Tuesday, December 31, 2019

BROTHERHOOD, CAFE COZY DI KOTA PATI

Sebuah kotak telepon merah di pinggir jalan menarik mata saya saat melewati jalan Penjawi di kota Pati. Siapa pun pasti tahu bahwa kotak telepon merah itu mengingatkan pada objek terkenal khas kota London, Inggris. Kini, kotak telepon merah itu berada di pinggiran jalan kota bumi mina tani, Pati.
brotherhood cafe
Brotherhood coffee and co di kota Pati, Jawa Tengah
Di belakang kotak telepon merah itu ada ruang-ruang bangunan dengan jendela berukuran besar sehingga semua orang bisa melihat ke dalamnya. Saya pun memarkirkan motor di halaman depannya dan beranjak memasuki cafe itu melewati pintu putarnya. Brotherhood Coffee and co. Demikian nama dan logo yang terpampang di dinding belakang counter-nya.

Kesan pertama saat memasuki cafe ini adalah bersih, cozy dan nyaman. Area cafe ini terdiri dari dua lantai dan dua tipe, outdoor dan indoor. Jadi terpisah ruang antara yang merokok dan tidak merokok. Buat saya ini poin utama yang bikin saya menyukai cafe ini.

Monday, December 16, 2019

BAHAGIA BERSAMA AIRASIA: PENGALAMAN SERBA PERTAMA KALI


Hari itu sudah larut malam. Namun kelopak mata saya masih belum terpejam karena rasa nervous sekaligus excited yang membuncah di dada. Padahal saya ada penerbangan pukul 05.30 pagi. Dinginnya udara kota Bandung masih belum cukup untuk menenangkan pikiran saya.

Ini adalah penerbangan saya yang pertama kali ke pulau Sumatera. Sebelumnya, saya belum pernah menginjakkan kaki di pulau terbesar ketiga di tanah air ini. Ingatan saya pun kembali ke beberapa bulan sebelumnya. Kala itu AirAsia mengumumkan beberapa rute baru dengan harga termurah 5.000 IDR.
Saya yang malas bangun pagi pun jadi semangat bangun pagi demi traveling euy..
Pilihan saya pun jatuh pada Pekanbaru karena ini kota yang jarang dilirik oleh para traveler lain dan juga karena pertimbangan saya belum pernah berkunjung ke pulau Sumatera sama sekali. Meski jaringan cukup crowded kala itu, saya akhirnya berhasil mendapatkan tiket Bandung-Pekanbaru.

Tuesday, November 12, 2019

KONEKTIVITAS TRANSPORTASI UDARA DI PEDALAMAN PAPUA BARAT DAYA

Gerimis mengguyur pesawat terbang yang saya tumpangi 30 menit sebelum mendarat di landasan pacu bandara Domine Eduard Osok. Ada rasa haru yang membuncah di dada melihat bangunan tiga lantai bandara di kota Sorong, Papua Barat Daya. Saat itu beberapa patah kata dengan lirih terucap di bibir, "Sorong, aku pulang!"

Sudah 10 tahun saya tidak menjejakkan kaki di kota ini. Terakhir kali saya pulang ke kota yang sempat dikenal sebagai kota Minyak di bumi Papua ini adalah pada tahun 2008. Saat itu, belum ada bandara dengan bangunan megah tiga lantai di sini. Belum ada garbarata yang bisa mengantarkan penumpang dari ruang tunggu menuju ke dalam badan pesawat, belum ada tempat pengambilan bagasi dengan sabuk conveyor elektronik yang berjalan otomatis, bahkan belum ada ruang tunggu ber-AC yang memadai.

Baca Juga : Saatnya Pulang dan Jelajahi Kota Minyak


Friday, October 25, 2019

SELALU ADA ALASAN UNTUK KE KUALA LUMPUR

Jika ditanya negara mana yang bisa didatangi untuk yang baru pertama kali backpacker ke luar negeri, maka Malaysia selalu berada di urutan teratas. Negara tetangga yang punya sejarah panjang yang sama dengan Indonesia ini memang paling mudah untuk disambangi bagi yang ingin mencoba traveling ke luar negeri untuk pertama kalinya.

Kuala Lumpur adalah ibukota negara yang selalu menjadi tujuan utama untuk traveling. Lucunya, saya pertama kali traveling ke Malaysia justru bukan ke Kuala Lumpur, namun ke Kota Kinabalu di negara bagian Sabah, Malaysia yang letaknya di pulau Kalimantan (kalau warga Malaysia menyebutnya sebagai Borneo).
Namun setelah sekali mengunjungi Kuala Lumpur di akhir tahun 2015, ternyata banyak hal yang bisa saya lakukan di Kuala Lumpur dan membuat saya selalu punya alasan untuk kembali traveling ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Wednesday, October 23, 2019

SEJUK SEKEJAP DI AIR TERJUN LATA KEKABU MALAYSIA

Secara setiap kali traveling ke Malaysia tahunya cuma tengah kota dan cafe, maka kali ini saya berkesempatan mengulik sejenak soal wisata alam di sana. Kali ini saya akan berkesempatan menyambangi sebuah air terjun di Malaysia.
air terjun lata kekabu
Jalanan menuju air terjun Lata Kekabu di Malaysia
Sebelumnya saya sudah pernah mengunjungi beberapa air terjun di Malaysia yang berada di wilayah Royal Belum State Park, Perak yang mungkin butuh sedikit perjuangan karena harus menggunakan houseboat dan speedboat untuk mengunjunginya.

Baca Juga : Basah Kering di Royal Belum

Nah, kali ini saya berkesempatan mengunjungi air terjun di Malaysia yang bisa dijangkau dengan jalur darat. Air terjun itu bernama Lata Kekabu yang terletak di Hutan Lipur seluas 10 hektar dan berada di kawasan Tasik Chenderoh, Lenggong, Perak. Dari pusat kota Kuala Kangsar jaraknya sekitar 25 kilometer atau sekitar 9 kilometer dari pusat kota Lenggong.

Kalau dari kota Kuala Lumpur jaraknya hampir mencapai 270 kilometer atau sekitar 3 jam perjalanan. Jadi yang mau kesini mending menginap sekalian karena di daerah sekitarnya banyak wisata alam lainnya yang bisa dinikmati.

Kota terdekat dengan air terjun di Malaysia ini adalah kota Tampan Air dan air terjun Lata Kekabu ini memang masuk wilayah teritori kota itu. Yes, benaran deh itu nama kotanya. Silakan googling kalau tidak percaya. Hehehe.

Wednesday, October 16, 2019

BEAUTY HACK BUAT PARA TRAVELER

Seringnya bepergian kemana-mana membuat saya tidak terlalu peduli sama penampilan saya sehari-hari. Bagaimana mau mikirin soal warna lipstick yang mau dipakai hari ini, wong mikir besok mau jalan ke tempat A pakai transportasi umum yang paling murah dan gampang saja bisa menyita waktu. Mesti mikirin misalnya bus nomor berapa, warna apa, transit di mana, ongkosnya berapa dan yang lain-lainnya. Buat saya mah warna bus atau kereta yang akan saya tumpangi jauh lebih menarik daripada warna lipstick atau warna bedak saya. Hehehehe.
beauty hack, makeupuccino
Mesti belajar beauty hack nih
biar gak sering foto dari jauh macam begini. 
Makanya saya lebih sering punya foto diri dengan metode long shoot atau dari jauh atau membelakangi kamera. Biar wajah saya yang bulukan tidak terlalu terlihat di kamera euy. Bahkan salah seorang teman blogger sempat bilang tidak terlalu ingat wajah saya karena saya jarang selfie.. Yaa maaf dehh.. Daripada situ eneg lihat wajah buluk saya. Hehehe.

Meski tidak terlalu memikirkan soal penampilan, soal skincare atau perawatan kulit saya memang tidak boleh asal-asalan. Soalnya setelah berjibaku dengan debu dan kotoran di sepanjang perjalanan ke sebuah daerah, tentu saja kulit perlu dibersihkan secara maksimal biar kotoran tidak menempel lama di kulit yang nantinya justru bisa membuat masalah kulit seperti jerawat, kulit kusam dan keriput pun akan bermunculan dengan cepat.

CARA TETAP SEHAT ALA FREELANCER

Sebagai seorang freelancer yang jobdesknya menulis, memotret dan penerjemah, keseharian kerjaan saya sudah barang tentu tidak bisa lepas dari laptop dan handphone dan gadget lainnya. Apalagi kalau lagi banyak utang tulisan dan terjemahan yang harus segera diselesaikan, mau pindah tempat kemana pun mata saya akan tetap terpaku pada layar gadget. Balada freelancer yang gampang bosan euy.

Baca Juga : Balada Freelancer
Balada freelancer, kerjanya di mana saja.
Padahal lama-lama menatap layar gadget itu tidak bagus lho. Menurut Dr. M. Sidik, S.Pm, Ketua Ahli Persatuan Mata Indonesia menatap layat gadget terlalu lama itu bisa menyebabkan CVS (Computer Vision Sindrom) alias mata lelah. Gejala mata lelah ini di antaranya adalah penglihatan jadi buram, penglihatan ganda, mata berair, penglihatan terasa silau saat melihat cahaya, sakit kepala, dan terasa pegal di area sekitar alis, pelipis, dahi hingga ke leher.

Popular Posts