Dehidrasi di Tengah Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan

Gambar pasar terapung di Kalimantan paling terkenal se-Indonesia adalah lewat iklan RCTI oke atau ID stasiun RCTI yang disiarkan pada tahun 1996 - 1998 dan tahun 2008 - 2009. Makanya saat berkesempatan traveling ke Kalimantan Selatan dan mengunjungi kota Banjarmasin untuk tugas negara, saya pun menyimpan keinginan ini di dalam hati. 

Ternyata, pucuk dicinta, ulam pun tiba. Setelah tugas negara selesai, seorang teman pun pun mengajak saya untuk melihat pasar terapung. 
"Belum sah ke Banjarmasin kalau belum lihat pasar terapung," ujarnya. 
Saya tentu saja langsung mengiyakan ajakan tersebut. 

Jam 6 pagi, 15 menit sebelum matahari muncul di ufuk timur, kami menaiki perahu, yang sering disebut jukung oleh orang Banjar, dari dermaga di depan balai kota Banjarmasin. Jukung ini merupakan transportasi utama di sungai-sungai Kalimantan yang biasanya dipasang mesin beberapa PK. Pasar terapung yang dituju adalah Lok Baintan yang ditempuh sekitar 30-40 menit dari depan Balaikota. 

Lokasi dan Cara Menuju ke Pasar Terapung Lok Baintan

Pasar terapung ini terletak di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sungainya bernama Sungai Martapura. Berdasarkan informasi di situs Kota Banjarmasin, sungai ini panjangnya mencapai 115 kilometer. 

Jarak kota Banjarmasin ke desa Lok Baintan sekitar 25 kilometer, atau sekitar 1 jam perjalanan darat. Jadi, cara untuk menuju ke pasar terapung Lok Baintan ini bisa ditempuh dengan dua cara, yaitu dengan menyewa jukung langsung dari tepian sungai di kota Banjarmasin, atau lewat jalan darat terlebih dahulu menuju ke dermaga desa Lok Baintan.

Tarif sewa jukung berkisar antara Rp.200.000-Rp.300.000 per kapal. Satu jukung bisa diisi oleh 4-5 orang. 

Pengalaman Menyusuri Pasar Terapung Lok Baintan

Matahari mulai muncul saat kami masih menyusuri sungai menuju Lok Baintan. Harap-harap cemas apakah pasar terapung masih ada karena kita sudah kesiangan. Idealnya sih jam 5 pagi sudah di Lok Baintan, kenyataannya sekarang sudah pukul 06.30 WITA. *garuk-garuk kepala* Yasudahlah ya. terima nasib aja kalau pasarnya sudah bubar. Sekarang nikmati saja terbitnya matahari dari atas jukung di tengah sungai Martapura.

Beberapa puluh menit kemudian kapal kami sudah mendekati wilayah Lok Baintan dan dari kejauhan masih terlihat belasan kapal dengan berbagai bahan dan barang-barang jualan. Yeay! Pasarnya belum bubar sodara-sodara. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 lewat. *sorak-sorak bergembira di atas kapal sambil tersenyum selebar-lebarnya*

Begitu sampai, saya langsung sibuk mengambil gambar dan video. Saat sibuk foto-foto dan melihat barang jualan di pasar terapung Lok Baintan ini, beberapa ibu-ibu penjual mendekat ke arah saya. Lalu, terjadilah percakapan singkat ini. 

"Kok berani naik ini, mbak?"
Saya berkerut, "Emangnya kenapa, bu?".
"Biasanya orang luar tuh suka naik kapal yang besar itu tuh. Kalau macam jukung begini pada takut. Mbak dan mas hebat berani naik jukung,".
"Lha, ibu juga berani tuh naik jukung," kata saya sambil tersenyum.
"Ahh si mbak, kita kan udah biasa tiap hari naik jukung,"
"Saya juga sudah biasa naik perahu semacam ini Bu. Bapak saya kan pelaut di Papua selama belasan tahun. Jadi, nenek moyang kita seorang pelaut, Bu." jawab saya ambil tersenyum dan disambut dengan gelak tawa ibu-ibu lainnya di sekitar kami.

Setelah itu saya pun membeli sebungkus nasi kuning, pisang goreng dan beberapa telor asin dari kapalnya.

Beberapa penjual buah juga mendekati kapal kami dan sebungkus jambu air pun mendarat mulus di kapal kami. Beberapa penjual lainnya bahkan memberi harga yang cukup murah, 20.000 untuk 10 buah mangga seukuran 2 kepalan tangan. 

Deuhhh.. bukannya tidak mau beli ya, tapi sebanyak itu mau dihabisin berapa lama? Lagi pula rada repot juga karena harus dikupas dulu kan. Mau tak mau harus ditolak sambil menunjukkan belanjaan lain di kapal kami. Maaf ya pak, bu.

Tips Sebelum Mengunjung Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan

Nah buat kalian yang juga ingin mengunjungi pasar terapung Lok Baintan ini, berikut beberapa tips sebelum mengunjunginya.
  • Datang Pagi-Pagi
Aktivitas pasar biasanya dimulai sekitar pukul 05.30–07.30 WITA. Semakin pagi datang, semakin ramai perahu yang berjualan, dan suasananya lebih otentik. Setelah jam 8, biasanya pasar mulai sepi.
  • Naik Jukung (Perahu Bermotor)
Cara terbaik menuju pasar adalah dengan menyewa jukung atau perahu bermotor dari Banjarmasin. Perjalanannya sekitar 30–45 menit menyusuri Sungai Martapura. Tapi, jika kalian takut naik kapal kecil, kalian juga bisa juga langsung ke dermaga Lok Baintan dengan menggunakan mobil. 
  • Siapkan Uang Tunai Pecahan Kecil
Pedagang di perahu biasanya menerima pembayaran tunai. Bawalah uang tunai pecahan kecil agar lebih mudah saat ingin berbelanja.
  • Jangan Ragu Untuk Menawar
Seperti pasar tradisional pada umumnya, tawar menawar harga itu wajar. Tapi tetap lakukan dengan sopan dan tolong jangan terlalu sadis ya nawar harganya.
  • Bawa Kamera atau Ponsel dengan Baterai Penuh
Pasar terapung ini sangat fotogenik buat kalian yang suka foto-foto. Cahaya pagi yang hangat akan membuat foto-foto terlihat semakin indah. Apalagi dengan berbagai jenis barang kebutuhan yang dijual di atas kapal, jadi makin tambah apik deh foto kalian di sini.
  • Kenakan Pakaian yang Nyaman
Karena naik perahu, sebaiknya memakai pakaian yang santai dan nyaman, alas kaki yang mudah dilepas, dan topi/jaket tipis jika cuaca pagi terasa dingin. Jika perlu, gunakan sunblock atau sunscreen dan sunglasses. Soalnya ketika matahari mulai tinggi, kondisi di tengah sungai begini akan langsung terasa cukup panas dan silau.
  • Nikmati Kuliner Lokal
Selain buah-buahan segar, ada juga jajanan khas Banjar seperti kue-kue tradisional. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipinya langsung dari perahu para penjual.
  • Bawa Bekal dan Air Minum
Meskipun di pasar ini kalian juga bisa membeli beberapa makanan dan minuman, sebaiknya bawalah bekal camilan dan air minum sendiri untuk berjaga-jaga. Siapa tahu lidah kalian kurang cocok dengan makanan dan minuman yang dijual di pasar terapung ini.
  • Hormati Kearifan Lokal
Pedagang di sini kebanyakan adalah para ibu-ibu Banjar. Sapalah mereka dengan ramah, dan lakukan onrolan santai dengan mereka, jangan hanya sekadar memotret saja. Belilah juga beberapa produk mereka sebagai bentuk apresiasi. 

Btw, setelah puas foto-foto sambil ngunyah di atas jukung, saya baru tersadar bahwa saya lupa membawa air minum. Saya berusaha mencari-cari penjual yang menjual air minum kemasan. 
"Tadi sih ada saya lihat, mbak. tapi entah deh sekarang kemana tuh penjualnya." ujar teman saya. 

Duh setelah ngemil telor asin 2 butir berasa banget dehidrasinya nih tenggorokan. Kering euy. Kalau nih sungai airnya jernih mah sudah saya minum dari tadi kali nih air sungai. Sayang airnya berwarna coklat. "Anggap saja susu coklat, ndah." kata teman saya yang satunya lagi. Dihh ogah banget.

Terpaksa harus menahan rasa dehidrasi selama lebih dari setengah jam menuju kembali ke Banjarmasin. Lain kali, kalau mau ke pasar terapung, sebaiknya sih bawa air minum deh ya. Biar gak dehidrasi di tengah sungai macam saya. Selain pasar terapung Lok Baintan ini, Kalimantan Selatan juga punya wisata sungai bamboo rafting di Loksado lho. (EKW)


Comments

  1. Wow.. Belum pernah berkunjung dan merasakan sensasi belanja di pasar terapung..
    Berarti kalo mau belanja harus naik perahu kah mbak..?

    Salam ngeblog dari menggapaiangkasa.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa.. dari kota banjarmasin sekitar 40 hingga 60 menit naik perahu ke tempat pasar terapung ini.
      salam ngeblog jugaa

      Delete
  2. Dulu waktu ke Banjarmasin dulu cuman sempet ke Pasar Apung Muara Kuin (Pasar Apung Sungai Barito), yg Lok Baintan gak sempet saia kunjungin nih.

    Tapi lumayanlah, sama2 pasar apung, hehe!

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenarnya di kalimantan ada beberapa pasar apung sih. kebetulan main kesini dan diajak ke Lok Baintan ya ngikut saja deh.

      Pasar Apung Muara Kuin kayaknya menarik juga tuh untuk dikunjungi

      Delete

Post a Comment