Wednesday, April 15, 2015

NYARIS PINGSAN DI PANTAI SERASA, BRUNEI



Seperti yang sudah saya tuliskan di beberapa artikel tentang Brunei sebelumnya, trip kali ini, saya lebih banyak tidur daripada jalan-jalan karena kecapekan kerja. *Workaholic mode ON*. Begitu pula hari terakhir saya di Brunei, saya tidur sampai jam 11 siang dan bangun hanya untuk mondar-mandir di sekitar hostel dan nongkrong di café.

Setelah puas nongkrong sampe jam 1-an, saya pun memutuskan untuk mengeksplore lebih jauh wilayah di sekitar hostel. Kalau dari awal saya cuma mondar-mandir di sekitar blok tempat hostel berada, sekarang saya berjalan sedikit lebih jauh menuju ke blok yang berikutnya. Tidak disangka, 2 blok dari hostel saya melihat deretan bus kota yang sedang parkir dengan berbagai tujuan. Lahh itu terminal bus toh?? Kenapa juga saya baru tahu ada terminal bus utama yang letaknya Cuma 300 meter dari hostel?? Jadi ngeliatin apa saja saya kemarin selama 2 hari mondar-mandir di sekitar hostel?? *berasa bodoh*

Yasudahlah ya.. Daripada menyesali, saya pun segera beranjak menuju ke terminal bus ini. FYI. Saya belum memutuskan mau kemana. Saya pun mondar-mandir di dalam terminal bus yang lebih mirip parkiran ruko ketimbang terminal karena letaknya di basement. Mungkin karena Brunei adalah negara kaya sehingga hanya sedikit orang yang menggunakan transportasi umum. Makanya jangan heran kalau saya tidak ngeh sama terminal ini ya.. Mata saya pun tertuju pada peta rute bis ini yang terdiri dari 6 rute. Setelah menyimak peta rute ini, saya pun memutuskan mencari pantai dengan alasan Brunei adalah negara tepi pantai jadi saya harus ke pantainya. Hehehe..

Wednesday, April 8, 2015

AKU RINDU

Aku rindu,
Pada jejak kaki yang belum aku tapakkan
Pada tempat yang belum kudatangi
Pada dedaunan yang belum aku sentuh

Aku merindu,
Pada buaian angin yang belum sempat membelaiku
Pada kecupan hujan yang tak sempat menyentuh keningku
Pada tarian pelangi yang tak sempat mengajakku bermain

Aku hanya sendiri disini
Merindukanmu yang belum sempat kumiliki

Jakarta, April 2015
Ika Wirawati

Wednesday, April 1, 2015

MENCICIPI KULINER PASAR SANTA, JAKARTA

Pasar Santa. Saya rasa hampir semua warga Jakarta pasti kenal dengan pasar yang satu ini. Dulunya ini adalah kawasan pasar tradisional pada umumnya yang bisa ditemukan di mana saja. Awalnya lantai 1 difungsikan bagi para penjahit, namun karena sepi pembeli, para penjahit pun turun dan menempati lantai dasar pasar Santa. Lantai 1 pun sempat terbengkalai dan kosong melompom. Namun sejak Agustus 2014, Lantai 1 pasar ini mulai difungsikan sebagai areal foodcourt dan mulailah geliat pasar ini kembali muncul.

Beberapa waktu yang lalu saya dan beberapa orang teman menyempatkan diri untuk sekedar berkunjung, melihat-lihat dan mencicipi beberapa jenis makanan yang ada di pasar ini. Dari puluhan bahkan mungkin ratusan jenis makanan yang dijual di sini, ini adalah beberapa makanan yang mampu saya cicipi dalam waktu 3 jam kunjungan ke sana.

Wednesday, March 25, 2015

MENANTANG MAUT DEMI SEBUAH FOTO???

Pengunjung di Tebing Keraton, Bandung 
Saya baru saja sampai dan sedang mencari spot foto yang menarik di areal Tebing Keraton. Saat itu pinggiran tebing yang sudah dipagari itu sudah dipadati oleh banyak orang. Beberapa diantara mulai melangkah keluar dari pagar dan menuruni tebing. Saya pun tergelitik untuk ikut melakukannya saat mendengar sebuah celetukan dari samping kanan saya yang berkata : "look, people are risking their life just to get that stupid picture"

Sesaat saya diam termangu mendengar perempuan asing itu berkata demikian saat melihat beberapa orang yang menuruni tebing tanpa alat dan asyik berpose. Saya sedikit tersentak dengan kalimat itu karena terus terang saya mungkin termasuk salah satu yang terkadang melakukan hal demikian, membahayakan diri demi sebuah foto dramatis.

Wednesday, March 18, 2015

MENGUNJUNGI KAMPUNG AYER BRUNEI DENGAN HARGA LOKAL

Seperti yang sudah tulis sebelumnya di artikel Hecticnya mau berlibur ke Brunei, saya tidak punya waktu untuk melakukan riset mengenai tempat-tempat wisata di Brunei. Namun beruntung saya memiliki teman baru di sini, Ahamed, yang menunjukkan beberapa tempat yang bisa dijangkau dengan jalan kaki dari hostel tempat saya menginap. Salah satunya adalah Kampong Ayer.
Kapal-kapal di sungai Brunei dan Kampong Ayer di kejauhan
Kampong Ayer adalah salah satu daerah di Brunei yang sebagian besar areanya terletak di tengah-tengah sungai Brunei. Di kampung ini terdapat lebih dari 39.000 warga yang berdiam di perkampungan yang terbuat dari kayu ini.

Saat memiliki waktu lebih untuk browsing dengan wifi gratis di sebuah cafe di tepi sungai Brunei *fakir wifi* saya sempat membaca beberapa review blog bahwa untuk menyeberang ke kampung ini akan ditarik bayaran antara 20 - 50 dollar Brunei per orang, tergantung kejelian dan keuletan nego harga pada pengemudi kapalnya.  Duhhh.. buat saya uang segitu mah besar sekali ya. Apalagi saya memang tidak jago nego harga euy.. Nongkrong di cafe bertaraf internasional saja, secangkir kopi "cuma" seharga 10 dollar Brunei. *garuk-garuk kepala*

Wednesday, March 11, 2015

(FOTO) TAHUN BARU CINA DI 3 KLENTENG KOTA TANGERANG

Awalnya pas hunting foto saat perayaan tahun baru Cina, 19 Februari lalu, saya berniat untuk membuat photostory dalam bentuk hitam putih. Bahkan judulnya pun sudah terpikirkan "Hitam Putih di Kemeriahan Imlek". Namun saat mulai mengedit menjadi hitam putih dan melihat bolak-balik hasil hitam putih dan warna asli, saya mulai ragu. Beberapa foto terlihat bagus dalam bentuk hitam putih, dan beberapa lainnya terlihat bagus dengan warna-warninya.

Oleh karena itu, saya memutuskan untuk membuat photostory dengan foto hitam putih dan warna saling berdampingan. Jadi, kalian lebih suka yang mana? Team #HitamPutih atau team #WarnaWarni??? (EKW)

KLENTENG BOEN TEK BIO
Pasar lama, Tangerang

Wednesday, March 4, 2015

ROADTRIP JAKARTA - LAMPUNG

Panik, takut, Deg-degan sekaligus senang memang bercampur jadi satu saat pukul 2 siang di kantor saya duduk di depan komputer dan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Lampung. Memang sih dari Jakarta ke Lampung itu dekat. Masalahnya saya belum pernah sekalipun ke Lampung dan ini solo traveling lho. Mana berangkatnya malam pula, bagaimana tidak panik???

Tapi seorang teman kantor yang saya beritahukan tentang niat mau ke Lampung ini cuma memberikan jawaban “Kamu solo traveling ke luar negeri saja bisa, masa ke Lampung sendirian tidak bisa sih?” Iya sih. Memang biasa kemana-mana sendirian, tapi baru kali ini memutuskan berangkat dengan waktu semepet ini.  Kalau trip-trip yang sebelumnya setidaknya saya sudah tau jalan atau sudah pesan tiket beberapa bulan sebelumnya. Jadi trip ke Lampung ini benar-benar saya tidak tahu jalan dan belum tahu transportasi secara sambung-menyambung menuju ke Lampung.

Namun, karena sudah diniatkan sejak sebulan yang lalu akan traveling ke Lampung, ya sudahlah.. mari kita berangkat!! Persiapannya? Kirim pesan ke teman yang tinggal di Lampung kalau saya akan datang, pulang kantor jam 5 sore, Ambil daypack yang sedang dipinjam sama Irma Siregar dan sampai di rumah jam 8 malam lewat, Isitrahat dan makan malam 30 menit, beres-beres kamar 30 menit (biar kalau pulang bisa langsung tidur di kamar yang masih rapi, hehehe) lalu packing 30 menit. Jam 10 malam kurang saya pun berangkat.


Popular Posts