Wednesday, February 24, 2016

MENYENDIRI DALAM TELEKOMUNIKASI

Saat berjalan-jalan menggunakan bus GoKL di jalur ungu, saya tidak sengaja melihat salah satu gedung museum di Kuala Lumpur. Museum itu adalah Telekom Muzium, atau dalam bahasa Indonesia museum Telekomunikasi. Secara bus GoKL ini cuma berhenti di halte-halte tertentu dan saya tiba-tiba ingin melihat museum, saya baru turun dari bus setelah 2 halte dari museum tersebut. Tadinya sih mau lanjut naik bus di seberang jalan. Namun, berhubung cuaca agak mendung dan di pinggiran jalan banyak pohon, saya memutuskan untuk berjalan kaki kesana sambil melihat-lihat sisi jalanan di salah satu sudut kota Kuala Lumpur ini.

Wednesday, February 17, 2016

SENSASI TERBANG DENGAN CARAVAN

Banyaknya tugas negara dan kegiatan traveling yang saya lakukan membuat saya banyak menggunakan moda transportasi umum, mulai jalur darat, laut hingga udara. Jika jaraknya jauh dan cuma punya sedikit waktu, pesawat adalah moda transportasi yang paling sering saya gunakan baik untuk kerja ataupun liburan.

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan merasakan terbang bersama caravan. Eits..ini bukan jenis mobil terbang yee. Ini adalah jenis pesawat terbang buatan Amerika Serikat dari perusahaan Cessna bertipe Cessna 208 Grand Caravan. Pesawat ini yang membawa saya terbang dari bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta menuju ke sebuah bandara pribadi di tepi pantai Pangandaran, Jawa Barat milik Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti. Pesawat caravan ini memang salah satu armada di bawah naungan penerbangan Susi Air.

Wednesday, February 10, 2016

(FOTO) MENIKMATI ALAM KEPULAUAN SERIBU

Ditengah deru kota metropolitan, Jakarta ternyata memiliki alam yang masih asri dan indah. Kabupaten Kepulauan Seribu dengan total 362 pulau menawarkan alam yang menakjubkan, yang bisa menjadi pelarian sejenak dari hiruk pikuk jalanan kota Jakarta (EKW)
Sunset at Semak Daun island
Cipir island

Wednesday, February 3, 2016

JEJAK SEJARAH DI BANTEN LAMA

Serang, Provinsi Banten.

Kota ini memang cuma sekitar 2 hingga 3 jam perjalanan dari Jakarta. Namun, seperti biasa, biasanya yang dekat-dekat itu justru terlambat dijelajahi daripada yang jauh-jauh. Tapi hey, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan. Itu sebabnya saat diajak mengikuti one day trip ke Serang oleh seorang teman maka saya langsung mengiyakan saja tawaran tersebut. Setelah tiba disana, ternyata, saya baru tau kalau Banten punya jejak sejarah yang luar biasa.

Wednesday, January 27, 2016

HUNTING DI BENTENG MARLBOROUGH

"30 menit saja ya disini"
Demikian pesan Team Leader saya saat menurunkan kami bertiga di depan benteng Marlborough. Kami bertiga cuma lirik-lirikan sambil bilang "Diusahakan secepatnya" sambil berhamburan keluar mobil. Kalau saya pribadi mah tidak akan cukup lah 30 menit. Secepat-cepatnya saya berada di museum atau tempat bersejarah itu 60 menit lho. Standar saya menghabiskan waktu di tempat bersejarah biasanya 1,5 jam hingga 3 jam, tergantung berapa orang yang ikut dengan saya. Apalagi dengan benteng semegah ini? Yaa kita lihat saja nanti.


Saat saya melangkahkan kaki memasuki wilayah benteng ini, saya sangat antusias. apalagi setelah sempat zonk di Fort De Kock, Bukittinggi. Hehehehe.. 

Benteng Marlborough adalah benteng peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini merupakan benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara. Konstruksi bangunan benteng Benteng Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura' sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan.

Wednesday, January 20, 2016

MENDADAK PANIK DI PUNCAK GALAU

Seperti kebiasaan saya pada umunya, kalau diajakin ke sebuah tempat baru, terutama yang masih bisa dijangkau dengan durasi sehari semalam, jawaban iya sudah pasti akan segera meluncur dari mulut saya. Begitu pula saat diajakin ngetrip *sebenarnya buat belajar fotografi sih* oleh klub fotografi Backpacker Jakarta ke sebuah gunung di Bogor pun langsung disambar tanpa mikir. *jadi impulsif traveler nih lama-lama*. Kali ini tujuannya adalah Gunung Kapur Ciampea yang konon katanya jalur pendakiannya hampir sama dengan gunung Munara di daerah  Rumpin. Dan secara kita akan mengejar sunrise, berangkat tengah malam pun dijabanin.
Perjalanan Jakarta - Bogor cuma memakan waktu 1 jam menuju ke arah jalan raya Cibungbulan. Gunung Kapur Ciampea ini ternyata sudah punya pos pendakian jadi semua harus mendaftar di basecamp. Retribusinya pun cukup murah, cuma Rp.5.000 per orang.

Wednesday, January 13, 2016

(FOTO) UNIKNYA LOBBY HOTEL TRANSIT LUBUK LINGGAU

Sebenarnya dari luar hotel ini biasa saja. Tapi begitu masuk ke dalam lobbynya, saya terpesona dengan desain interiornya yang sangat artisitik. Bahkan pemiliknya dengan pede-nya memajang foto-foto keluarga dan koleksi barang antik di lobby dan ruang makannya. Ini beberapa foto saat saya mengunjunginya untuk kedua kalinya. 

PS. desain kamarnya biasa saja jadi tidak saya pajang fotonya. hehehehe.. (EKW) 

Lobby Hotel 

Wednesday, December 23, 2015

IRONI DI BATAS SENJA

Entah berapa folder foto yang saat ini saya miliki pasti hampir semuanya berisi foto berwarna jingga dari turun atau terbitnya sang surya. Entah berapa puluh angle yang saya gunakan demi hasil foto sunset dan sunrise yang lain dari biasanya, bukan hanya sekedar bulatan berwarna jingga di batas horison.

Hingga suatu ketika, saya terduduk diam di sudut pantai pulau Air, Kepulauan Seribu. Menggenggam kamera di pangkauan sambil menatap mentari yang perlahan turun ke peraduan. Saya benar-benar tidak mempedulikan teriakan teman-teman saya saat itu yang berkata "Endah, foto! Sunsetnya lagi keren tuh". Entah mengapa, Saat itu saya sedang berada di titik jenuh. Saya tak mau lagi merekam gambar lewat mata kamera. Saya hanya ingin merekam warna sang senja kali ini lewat mata dan hati saya.

Wednesday, December 16, 2015

NYASAR DI MALL KUALA LUMPUR

Hampir semua teman dekat saya tahu bahwa kalau saya masuk mall pasti nyasar. Cuma beberapa mall yang bisa saya masuki tanpa kesasar seperti Margo City dan Cilandak Town Square karena cuma punya 2 atau 3 lantai dan area depan dan belakang. Mall sekelas ITC Cempaka Putih, Thamrin City, apalagi Mall of Indonesia pasti saya butuh waktu setidaknya 20 menit untuk menemukan pintu keluar yang sama ketika saya masuk.

Demikian juga saat pertama kali ke Kuala Lumpur. Tanpa bekal peta apapun, saya tidak tahu kalau yang namanya KL sentral itu terintegrasi dengan mall NU sentral. Akibatnya, buat keluar dari tempat turun bus menuju ke area hostel yang berada tepat depan mall saja saya berputar-putar sampai hampir 1 jam dan keluar di pintu yang salah beberapa kali. Tiap kali keluar pintu ketemunya gedung-gedung pencakar langit melulu. Ehh itu ruko-ruko yang banyak penginapan dan cafe dimana ya?! *garuk-garuk kepala sambil sok sibuk mainin hape padahal tidak ada sinyal wifi yang nyambung juga* *jedotin kepala ke tembok*

Popular Posts