburu matahari terbit atau matahari terbenam nih?
PS. Sehari setelah mengunjungi pantai Glagah ini saya membaca kabar di timeline facebook kalau sehari sebelumnya ada mahasiswi asal Jambi yang meninggal di pantai Glagah karena terseret arus atau ombak. Buat yang sering main ke pantai, usahakan cari info dulu apakah pantai aman untuk dipakai berenang, terutama ketika musim ombak. Jika pantai berombak besar maka sebaiknya menjauhlah dari bibir pantai. Pantai bisa tetap dinikmati kok meski tidak harus menyentuh air lautnya kan. Be safe and responsible traveler! (EKW)
Mba, menarik banget. Jadi pemecah ombak itu fungsinya buat apa ya? Biar ombaknya gak tinggi atau gimana ya?
ReplyDeletejadi pemecah ombak itu fungsinya ya memecah ombak di laut sebelum sampai ke pantai. dengan demikian ombak itu tidak menggerus habis pasir pantai. jadi abrasi pantai bisa dicegah. Begitu teh.
DeleteSudah waktunya kawasan pantai itu diberi penjaga pantai untuk mengawasi pengunjung-pengunjung supaya tertib menjaga keselamatan dirinya sendiri. Pendidikan tentang tanggung jawab menjaga diri itu yang masih sering diabaikan.
ReplyDeletebetul sekali mbak, masih banyak orang yang suka curi-curi kesempatan meski sudah dibilang jangan berenang disana. Pantai-pantai kita masih jarang punya penjaga pantai yang mumpuni sih.
DeleteTernyata di sini toh beton pemecah ombak itu berada :) (ya mungkin di pantai lain juga ada), cuma di sini jumlahnya lumayan ya mbak. Dan sangat keceable hahaha.
ReplyDeletesaya jarang memang lihat pantai dengan beton pemecah ombak begini besar dan banyak. biasanya juga cuma ditaruh batu2 karang besar gitu deh..
DeleteWAHAHAH SAYA PUN LEBIH MEMILIH UNTUK BEGADANG, MBA, DARIPADA HARUS BANGUN PAGI WKKWKW. SULIIIIT EUY WKWKW :p
ReplyDeleteBtw, foto di atas pemecah ombak, bagus juga ya :') ke Glagah ah~
wahhh ada team #nightowl juga rupanya.. hahahaha..
Deletesok lah main ke pantai Glagah..asik lah buat pepotoan di atas betonnya. hehehe
Saya suka pantai glagah, terutama penadangan lagunanya yang menawan
ReplyDeletesaya gak sempat main di laguna pantai Glagah karena sudah kesorean euy. Jadi langsung ke pantainya buat foto sunset deh
DeleteWAh keren banget mbak pantainya :D
ReplyDeletesaya juga pengen maen ke sini tapi belum keturutan aja, mungkin next kalau ada waktu, ada uang saku, dan ada libur yang agak panjang. Wkwkw..
kalau buat nyunset atau nyunrise kayake oke banget pantai Glagah ini..
iya.. pantainya asik buat foto-foto. saya pas kesini melihat beberapa fotografer yang pada asik nyari foto sunset disini.
DeleteHaru banget dikunjungi nih kalau main ke Jogja.
Saya pernah terseret ombak pas maen ke pantai. Alhamdulillah masih bisa kembali ke tepian. Sekarang kalo ke pantai cuma mentok berani di pasir2nya aja.
ReplyDeleteSaya juga pernah sih keseret ombak pas di pantai Sawarna. Makanya sekarang lebih hati-hati kalau main ke pantai, kalau lihat ombaknya rada kenceng, mending main di pasirnya saja sembari foto-foto deh.
DeleteWah ini toh pantai yang pemecah ombaknya berbentuk bulet2 gitu. Sering liat orang foto landscape dengan foreground ini. Bagus ya pantainya dan ngga terlalu jauh dari pusat kota.
ReplyDeletesebenarnya kalau dari pusat kota lumayan juga sih, sekitar 1 jam-an lahh.. tapi jalannya udh mulus kok.
Deletepantai ini memang terkenalnya dengan pemecah ombaknya sehingga seru buat foto-foto