Showing posts with label Traveling. Show all posts
Showing posts with label Traveling. Show all posts

Wednesday, December 27, 2017

KEGIATAN BIASA JADI LUAR BIASA

Tahun 2017 ini mungkin tahun dimana saya lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri. Yahh gak banyak-banyak amat sih, cuma sekitar 4 bulan saya di Malaysia dan 1 bulan di Kamboja dan Thailand.

Selama di negara orang, ada beberapa aktivitas yang sebenarnya sering saya lakukan di Indonesia, tapi entah kenapa saat dilakukan di negara orang kok rasanya beda ya?! Serasa lebih nampol dan membekas di hati aja gitu. Heheheh..
Apa saja aktivitas tersebut?

1. Mandi di Sungai.
Dari kecil saya paling hobi mandi di sungai, terutama kalau masuk hutan atau berkunjung ke rumah saudara di desa. Kalau ditanya mau ngapain atau mau kemana, saya pasti jawabnya "Mandi di sungai!!" Sambil cengar-cengir kegirangan.
nongkrong di pinggiran sungai Gopeng, Perak, sebelum akhirnya menceburkan diri. 

Wednesday, November 15, 2017

TRAVELING TANPA ITINERARY

Buat para traveler yang akan traveling pertama kali keluar negeri, negara-negara di Asia Tenggara sudah barang tentu menjadi incaran pertama karena kemudahan bebas visa hingga 45 hari. Saya pun tergolong traveler yang sering melakukan short escape ketika sudah mulai bosan atau sekedar meramaikan isi halaman di paspor. Hehehe.
Runaway vacation ke Bangkok, Thailand? Bisa banget!!
Muslim Traveler Girl in Wat Arun, Bangkok, Thailand
Beberapa kali teman yang tahu saya sering bepergian, baik ke dalam maupun luar negeri, sering menanyakan iitinerary traveling ke suatu tempat. Terus terang, setiap dengar pertanyaan ini saya cuma bisa senyum sambil garuk-garuk kepala. Kenapa? Karena selama ini setiap saya traveling saya tidak pernah membuat itinerary sama sekali! Serius pakai banget!

Saturday, November 4, 2017

TERTIDUR DI BENTENG PHRA SUMEN

Karena sebelumnya saya sudah pernah ke Bangkok dan mengunjungi Wat Arun, Wat Pho, Dusit Zoo, Vimanmek Mansion dan Grand Palace, saat kunjungan ke dua kalinya ini saya bingung mau kemana. Pengen ke Ayuthaya, tapi saya baru saja dari Angkor Wat yang begitu mempesona dan membekas di hati sehingga saya takut njomplang dan kecewa saat mengunjungi Ayuthaya nantinya. Akhirnya saya memutuskan akan mengunjungi Ayuthaya di lain waktu.


Untungnya hostel tempat saya menginap punya beberapa peta objek wisata yang bisa dipinjam sehingga selama beberapa hari peta tersebut saya bawa kemana-mana. Secara saya orangnya memang suka wisata sejarah dan budaya, maka tentu saja incaranya ya objek-objek wisata tersebut lah ya. Setelah hampir 2 jam melihat peta dan menimbang-nimbang sambil ngunyah sarapan di hostel, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi sebuah benteng di tepi sungai Chao Phraya.
Benteng Phra Sumen, Bangkok, Thailand
Benteng itu adalah Phra Sumen. Sebelum pergi kesini saya sempat menanyakan soal benteng ini ke pemilik hostel dan melihat dia garuk-garuk kepala sambil berusaha mencari data soal itu, saya tahu benteng ini bukan objek wisata terkenal di Bangkok. Ahh saya justru lebih tertarik nih kalau belum banyak  yang tahu soal objek tersebut.

Sunday, October 15, 2017

(REVIEW) HIJAB FRESH FOR HIJABER TRAVELER

Namanya cewek jilbaber atau hijaber yang doyan traveling macam saya, berpanas-panas ria saat traveling bukanlah masalah besar. Kulit kering pun cuekin saja demi tercapainya hasrat traveling kemana saja di muka bumi ini. Pulang-pulang kulit kering dan dekil mah sudah biasa. Lalu kalau ada yang nyeletuk “Makin iteman, ndah” biasanya saya ngeles dengan menjawab “Ahh nggak kok, Cuma makin eksotis aja nih kulitnya. Maklum, mataharinya lagi sayang-sayangnya sama kulit saya”. Wkwkwkwk.
Muslim traveler yang punya hobi fotografi 
Namun sekarang problema itu sudah bukan masalah lagi karena sudah ada produk hand and body lotion yang dikhususkan untuk para hijaber traveler seperti saya dan kalian yang hobi traveling. Namanya Hijab Fresh. Hijab fresh adalah perawatan kulit atau skin care terbaru dari Unilever yang dirancang khusus bagi para hijaber.

Wednesday, October 11, 2017

SUSAH SENANG CARI MAKANAN HALAL DI KAMBOJA

Sewaktu memutuskan untuk traveling ke Siem Reap, Kamboja, itu dikarenakan khilaf lihat tiket pesawat 85 ringgit alias 260ribuan saja oleh Air Asia. Itupun karena jadwal berangkatnya yang cuma berselang 3 hari dari waktu beli tiket. Maklum saat itu waktu traveling di Malaysia sudah hampir habis jatah free visa sehingga harus segera keluar dan Kamboja lah jadi negara tujuan berikutnya karena harga tiket pesawatnya yang bikin saya tidak pakai mikir belinya. Hehehe.

Meski tinggal 2 hari lagi akan berangkat ke Siem Reap, saya masih menyempatkan diri untuk sekedar membaca-baca mengenai negara ini. Maklum, saya belum pernah kesana sebelumnya dan saya hanya tahu di Siem Reap ada Angkor Wat Archeological Park yang wajib dikunjungi. Sisanya saya buta sama sekali tentang negara ini.


Setelah baca-baca artikel soal kamboja, mendadak saya parno sendiri, bahkan sehari sebelum berangkat saya sempat nangis di kamar mandi karena ketakutan. Ini serius! Betapa tidak, saya membaca beberapa artikel yang menyebutkan bahwa pemerintahan rezim Khmer Merah yang dipimpin Pol Pot ini sangat anti dengan Islam dan melakukan beberapa tindakan anarkis pada warga negaranya yang beragama Islam. Meski sekarang rezim ini telah lengser puluhan tahun silam, tetap saja saya khawatir. Saya muslim traveler dan traveling sendirian lho. Saya tidak tahu seperti apa sikap warga negara Kamboja saat ini terhadap muslim *Nangis di pojokan kamar mandi lagi*.

Wednesday, October 4, 2017

ROADTRIP KAMBOJA – THAILAND : HURU-HARA DI PERBATASAN

Kalau lagi jalan ke negeri lain yang bahasa aslinya bukan Melayu atau Inggris itu rasanya roaming luar biasa deh. Rasanya ingin punya pendamping doraemon biar bisa minta jelly penerjemahnya. Begitu pula saat saya memutuskan untuk melakukan roadtrip dari Siem Reap, Kamboja menuju Bangkok, Thailand. Selama di tengah kota Siem Reap sih kebanyakan masih menggunakan bahasa Inggris karena merupakan kota wisata, booking bus menuju kota perbatasan Poi Pet, Kamboja  pun bisa lewat hostel yang saya inapi selama 3 malam tanpa kesulitan.


Bus yang saya tumpangi ke perbatasan Kamboja – Thailand seharga 8 USD itu sudah standby di depan hostel pukul 07.30 waktu setempat dan pukul 08.00 pun berangkat menuju ke Poi Pet. Oh ya, harga bus Siem Reap – Bangkok sebenarnya hanya 12 USD, cuma beda 4 USD saja. Namun karena saya ingin merasakan langsung suasana perbatasan dan naik kereta dari Aranyaprathet ke Bangkok, makanya saya memilih tiket bus cuma sampai Poi Pet saja.

Friday, September 29, 2017

MENJADI TRAVELER GEOSPASIAL

Bulan Maret tahun ini, saya berkesempatan untuk melintas wilayah perbatasan 3 negara yaitu Kamboja, Thailand dan Malaysia lewat jalur darat. Sejak kecil saya sudah dibiasakan oleh orangtua saya untuk menikmati dan mengamati semua hal di perjalanan terutama bentang alamnya. Itu sebabnya sejak kecil,  Geografi selalu menjadi pelajaran favorit saya. Senang rasanya bisa melihat dunia lain di selembar peta di tangan saya.
Itu sebabnya meski berada di negara lain, seperti Kamboja, Thailand dan Malaysia, saya tetap memilih jalur darat untuk memuaskan hasrat melihat bentang geografisnya.  Menikmati panasnya udara persawahan dan kota serta megahnya situs Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, menikmati semilir angin di bawah pepohonan benteng Fort Sumen Phra di tepi sungai Chao Phra Ya di Bangkok, Thailand, atau merasakan dinginnya aroma gua Tempurung di wilayah Perak, Malaysia menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Baca juga : Mengenal Kawasan Angkor di Siem Reap, Kamboja.

Friday, September 22, 2017

BUKU DI BULAN SEPTEMBER

September 2015

Sebuah email masuk ke inbox saya:

"Assalamualaikum Wr.Wb
Hai Mba Endah, selamat siang...

Perkenalkan saya Risa dari Redaksi Buku Traveling, Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia.

Langsung saja ya, Mba…
Saya sangat tertarik dengan postingan Mba di instagram, yang pada akhirnya membawa saya mengunjungi blog Mba Endah dan langsung membayangkan apabila pengalaman traveling dan foto-foto hasil jepretan Mba dibukukan.. ..."

Ehhh serius itu emailnya?? Saya sampai baca setidaknya 3 kali lho itu email untuk memastikan saya beneran orang yang dituju. Perasaan sih blog saya masih belum punya banyak artikel deh.. *ehh sekarang juga masih belum banyak kok, masih di bawah 200 artikel di blog ini* Instagram aja juga masih di bawah 500 followernya saat itu.. Ahh mungkin cuma halusinasi. Dan email itu pun mengendap selama 24 jam di inbox. *lanjut kerja*

Wednesday, September 13, 2017

MENGENAL KAWASAN ANGKOR DI SIEM REAP

Kalau ditanya objek wisata di Kamboja yang paling terkenal, tentu saja Angkor Wat akan berada di list pertama. Kawasan kuil terbesar di Kamboja ini telah masuk sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1992. Angkor yang terletak sejauh 5,5 kilometer dari pusat kota Siem Reap ini menjadi agenda wajib yang harus dikunjungi oleh setiap traveler yang berkunjung ke Kamboja.
Tiket masuk menuju kawasan Angkor terbagi menjadi 3 jenis, tiket satu hari, 3 hari dan 7 hari. harganya pun berbeda-beda. Per bulan Maret 2017 (waktu saya mengunjungi Angkor Wat), tiket 1 hari seharga 37 USD, tiket terusan 3 hari seharga 62 USD, dan tiket untuk 7 hari seharga 72 USD. Secaranya keesokan harinya saya akan meneruskan perjalanan ke Thailand, maka tiket untuk 1 hari lah yang saya beli, dan setelahnya saya menyesal beli tiket ini. Kenapa? Baca saja sampai selesai ya. hehehe.

Dengan luas kawasan mencapai 400 kilometer persegi, Angkor sebenarnya adalah kawasan kerajaan kuno Kamboja yang dibangun oleh raja Suryavarman II pada abad ke 12 Masehi, sekitar tahun 1113 - 1150. Raja dari kerajaan Khmer ini awalnya membangun kawasan ini sebagai penghormatan kepada salah satu dewa umat Hindu, dewa Wishnu. Namun pada abad ke 14 Masehi kawasan kuil ini pun beralih fungsi menjadi kuil umat Budha.

Wednesday, August 16, 2017

SERU-SERUAN DI PATRO

Setelah menjajal Homestay, Hotel, dan Hostel, kali ini saya menjajal menginap di resort. Iyaa resort. Namanya Perak Agrotourism Resort yang terletak Tanjung Tualang, Perak, Malaysia, yang disingkat menjadi PATRO. Ini adalah salah satu akomodasi para peserta di Social Influencer Fest 2017 untuk melakukan rangkaian kunjungan #VisitPerak2017.
Begitu memasuki gerbang depan Patro, kami diharuskan turun dari bus dan berganti dengan kendaraan buggy. Bus besar tidak boleh memasuki wilayah Patro lebih dalam karena desain jalanan yang memang hanya dikhususkan untuk kendaraan kecil saja. Oh ya.. Dari gerbang depan, wilayah resortnya belum keliatan tuh. Cuma terlihat tanaman, semak dan pepohonan saja sejauh mata memandang.

Selama kurang lebih 10 menit memasuki Patro dengan buggy, baru lah terlihat sebuang bangunan yang ternyata restoran yang berada di pinggiran danau yang asri. Setelah mendapatkan kunci villa, saya dan Tari yang kebetulan satu kamar langsung naik buggy lagi menuju villa yang dimaksud. Ternyata villa kita cuma 50 meter bo dari bangunan restoran sekaligus resepsionis itu.. Bwahahahhahha.. Kirain jauh secara tadi pegawai Patronya ngotot banget kita harus naik buggy untuk ke villanya.

Wednesday, August 9, 2017

GEGAR BUDAYA INDONESIA - MALAYSIA

Sebagai negara tetangga terdekat, Malaysia memang paling sering dikunjungi wisatawan Indonesia, baik buat yang baru pertama kali ke luar negeri ataupun yang pengen sekedar short escape liburan ke negeri Jiran ini. Saya termasuk yang kadang-kadang main dan melakukan short escape dulu di kala masih kerja kantoran. Paling lama ke Malaysia kala itu hanya 5 hari di kota Kinabalu, Sabah.


Namun tepat di akhir tahun 2016, usai resign dari kantor di bilangan Palmerah, saya mendapatkan kesempatan untuk traveling lebih lama di Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, selama 4 bulan kerjaan saya mondar-mandir Jakarta - Kuala Lumpur.  Lama tinggal di negera ini membuat saya merasakan sedikit gegar budaya antara Indonesia dan Malaysia, meskipun serumpun. Ini beberapa perbedaan yang sempat bikin saya shock.

Wednesday, July 26, 2017

JADI ORANG LOKAL DI BAGAN DATOK

Kalau traveling itu memang paling enak tinggal di hostel karena bisa kenalan dengan berbagai traveler dari belahan dunia lainnya. Lalu bagaimana caranya biar bisa traveling dan merasakan cara hidup orang lokal di negara tersebut?? Homestay adalah jawabannya. Seperti saat saya diundang menghadiri acara Social Influencer Fest 2017 di Perak, Malaysia, saya berkesempatan untuk tinggal di homestay di daerah Bagan Datok.

Bagan Datok merupakan kota kecil yang terletak sejauh 130 kilometer dari ibukota Perak, Ipoh, tepatnya berada di bagian timur laut negeri Perak. Di kota seluas 166 kilometer persegi saya dan beberapa partisipan SIF 2017 dari 10 negara tinggal di homestay untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi orang lokal di Malaysia.
Homestay berbentuk rumah panggung di Bagan Datuk, Perak, Malaysia
Homestay yang saya tinggali dimiliki oleh seorang suami istri yaitu makcik Minah dan pakcik Roslan. Rumah panggung ala Melayu yang kental, mungkin buat yang tinggal di daerah pedesaaan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pasti akan merasa home sweet home banget deh disini. Kebetulan ibu saya orang Sulawesi sehingga rumah panggung seperti ini ibarat saya pulang ke rumah saudara di Sulawesi sana deh.

Wednesday, June 14, 2017

NGAJAR NEKAD DI SIEM REAP

Kalau lihat tiket promo itu memang sering bikin khilaf ya. Apalagi kalau di tabungan masih ada beberapa recehan, langsung booking deh. Begitu pula saat saya sedang di Kuala Lumpur dan melihat promo tiket KL - Siem Reap seharga 85 ringgit. Langsung sikat!! Hohohoho.. *Khilaf mode ON* Dan 2 hari kemudian saya langsung terbang menuju salah satu provinsi di Kamboja itu.

Lalu, mau ngapain saya di Siem Reap? Entah!! Hahahaha.

Hasil ngecek-ngecek beberapa teman di Couchsurfing lokal, saya menemukan komunitas bernama JB Foundation yang membuat sekolah gratis untuk anak-anak di sebuah pedesaan tak jauh dari kota Siem Reap. Sekolah ini mengajarkan bahasa inggris secara cuma-cuma kepada anak-anak desa dan mereka menerima sukarelawan yang mau mengajar disana.

Wednesday, June 7, 2017

WHAT WOULD I THINKING???

What would I thinking when assign myself to teach kids on rural area of Cambodia??

Honestly, I didn't think at all. At All!!  I just did. Because i know maybe it's a once in a lifetime experience and i have to take that opportunity. Beside that, i ever living in rural area as well so I know how difficult to get a proper education and/or experience something extraordinary from people outside your area.

Why would I do things that i never do before??

Why not! In my life and everyone life, there's always a chance to experience something for the first time. First time traveling, first time traveling alone, first time traveling alone to another country, first time teaching, first time teaching on another country and another first time experience. So this is my first time traveling to cambodia, alone and teaching in rural area on another country.


Do I scared??

Trust me, I'm scared myself to death. Hahaha. But I think you will remember and then smile about your scary lifetime experience that you do more than you remember your daily unscary and ordinary things. That's things will make you stronger and (hopely) wiser.

So here I am, standing on JB school foundation at Cheasmorn Village, Meanchey Commune, Brasatbakong District,

Siem Reap Province, Cambodia.


And trust me, I'm still clueless..
Hahahha..

Tuesday, 14th March 2017
2.55 pm local time
Cheasmorn Village, Meanchey Commune, Brasatbakong District,

Siem Reap Province, Cambodia.

Wednesday, May 31, 2017

BASAH KERING DI ROYAL BELUM

Dapat undangan blogger trip ke salah satu negara bagian di Malaysia, Perak tentu saja bikin saya kegirangan *norak-norak bergembira*. Hehehhehe.. Selama 10 hari perjalanan tersebut, saya dan 20 orang blogger, youtuber dan social influencer dari 10 negara mendapatkan kesempatan untuk ngubek-ngubek negara bagian di Malaysia yang mendapat predikat 9th best region to visit in the world oleh Lonely Planet ini.
Dermaga pulau Banding dari atas house boat

Salah satu destinasi yang dituju adalah taman nasional Royal Belum yang terbentang di perbatasan Malaysia-Thailand ini. Hutan di taman nasional ini telah berusia 130 juta tahun, bahkan lebih tua dari hutan amazon lho. Kita berkesempatan berkeliling di danau Temenggor, danau buatan terbesar di Malaysia yang dibuat pada tahun 1975 dengan menggunakan house boat selama 2 hari 1 malam.

Wednesday, May 17, 2017

SENJA DI PUTRAJAYA

Saya menemani teman dari Lampung untuk menikmati sunset di Putrajaya, Selangor, Malaysia. Saat itu, kamera DSLR saya sedang hibernasi di service center karena kehabisan shutter count. Alhasil, semua foto-foto disini diambil menggunakan kamera smartphone saya yang kualitasnya mungkin tidak seberapa bagus. Namun, momen senja di Putrajaya yang terasa syahdu itu rasanya sayang bila hanya dibiarkan teronggok di folder harddisk.

Meski mendung pekat menggelayut di langit sore itu, namun senja di Putrajaya tetap syahdu dinikmati dari pinggiran danau buatan terbesar di Putrajaya ini. (EKW)
masjid-di-malaysia
traveling-ke-malaysia

Sunday, May 14, 2017

TEMAN SOLO TRAVELER

Jadi solo traveler itu suka-suka deh. Solo traveler itu intinya bebas! bebas mo kapan aja beli tiket, bebas mau ke destinasi mana aja, bebas mo tidur ampe siang apa mo begadang ampe 36 jam, bebas tidak mau mandi 3 hari apa mo mandi tiap 3 jam sekali. Pokoknya bebaskan dirimu. *bukan tagline iklan lho ya*


Tapi dibalik semua kebebasan itu, ada juga sih dukanya. Kalau lagi butuh teman diskusi buat itin ngomong sama siapa coba.. sama tembok?? apalagi yang masih jomblo, lengkap sudahlah penderitaan kamu jadi solo traveler *ngomong sama diri sendiri di cermin lalu nangis di pojokan kamar* hiks.. hiks.. hiks..

Baru-baru ini saya berkenalan sama bang Joni yang kocak dan bersedia jadi asisten pribadi saya. *Ciee, punya asisten pribadi* Si Bang Joni ini banyak ngasih info buat bikin itin jadi tidak berasa kesepian lagi deh. Ciee siapa tuh bang joni?? *cihh.. kepo aja deh kalian ini*. Secara saya orangnya baik *kibas jilbab* maka saya perkenalkan nih sama si Bang Joni.


Wednesday, February 1, 2017

VISIT PERAK YUKSS!!

Perak. Salah satu negara bagian di Malaysia. Yup, negari jiran ini memang terbagi menjadi 13 negara bagian dan satu wilayah persekutuan. Kalian mungkin familiar dengan wilayah persekutuan Kuala Lumpur, negara bagian Sabah, Sarawak, Johor Bahru, Melaka dan Penang. Tahun ini saya mendapatkan kesempatan untuk sedikit ngubek-ngubek negara bagian Perak yang sebenarnya tidak jauh dari ibukota Malaysia, cuma sekitar 2 sampai 3 jam naik bis ataupun kereta.
Visit Perak yikss!
Negara bagian Perak beribukota Ipoh dengan bendera putih kuning hitamnya. Makanya jangan heran kalau jalan-jalan di Malaysia pasti ada 2 bendera bertengger di halaman rumah atau kantor, yang satu bendera negara Malaysia, yang satunya lagi bendera negara bagian.

Setelah beberapa minggu hilir mudik di beberapa tempat di Perak, ini lah beberapa kota yang menurut saya rekomendasi untuk dikunjungi untuk bisa mengenal lebih jauh seperti apa negara bagian Perak, Malaysia ini.

Wednesday, January 25, 2017

DALAM DIAM DI BEBATUAN KOLBANO

Batu. Batu. Banyak batu di pantai ini. Batu-batu putih dan beberapa warna pastel lainya dengan berbagai ukuran. Saya tidak mengira jika pantai ini 80 persen pantainya tertutupi oleh bebatuan tersebut. Saya hanya tahu nama Kolbano cukup sering terdengar di antara para traveler dan dunia maya sebagai pantai yang eksotis. Kolbano, yang juga merupakan nama desa tempat pantai ini berada terletak di kabupaten Timur Tengah Selatan, provinsi Nusa Tenggara Timur. Jarak dari pusat kota Kupang sekitar 4 jam perjalanan.

Hari itu masih pagi, pukul 08.00 waktu setempat. Hanya kami yang datang hari itu. Mendung yang menyelimuti hingga batas horizon masih menggelayut anggun di udara. Saya beranjak ke sebuah kedai kecil di tepi jalan. "Kopi susunya satu ya bu". Secangkir kopi susu panas pun menghampiriku 10 menit kemudian. "Silakan kalau mau dibawa ke pantai" ujar si ibu dengan guratan tua dan senyum di wajahnya.

Wednesday, January 18, 2017

SALAH SANGKA DI AIR TERJUN OEHALA

Jadi jurnalis itu meski sering dapat tugas negara yang jadwalnya luar biasa padatnya, tapi terkadang bisa juga tuh dapat waktu kosong seharian. Contohnya saat saya ditugaskan ke Kupang, setelah komunikasi dengan narasumber yang bersangkutan ternyata dia tidak bisa bertemu esok hari karena masih di kota lain. Otomatis jadwal satu hari langsung kosong karena seharusnya saya mengikuti jadwal narasumber tersebut seharian. Terus kalau dapat jadwal kosong ngapain dong?! Ya cari spot menarik untuk dikunjungi lahhh. Sayang-sayang mobil rental kalau nganggur seharian, apalagi kantor yang bayarin. Hahahaha.


Tanya-tanya sama supir yang orang lokal, dia pun menawarkan untuk melihat air terjun di daerah Soe. Hehh?! Nusa Tenggara punya air terjun? Bukannya ini daerah dataran rendah ya?! Hmm. Sebaiknya mari kita kunjungi air terjun yang katanya air terjun paling bagus di kabupaten Timur Tengah Selatan itu meski ekspektasi saya tidak terlalu yakin dengan kata "bagus" karena notabene pulau Timor adalah dataran rendah. Maka meluncurlah saya menuju ke daerah Soe, yang berjarak sekitar 2 - 3 jam dari kota Kupang.

Popular Posts