Warna hijau daun yang diselimuti cahaya keperakan dari sinar matahari berpadu mesra dengan birunya sang langit. Selingan kicauan burung menjadi nyanyian alam yang serasi. Semilir angin menyejukkan hawa panas tubuh yang mulai naik di batas normal.
Begitulah pendakian Slamet ini dimulai pada pukul 10.00 wib dengan 9 orang teman lainnya. Ngomong-ngomong di pendakian ini saya kembali menjadi yang paling cantik karena teman-teman se team cowok semua. *cewek di sarang penyamun, hohohoho..*. Awalnya ada seorang cewek lagi yang dikabarkan ikut saat saya masih berada di Pekalongan. Namun karena satu dan lain hal yang tidak saya ketahui, maka si cewek itu pun batal ikut.
Sepertinya yang sudah saya rencanakan di awal, karena batuk pilek dan radang tenggorokan yang sudah menyerang sejak beberapa hari yang lalu, saya tidak berencana untuk menjejakkan kaki di puncaknya. Hanya sekedar ingin camping dan melihat hutan di kawasan Gunung Slamet. Puncak bisa lain waktu lah. Toh, tak lari gunung dikejar kan. Dan berdasarkan rembugan team, kita akan ngecamp di pos 7 dan paginya baru akan nanjak untuk summit attack.
Wednesday, August 26, 2015
Wednesday, August 19, 2015
RENCANANYA SIH....
Rencananya sih..
Lebaran ini di kosan saaja menikmati liburan Jakarta yang sepi..
Lebaran ini di kosan saaja menikmati liburan Jakarta yang sepi..
Kenyataannya..
Tanggal 16 Agustus pagi diajak naik ke gunung Slamet dan saya langsung menyetujui.
*saya mah orangnya gampang banget diajakin ya.. hahaha*
Rencananya sih..
Berangkat dari Jakarta tanggal 19 Agustus dan nanjak tanggal 20 Agustus
*saya mah orangnya gampang banget diajakin ya.. hahaha*
Rencananya sih..
Berangkat dari Jakarta tanggal 19 Agustus dan nanjak tanggal 20 Agustus
Kenyataannya..
Diajakin temen main ke Pekalongan dulu buat hunting curug dan langsung beli tiket berangkat tanggal 17 Agustus malam dan tanggal 19 Agustus subuh berangkat dari Pekalongan menuju ke Basecamp pendakian dan jam 10 pagi langsung nanjak..
Wednesday, August 12, 2015
CAHAYA DARI LANGIT DI GOA LAWA
Iseng-iseng main-main ke kampung orang setelah momen Lebaran membawa saya dan beberapa orang teman mengunjungi kawasan wisata Goa Lawa di Purbalingga, Jawa Tengah. Goa yang terbentuk akibat endapan lava dari gunung Slamet ini berada di desa Siwarak, kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Goa ini memiliki panjang 1,5 kilometer dengan luas mencapai 5 kilometer. Goa ini sudah dibuka untuk umum oleh pemerintah daerah setempat sehingga akses masuknya sudah terdapat jalur jalan yang diterangi lampu dan beberapa guide yang ada di beberapa titik.
Langkah kaki dan candaan ringan menemani dan menggema di seluruh sudut goa ketika kami memasuki tiap bagian lekukan goa. Saya dan teman mendadak berhenti di depan sebuah cekungan, cekungan itu pendek, tingginya hanya 1 meter. saya mencoba berjongkok dan mengarahkan sinar lampu senter ke dalamnya. Gelap! Tak ada cahaya yang memantul di dindingnya. Sepertinya lubang itu terlalu dalam dan kecil. Tidak seperti ruangan lain yang diberikan lampu di beberapa sudutnya.
Langkah kaki dan candaan ringan menemani dan menggema di seluruh sudut goa ketika kami memasuki tiap bagian lekukan goa. Saya dan teman mendadak berhenti di depan sebuah cekungan, cekungan itu pendek, tingginya hanya 1 meter. saya mencoba berjongkok dan mengarahkan sinar lampu senter ke dalamnya. Gelap! Tak ada cahaya yang memantul di dindingnya. Sepertinya lubang itu terlalu dalam dan kecil. Tidak seperti ruangan lain yang diberikan lampu di beberapa sudutnya.
Wednesday, August 5, 2015
Wednesday, July 29, 2015
3 PULAU DI UJUNG BARAT PULAU JAWA
Taman Nasional Ujung Kulon di provinsi Banten. Sesuai
namanya, daerah ini terletak di ujung paling barat pulau Jawa. Kawasan taman
nasional ini memiliki luas 122.000 hektar lebih, dimana 443 kilometer
perseginya adalah wilayah laut. Ujung Kulon merupakan taman nasional pertama
yang diresmikan oleh pemerintah Indonesia dan juga merupakan warisan dunia yang
dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991.
Pada awalnya Ujung Kulon merupakan tanah pertanian dan
pedesaan. Namun meletusnya gunung Krakatau pada tahun 1883 membuat daerah
pedesaan dan pertanian itu hancur lebur dan berubah kembali menjadi hutan
beberapa tahun setelah letusannya.
Selain hutannya yang masih alami, Ujung kulon memiliki
beberapa pulau yang bisa dikunjungi untuk melihat sekelumit flora dan fauna
yang ada di taman nasional ini. Berikut ini adalah 3 pulau yang saya kunjungi
saat mengunjungi taman nasional Ujung Kulon.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Meski dengan persiapan singkat, namun tidak berarti persiapannya asal-asalan ya. Demikian pula saat saya memutuskan untuk traveling impulsif...
-
Karena hanya bisa Menyapa Puncak Tertinggi Vietnam dari balkon homestay, akhirnya saya, Rahma, Andini dan Aris memutuskan untuk main-main k...
-
Tana Toraja, terkenal dengan berbagai objek wisata adat dan religinya yang kental dan telah berusia ratusan tahun. Dahulu, Tana Toraja berad...