Monday, February 3, 2014

ANTARA LALAY DAN LANGIR

Perhatian! Judul tidak ada hubungannya dengan anak alay dan bau anyir. Sekian dan terima kasih.
*Apa sih*

Berkunjung ke desa Sawarna, selain menikmati keindahan suasana desa dan pantai,  Sawarna juga terkenal dengan beberapa situs goanya. Kali ini saya dan teman-teman berkesempatan mengunjungi 2 goa yang cukup terkenal di Sawarna yaitu goa Lalay dan goa Langir.


Goa yang pertama kali saya datangi adalah goa Lalay. Dari desa Sawarna perjalanan ke goa ini ditempuh dengan jalan kaki sekitar 30 menit, melewati sungai dan pematang sawah. Sesampainya di loket masuk goa Lalay, kami diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp.2.000/orang. Murah banget kan?!

Sekitar 50 meter dari loket masuk, adalah mulut goa atau pintu masuk goa. Disini kita diharuskan melepaskan sandal karena didalam kita akan berjalan di dalam air dan lumpur. Oh ya. Masuk goa juga harus bawa senter ya. Suasana dalam goa? Ya jelas sepi dan gelap lah. Tetapi karena kita ada 17 orang dan separuh diantaranya adalah cewek, yah.. jejeritan ala cewek terdengarlah beberapa kali di dalam goa. Hehehe..
Pintu masuk goa Lalay
Stalagtit di goa Lalay
Goa Lalay ini menjadi sarang kelelawar. Makanya disebut lalay yang artinya kelelawar dalam bahasa Sunda. Sayangnya saat masuk saya tidak menemukan satupun kelelawar di dalamnya. Mungkin mereka bersarang jauh di dalam goa. Jalan yang kita lalui merupakan jalanan berlumpur yang tergenang air setinggi betis atau bahkan lutut, terutama buat saya yang tingginya cuma 155 cm.
Mana kelelawarnya?
Mau foto kelelawar tapi tidak ada
Jadilah saya fotomodel dadakan.. Hehehe.. 
Sebenarnya sih saya agak sedikit takut masuk goa karena membayangkan tempat yang gelap dan sempit. Tapi meski pintu masuknya kecil, bagian dalam goa ini sangat luas kok. Berbagai ukuran stalagtit dan stalagmit menghiasi bagian dalam goa ini. Setelah berjalan cukup jauh ke dalam, akhirnya kita mentok pada suatu ruangan berukuran sedang lah. Setelah berfoto sejenak, kita pun kembali menyusuri jalanan tadi untuk keluar dari goa.
Bareng teman-teman di goa Lalay
Sebelum tiba di mulut goa. ternyata ada persimpangan jalan menuju keluar. Berhubung tadi kami masuk lewat jalan yang sebelah kanan, Saya, Yuliani dan Sufi memutuskan untuk lewat jalanan lain yang berada di sebelah kiri. Di ujung jalan itu ternyata mulut goa sangat lebar dan pintu masuknya berupa tangga dari bambu. Kalau dari luar sih mulut goa yang satu ini berada sebelum mulut goa yang pertama tapi posisinya agak disebelah atas.
Pintu keluar lainnya di goa Lalay
Berpose dulu sebelum keluar goa Lalay
Setelah dari goa Lalay ini. rencananya kita akan langsung balik ke homestay. Namun sebelum balik ke homestay, guide kami tiba-tiba menawarkan untuk mengunjungi goa Langir yang katanya sih terkenal sebagai goa seribu candi. Mendengar sebutan lain goa Langir ini tentu saja saya dan 5 orang teman lainnya tertarik untuk ikut. Jadilah kita menyewa ojek seharga Rp. 15.000 PP dari Sawarna ke goa Langir.
gerbang menuju goa Langir
Masuk ke areal goa Langir ternyata ada bea masuk juga, harganya sih sama dengan goa Lalay, Rp.2.000,-. Awalnya saya pikir setelah gerbang masuk posisi goa tidak jauh lagi, ternyata, masih cukup jauh saudara-saudara. Sesampai di sebuah tempat dimana motor tidak bisa masuk lebih jauh lagi, kita pun berjalan kaki menuju mulut goa.

Ternyata nih ya goa ini posisinya cukup tersembunyi sehingga kalau tidak ditemani oleh penduduk desa yang tahu lokasinya, dijamin nyasar deh. Jalanan menuju mulut goa Langir sedikit menanjak dan penuh bebatuan dan kerikil. Begitu sampai di depan goa, ternyata masuknya justru menurun ke bawah.
Tanjakan menuju goa Langir
picture taken from Sufi Hamdan Mazida camera
pintu masuk goa Langir
Goa Langir ini berada di cekungan tebing. Dibandingkan goa Lalay, goa Langir ini cukup berukuran lebih kecil dan tidak sepanjang goa Lalay. Karena posisinya yang berada di cekungan tebing dan tertutup pepohonan, kondisi goa ini cukup gelap, jadi jangan lupa senter ya.

Namanya goa, isinya ya bebatuan stalagtit dan stalagmit lah. Tapi ukuran stalagmit dan stalagtit di goa Langir kecil, hanya berukuran jari namun dengan jumlah yang sangat banyak. Stalagmit yang berada dibawah dengan ukuran kecil dan banyak inilah yang membuat goa Langir mendapat julukan goa seribu candi, karena kalau kata guidenya sih bentuknya kayak miniatur candi gitu deh. Okelah kalau begitu. :)

Berjalan di dalam goa ini mesti ekstra hati-hati karena lantai goa yang licin dan dan tidak rata karena banyak stalagtit kecil sehingga kalau jatuh, dijamin sakit dan memar-memar lho.
Meski kecil tapi didalamnya goa Langir cukup luas kok
Ini nih yang bikin goa Langir mendapat sebutan goa seribu candi
Setelah puas menikmati goa Langir, kita pun segera keluar dari goa ini. Oh ya. Posisi goa Langir ini berada di cekungan tebing yang didepannya adalah pantai!!!! Pantainya luar biasa bersih dan indah. Pasir putih, tebing tinggi dan ombak besar! Mantap deh pokoknya. Hanya saja karena pantai ini menghadap langsung lautan lepas, guide dan para penduduk setempat (para tukang ojek kami maksudnya) melarang kami untuk berenang disini. "Yang jago berenang saja ada yang hilang keseret ombak" begitu katanya. Baiklah! Mari kita foto-foto saja kalau begitu.
Pantai di depan goa Langir
Pantai yang bersih dan indah. 
belaga model.. lol :P
Terima kasih buat guide yang udah menemani menyusuri desa, goa dan pantai di Sawarna.
*Maaf, saya lupa namanya*
Antara goa Lalay dan Langir, kami menemukan pantai indah yang bersih! Mari kita jaga kebersihan dan keindahannya. (EKW)

2 comments:

  1. wihhh, keren.
    saya selalu pingin ke goa.... belum pernah soalnya.
    bisa ngerasain sensasi kayak di film2 kalau ada di goa :-)

    ReplyDelete

Popular Posts