Wednesday, June 15, 2016

YUKS KEMPING KE PULAU SERIBU


Tidur beralaskan tikar, rumput, sarung atau hammock sambil menikmati langit bertabur bintang, hembusan angin sepoi-sepoi dan gemericik air. Semua orang pasti ingin melakukannya. Buat yang tinggal di ibukota (yang katanya lebih kejam dari ibu tiri) ternyata tidak perlu bepergian jauh untuk melakukannya. Dengan gugusan pulau mencapai 362 pulau, wilayah kabupaten kepulauan seribu memiliki pulau-pulau, baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni untuk dijadikan tempat kemping atau sekedar singgah untuk menikmatinya.

Wednesday, June 8, 2016

SUDUT SUNYI DI WAT PHO DAN GRAND PALACE

Niat mengunjungi objek wisata paling terkenal di Bangkok, Wat Pho dan Grand Palace membuat saya dan teman cuma numpang taruh tas di hostel dan langsung jalan lagi. Kali ini kami bermaksud menggunakan kapal menyusuri sungai Chao Phraya untuk menuju ke kuil Wat Pho. Kebetulan hostel kami yang berada di jalan Surasak, Silom ini dekat dengan dermaga, hanya sekitar 10 menit jalan kaki.
Kuning bendera kerajaan
Oranye bendera umat Buddha
dan bendera negara Thailand
Kuil Wat Pho terletak di bagian barat sungai Chao Phraya. Buat yang naik kapal, dermaga tujuannya adalah Tha Thien. Kuil Wat Pho punya nama resmi yang cukup panjang, Wat Phra hetuphon Vimolmangklararm *keseleo lidah nih pas mencoba mengucapkannya*. Wat Pho merupakan kuil terbesar sekaligus tertua di Bangkok yang dibangun pada tahun 1688.

Wednesday, June 1, 2016

MALAS RISET, SESAT DI BANGKOK

Setiap kali mau melakukan perjalanan, biasanya saya memang jarang melakukan persiapan itinerary ataupun riset tempat wisata yang ada di suatu tempat. Saya lebih senang go show atau liat sikon saja di TKP kalau sudah sampai disana. Demikian pula saat ke Bangkok, Thailand. Secara ini kota besar, saya berpikir wisata disini paling wisata belanja di pusat perbelanjaan dan kulineran. Sempat sih buka google map Bangkok dan liat sungai Chao Praya yang melintasi Bangkok, tapi riset secara mendalam mau kemana dan ngapain saja selama disana sama sekali tidak saya lakukan.
Siap-siap ke Bangkok! 
Gara-gara malas riset itu juga saat teman saya di Bangkok, Pho,  menanyakan mau kemana, saya cuma bisa angkat bahu sambil bilang “entahlah, mungkin Yuni (travel mate) tahu mau kemana” sambil melirik ke arah Yuni yang duduk di bangku belakang. Akhirnya dia pun menjelaskan hendak kemana saja sedangkan saya cuma duduk manis mendengarkan sambil menikmati pemandangan. Hehehehe.. *travel mate gak tahu diri*

Wednesday, May 18, 2016

SEKILAS MENENGOK INDUSTRI KERAMIK KASONGAN

Melintasi jalan raya Yogyakarta - Bantul terdapat sebuah gapura merah dari tanah liat yang menarik perhatian. Gapura itu bertuliskan Desa Wisata Kasongan. Tak seperti desa wisata lain yang identik dengan kegiatan alam, desa wisata Kasongan merupakan desa penghasil gerabah atau keramik terbesar se provinsi Yogyakarta yang terkenal sejak tahun 1970-an. Di desa seluas kurang lebih 49 hektar ini, dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengrajin keramik.

Wednesday, May 11, 2016

MENIKMATI SENJA DI SINGKAWANG

Kota Singkawang, Kalimantan Barat terletak 145 kilometer di sebelah utara kota Pontianak atau sekitar 4-5 jam perjalanan darat. Dan seperti biasa, saya berada di kota ini untuk tugas negara yang kesekian kalinya. Salah satu wishlist atau permintaan gambar setiap saya berada di suatu kota adalah timelapse matahari terbit atau matahari terbenam. Jadi, setiap hari saya harus bangun paling pagi dan tidur paling malam demi gambar-gambar tersebut.
Secara Singkawang terletak di wilayah Kalimantan bagian Barat, maka kesempatan untuk melihat matahari terbenam di kota ini jauh lebih besar daripada matahari terbit. Lagipula setelah korscek bolak-balik, sunset di pantai jauh lebih mudah daripada sunrise di atas puncak gunung yang harus hiking 2-3 jam. Dan saya pun direkomendasikan 2 tempat terbaik di Singkawang untuk menikmati senja.

Wednesday, May 4, 2016

SOMPLAK MOMEN DI EDAM

Dengan jumlah pulau mencapai 362 pulau, menjelajahi wilayah kabupaten Kepulauan Seribu seakan tidak ada habisnya. Setiap saat saya selalu mendapatkan tawaran menjelajahi pulau yang bahkan saya tidak tahu kalau pulau itu sebenarnya ada. Seperti pulau Edam atau yang di peta dan penduduk sekitar pulau tersebut mengenalnya dengan nama pulau Damar Besar. Saya tertarik karena menurut teman saya, di pulau ini terdapat mercusuar. Wahh.. ada pulau di Jakarta yang punya mercusuar toh. Baiklah. Mari kita kesana.
Perjalanan yang dimulai dari pelabuhan nelayan Muara Kamal ini pun menempuh sekitar 45 hingga 60 menit dengan menggunakan perahu sewaan. Semakin mendekati pulau, penampakan mercusuarnya pun semakin terlihat, yang terletak di ujung pulau dengan rimbunan pohon yang terlihat cukup rapat. Semakin mendekat ke pulau, saya takjub. Sebagai salah satu pulau yang terdekat dengan wilayah Jakarta Utara yang sedikit banyak tercemar itu, pantai dan laut di sekitar pulau ini ternyata cukup bersih dan jernih. Pasir putih dengan air laut jernih memang bikin hati sumringah.

Wednesday, April 27, 2016

(FOTO) SUATU SORE DI BONTANG KUALA

Liputan ke Bontang kali ini terus terang sempat bikin saya rada-rada spaneng. Dengan durasi video yang diminta sebanyak 45 menit dan 15 menit, saya cuma dikasih waktu 2 hari 1 malam untuk liputan. Bahkan hari terakhirnya cuma sampai jam 12 siang karena harus kembali ke Balikpapan untuk mengejar pesawat malam ke Jakarta. FYI. Bontang - Balikpapan sekitar 6-7 jam perjalanan. Namun, meski dengan manyun tingkat dewa, namun tugas tetap harus tetap dijalankan. *Singsingkan lengan baju*
Hari pertama begitu sampai langsung berkeliling di kota Bontang demi stock shot gambar sebanyak-banyaknya. Menjelang sore, saya meminta untuk mengambil stock shot gambar di suatu tempat yang bagus untuk matahari terbenam. Saya pun dibawa ke daerah Bontang Kuala. Bontang Kuala adalah pemukiman masyarakat nelayan di kota Bontang yang terkenal sebagai kampung di atas air. Bontang Kuala juga menjadi awal berdirinya kota Bontang.

Wednesday, April 20, 2016

MENGHAPUS SUNTUK DI KEHENINGAN SEBESI

Suntuk!! Itu selalu merupakan kata yang tepat untuk diucapkan ketika ada teman sekantor yang bertanya mau kemana dan ngapain traveling ke suatu tempat. Kata itu juga yang membuat saya terpacu untuk segera pulang kantor, packing dan langsung mencari bus ke Lampung tanpa berpikir panjang lagi. Teman di Lampung yang saya hubungi juga heran kenapa tiba-tiba saya mau ke tempatnya "Iseng aja, lagi suntuk" jawab saya singkat.
Hari itu bertepatan dengan weekend menjelang hari pertama bulan Ramadhan, tepatnya 28 juni 2014, hanya berselang 1 hari sebelum puasa di mulai. Saya sudah nongkrong di pagi buta di pelabuhan Merak, sambil menunggu kapal yang menuju ke Bakauheni. Dengan petunjuk dari teman, maka sampailah saya di pasar Kalianda, Lampung sekitar pukul 09.00.

Wednesday, April 13, 2016

(FOTO) MENDUNG TEDUH DANAU TOBA VIA TOBASA

Pertama kali menginjakkan kaki di provinsi Sumatera Utara, saya ditugaskan untuk meliput di daerah kabupaten Toba Samosir. Kabupaten yang memiliki luas lebih dari 2.000 kilometer persegi ini terletak 250 kilometer dari kota Medan, atau sekitar 6-7 jam perjalanan. Senang deh rasanya kalau bisa dapat liputan ke tempat-tempat yang non-mainstream, karena sudah dipastikan alamnya masih terjaga dengan baik.
Danau Toba dari bukit Tarabunga, Balige
Saya mengunjungi Tobasa di bulan November 2013, tepat saat musim hujan dimulai di Tanah Air. Akibatnya, mendung menggelayut berhari-hari, bahkan ada satu hari dimana selama setengah hari saya tidak bisa kemana-mana karena hujan turun dengan derasnya. Meski demikian, pemandangan danau terbesar di Indonesia ini tetap memukau.

Wednesday, April 6, 2016

PAPEDA DALAM KETENANGAN SENTANI

Meski banyak huru-hara menyambut tugas negara ke Jayapura, saya akhirnya bisa meluangkan waktu untuk sejenak berada di tepi danau Sentani, Kabupaten Jayapura untuk sekedar duduk dan menikmati indahnya pemandangan di salah satu danau terbesar di Indonesia ini. Dengan luas areal mencapai 9360 hektar, setiap sudut danau Sentani bisa dinikmati dengan cara yang berbeda. Kali ini saya memilih untuk menikmatinya dengan sambil mencicipi kembali makanan khas Papua, Papeda!
Pernah tinggal di kota Sorong, Papua Barat selama 15 tahun membuat saya sudah terbiasa menikmati Papeda karena kadangkala Ibu saya suka memasak Papeda sendiri di rumah, terutama jika ada tamu dari luar kota yang datang. Namun terakhir kali saya mencicipi makanan ini hampir 10 tahun yang lalu, sekitar tahun 2007. Makanya begitu sampai di Jayapura, saya langsung minta ditemani ke restoran Yougwa di tepi danau Sentani untuk mencicipi kembali kuliner khas Papua ini.

Popular Posts