Showing posts with label NTT. Show all posts
Showing posts with label NTT. Show all posts

Wednesday, September 5, 2018

MENCICIPI KULINER JAGUNG BOSE DI OELBITENO, NTT

Salah satu keuntungan menjadi jurnalis adalah saya punya beberapa kesempatan mengunjungi daerah atau desa yang bukan merupakan tujuan wisata. Beberapa desa yang letaknya jauh dari perkotaan dan memang tidak memiliki objek wisata, namun punya kesan tersendiri saat bertamu dan bercengkerama dengan penduduknya.

Saat berkunjung ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, saya berkesempatan mengunjungi sebuah desa bernama Oelbiteno. Apa yang menarik dari desa ini? Namanya unik euy. Hehehe. Terus terang kala itu saya butuh waktu agak lama untuk bisa melafalkan nama desa ini dengan benar.
Gerbang desa Oelbiteno, Nusa Tenggara Timur
Di desa ini saya bertemu dengan beberapa penduduk untuk melihat bagaimana mereka, terutama anak-anak belajar berkebun dan memanfaatkan air untuk pengairan dengan baik karena wilayah NTT termasuk daerah dengan iklim tropis hampir sepanjang tahun dan tekstur tanah yang kering dan tandus.

Wednesday, January 18, 2017

SALAH SANGKA DI AIR TERJUN OEHALA

Jadi jurnalis itu meski sering dapat tugas negara yang jadwalnya luar biasa padatnya, tapi terkadang bisa juga tuh dapat waktu kosong seharian. Contohnya saat saya ditugaskan ke Kupang, setelah komunikasi dengan narasumber yang bersangkutan ternyata dia tidak bisa bertemu esok hari karena masih di kota lain. Otomatis jadwal satu hari langsung kosong karena seharusnya saya mengikuti jadwal narasumber tersebut seharian. Terus kalau dapat jadwal kosong ngapain dong?! Ya cari spot menarik untuk dikunjungi lahhh. Sayang-sayang mobil rental kalau nganggur seharian, apalagi kantor yang bayarin. Hahahaha.


Tanya-tanya sama supir yang orang lokal, dia pun menawarkan untuk melihat air terjun di daerah Soe. Hehh?! Nusa Tenggara punya air terjun? Bukannya ini daerah dataran rendah ya?! Hmm. Sebaiknya mari kita kunjungi air terjun yang katanya air terjun paling bagus di kabupaten Timur Tengah Selatan itu meski ekspektasi saya tidak terlalu yakin dengan kata "bagus" karena notabene pulau Timor adalah dataran rendah. Maka meluncurlah saya menuju ke daerah Soe, yang berjarak sekitar 2 - 3 jam dari kota Kupang.

Wednesday, September 7, 2016

TERHENTI SEJENAK DI HUTAN ELTARI

Saya dan team liputan sudah 3 hari mondar-mandir di kawasan kota Kupang untuk liputan 2 narasumber yang bergerak di bidang lingkungan dan kesehatan. Tiap hari keliling kota untuk bertemu beberapa narasumber sekunder lainnya pun membuat saya berkali-kali melewati jalan yang sama. Setiap hari pula itu saya melihat keluar jendela mobil melihat kawasan hutan kering di beberapa titik di kota Kupang, kabupaten Kupang, bahkan hingga ke kabupaten Timur Tengah Selatan.

My team and I have been stayed for 3 days in Kupang city to cover some stories about nature and health. Every day we were circling the city to meet some of our news sources and make us crossing the same path, over and over again. Every day I saw through my car window there is some dry forest at several area in Kupang city, Kupang regency and down to Timur Tengah Selatan regency that took placed about 4 hour car drive.

Hutan kering di sekitar Bandara Eltari, Kupang

Wednesday, August 31, 2016

(NYARIS) MAKAN SEI DI KUPANG

Perasaan sih masih belum sempat minta day off usai tugas negara dari Bali, tiba-tiba list tugas negara keluar kota mendadak datang kembali seminggu setelahnya. *bos..bos.. saya lelah bos*. Permintaan untuk tugas negara di areal Jabodetabek pun ditolak dengan alasan  "ada yang baru pertama kali liputan project ini, ndah, jadi dia yang di Jabodetabek dulu ya, kamu yang jauhan aja". Beuh. Tahun lalu saya minta yang jauhan, di Sulawesi atau Papua gitu ditolak, suruh yang deketan. *ehh Sumatera deketlah sama pulau Jawa lah ya* Hehehehe. Dan jadilah saya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sebenarnya ini bukan kali pertama kali saya ke NTT. Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengunjungi provinsi ini lewat pulau Sumba. (cerita tentang Sumba silakan dibaca disini). Namun memang ini pertama kalinya saya mengunjungi Kupang ya sudahlah ya, nikmati sajalah. Bersama dengan Aci si team leader dan Amin si fotographer, saya pun berangkat menuju Kupang dengan penerbangan paling pagi, pukul 03.30. *Ngantuks sangats kk, belum tidur dari kemarin*

Wednesday, May 13, 2015

RINDU SUMBA


BERI DAKU SUMBA
Puisi oleh Taufik Ismail

di Uzbekistan, ada padang terbuka dan berdebu
aneh, aku jadi ingat pada Umbu

Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari membusur api di atas sana
Rinduku pada Sumba adalah rindu peternak perjaka
Bilamana peluh dan tenaga tanpa dihitung harga

Thursday, June 28, 2012

(FOTO) PICTURES OF SUMBA: EKSOTISME PULAU SUMBA

Seperti yang telah saya tulis di artikel sebelumnya..
Kali ini saya akan memberikan foto-foto Pulau Sumba yang sangat Indah dan Eksotis tanpa perlu memberikan berbagai macam keterangan, hanya caption mengenai nama tempat, karena saya yakin gambar akan banyak bercerita.

Selamat menikmati !!!


Suasana Kampung Adat Prai Kalembu
Waikabubak, Sumba Barat

INI SUMBA TIMUR, BUKAN SWISS BUKAN PULA NEW ZEALAND



New Zealand


Swiss













Kalau dengar negara Swiss atau New Zealand a.k.a Selandia Baru, apa yang terbayang di kepala Anda? Pasti hamparan padang rumput dan pebukitan hijau yang luaaaassss.... banget. Ternyata nih ya.. di bagian timu Indonesia ada tempat seperti itu.

Setelah selesai berkutat dengan liputan di wilayah Sumba Barat, saya dan teman saya, Syarifah Nur Aida, pun pergi ke daerah Sumba Timur. Kita ke kota terbesar di pulau Sumba, kota Waingapu. Dari kota Waikabubak menuju ke Waingapu yang menempuh perjalanan 3 jam bisa menggunakan travel dengan harga Rp.50.000 per orang. 

Monday, June 25, 2012

MARAPU: KEPERCAYAAN LOKAL DI TANAH SUMBA

Kalau bicara soal agama, maka ada 5 agama yang saat ini sudah diakui pemerintah yaitu, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Namun jika berbicara soal kepercayaan, pasti beberapa diantara kita langsung berpikiran pada kepercayaan Animisme dan Dinamisme seperti yang diajarkan di bangku sekolah. Animisme adalah kepercayaan kepada roh nenek moyang sedangkan Dinamisme adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
         
Di Indonesia sendiri tercatat ada lebih dari 200-an kepercayaan lokal yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Beberapa diantaranya pasti sering kalian dengar seperti Kejawen di Jawa Tengah, Sunda Wiwitan di Jawa Barat, dan Kaharingan di Kalimantan.
Bentuk rumah di kampung adat Waitabar

Monday, June 11, 2012

FESTIVAL PASOLA, TRADISI PERSEMBAHAN "AGAMA" MARAPU UNTUK DEWA NYALE DI TANAH SUMBA

Berkunjung ke wilayah Pulau Sumba, NTT rasanya kurang lengkap kalau tidak menyaksikan Festival Pasola. Hmm.. Festival Pasola.. Saat itu (Februari 2002) saya yakin di antara sepuluh ribu orang Indonesia yang ditanya soal Festival Pasola, hanya beberapa orang saja yang tahu. Kini, festival ini menjadi salah satu festival tahunan yang selalu ada di kalender pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Salah seorang prajurit Pasola
Sebenarnya kalau mau membahas soal festival Pasola, rasanya kurang lengkap kalau belum membahas soal kepercayaan Marapu. Namun kalau dibahas sekarang, artikel ini bisa tidak fokus jadi saya akan membahas soal kepercayaan Marapu itu di artikel sebelumnya.

Baca juga : Marapu, kepercayaan Lokal di Tanah Sumba

Saturday, April 7, 2012

MENJELAJAH DI KAMPUNG ADAT WAIKABUBAK

Kota Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur..
Berhubung ini pertama kalinya, apa sih yang ada di otak kalian semua tentang Nusa Tenggara Timur???

Padang rumput, kuda, panas terik, kota kecil, banyak orang berpakaian adat berkeliaran di jalanan, banyak orang makan sirih pinang, atau hujan dan angin ribut??? Saya yakin dua yang terakhir pasti tidak ada yang kepikiran sampai kesitu.


Pasti kalian mikirnya, Masa sihh.. di NTT ada hujan plus angin ribut??
Tapi kenyataan memang kadang-kadang suka beda sama apa yang kita pikirkan selama ini. Hari pertama sampai di kota Waikabubak, saya disambut sama gerimis mengundang *nyanyi gerimis mengundang ala Slam tahun 1990-an*

Sunday, April 1, 2012

INI SUMBA.. BUKAN SUMBAWA..

Pertengahan Maret 2012 lalu, saya dapat tugas liputan ke Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur selama 10 hari. Tugas liputan ini merupakan rangkaian tugas dari pelatihan jurnalistik PPMN untuk meliput isu-isu beragama di Indonesia.

Kenapa saya memilih liputan di pulau kecil nan terpencil itu?

niatnya sih waktu itu biar proposal peliputan saya ditolak sama panitia. 
Ternyata... proposal saya diterima, saudara..saudara..

Satu dari 2 bandara di pulau Sumba

Popular Posts