TEDUH DAN TENANG CAMPING DI PULAU PAHAWANG, LAMPUNG

Sebenarnya traveling ke pulau Pahawang ini sudah saya lakukan beberapa tahun silam. Namun karena tingkat kemalasan plus sifat moody yang tidak jelas juntrungannya, akhirnya baru sekarang bisa saya menuliskan tentang traveling ke pulau Pahawang, Lampung.

Saat memutuskan akan traveling ke Lampung kala itu, saya tidak terlalu punya ekspektasi apapun. Kala itu niatnya mau merayakan 17 Agustus di pulau. Kenapa di pulau? Karena di gunung pasti ramailah, jadi mikirnya mungkin di pulau sepi kali ya. Namun berhubung teman di Lampung adalah pekerja freelance yang waktunya tidak tentu sedangkan saya saat itu pekerja kantoran yang sedang liburan, jadinya ya tidak terlalu berharap banyak.
traveling ke lampung, kemping di pulau pahawang
Pemandangan teduh dan tenang saat camping di pulau Pahawang, Lampung
Namun sepertinya keberuntungan sedang berada di pihak saya. Akhir pekan kala itu, teman saya juga ternyata kebetulan sedang kosong jadwalnya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi salah satu pulau yang kebetulan belum pernah saya datangi, yaitu pulau Pahawang. Teman saya?? Ohh dia mah sudah sering bolak-balik camping di pulau Pahawang ini. Bahkan saat mau berkunjung lagi kesana dia bilangnya, "Mau mengecek patok tanah di sana, barangkali jadi lebih lebar tanahnya," Akamsi (anak kampung sini) mah bebasssss!!!



Awalnya dari Jakarta saya berangkat bertiga sama 2 orang teman cowok. Namun saat di terminal Kampung Rambutan sedang mencari bus ke Lampung, kami bertemu dengan seorang teman (cowok) yang sedang menggalau ingin ke gunung Guntur (kalau gak salah) sendirian.

Iyaa.. teman saya itu memang suka begitu, dari Jakarta jalan sendiri ke basecamp gunung apalah gitu, nanti sampai di sana baru nyari tim pendakian yang mau nampung dia. Syaratnya, peralatan pendakian seperti kompor dan bahan bakar, nesting, dan standar pendakian lain wajib dibawa sendiri, jadi tidak menyusahkan tim pendakian yang baru dikenal di jalan. Cara yang aneh, tapi dia memang sukses mendaki beberapa gunung meski awalnya sendirian berangkat dari Jakarta. Bolehlah kapan-kapan kucoba cara itu.

Baiklah, lanjut ke teman yang lagi menggalau di depan terminal itu. Melihat kita bertiga mau traveling ke Lampung dan nyari pantai buat kemping, akhirnya dia menggalau lagi dan entah bagaimana jadinya ikut bersama kami naik bus ke Lampung. Sepanjang perjalanan ke Merak dia masih sering ngomong, "Astagaaaa.. ini gw beneran ke Lampung ya? Kan gw mestinya 17-an di gunung nihhh.." dan kita pun nyeletuk, "Halah.. sama-sama mau kemping ini kan, cuma beda mdpl (meter di atas permukaan laut) aja kk," Hahahahaha.. Akhirnya kami berempat pun meluncur ke Lampung.
camping di pulau pahawang
Yang pada hobi berjemur di atap kapal pas traveling ke pulau Pahawang, Lampung
Begitu sampai di tempat teman kami, dia pun sudah bersiap-siap dan bilang kepada saya, "Ndah, ada beberapa cewek nih yang mau ikut, salah satunya sudah sering jalan bareng saya kok ke pulau. Biar kamu ada teman ceweknya," Okelah kalau begitu, empat orang dari Jakarta plus 4 orang lagi dari Lampung dan jadilah kami berdelapan menuju ke dermaga Ketapang untuk menyeberang ke pulau Pahawang.

Begitu sampai di pulau Pahawang, kami langsung lapor ke kepala desa, lalu setelahnya berkeliling pulau. Ternyata dugaan saya benar, 17an (agustus) di pulau memang sepi euy. Di Pahawang hanya ada satu team wisatawan juga yang jumlahnya tidak sampai 10 orang. Jadi, saat itu cuma ada 2 tim wisatawan dari luar pulau yang juga ingin camping di pulau Pahawang. Asik gak tuh, pulau sepi berasa milik pribadi kan. hehehehe..
traveling ke lampung, kemping di pulau pahawang
Kampung di pulau Pahawang yang sepi dari wisatawan
saat 17 Agustus 2014
Akhirnya kami berjalan mencari spot untuk gantung hammock dan menikmati matahari terbenam di Pahawang. Kempingnya? Tetap di halaman pendopo balai desa lah. Ada saung di sana yang lebih nyaman. Hehehe.. Oh ya, karena pulau sepi, ada warung penduduk yang pemiliknya kenal dengan teman saya dari kota Lampung ini. Alhasil, kami mendapat dua mangkok kerang rebus secara gratis untuk kudapan nongkrong di pantai. Alhamdulillah!
camping di pulau pahawang
kerang rebus hadiah dari penduduk setempat
camping di pulau pahawang lampung, kemping di pulau pahawang
menikmati suasana teduh dan tenang saat kemping di pulau Pahawang, Lampung
camping di pulau pahawang lampung, kempinf di pulau pahawang
pemandangan menjelang matahari terbenam di pulau Pahawang, Lampung


traveling ke lampung, kemping di pulau pahawang
sunset yang teduh di pulau Pahawang, Lampung
traveling ke lampung, kemping ke pulau pahawang
Hammock-an di pulau Pahawang, Lampung
Keesokan paginya, kami pun menikmati matahari terbit dan melihat para nelayan yang mulai bekerja, tidak lupa mengibarkan bendera merah putih.

Sebenarnya kami juga berencana untuk menancapkan bendera merah putih di laut pulau Pahawang. Namun sayangnya kami berdelapan tidak ada yang punya kamera underwater. Namun meski demikian, teman saya tetap kekeuh ingin mengibarkan bendera merah putih di dasar laut, jadi dia tetap menceburkan diri ke laut sambil bawa-bawa bendera.

camping di pulau pahawang lampung, kemping di pulau pahawang
17-an di pulau Pahawang, Lampung
traveling ke lampung, kemping di pulau pahawang
ada yang siap-siap mau mengibarkan bendera di dasar laut
pulau Pahawang, Lampung
camping di pulau pahawang lampung, kemping di pulau pahawang
Menikmati matahari terbit di dermaga pulau Pahawang, Lampung
camping di pulau pahawang lampung, kemping di pulau pahawang
Dermaga pulau Pahawang, Lampung
Keputusan kemping ke pulau Pahawang pas 17 Agustus-an itu memang tepat. Di kala semua orang ingin merayakan kemerdekaan di atas puncak gunung, area 0 mdpl justru sepi dan bikin perayaan kemerdekaan jadi lebih khusyuk dan khidmat. (EKW)


Comments

  1. Itu cerita teman yang suka berangkat sendiri, bisa ditiru lho.
    Gue udah berapa kali kayak gitu dan berhasil diantaranya ke Gunung Dempo dan Gunung Merapi

    ReplyDelete
    Replies
    1. kamu sama marphy mah emang sejenis deh.. pengen juga sih begitu, tapi sebagai cwe mesti mikir beberapa kali lagi euy. Tapi mesti harus dicoba meski sekali sihhh.

      Ahhh gw pernah niat ke Dempo tp batal waktu itu tuh.. mudah2an lain waktu bisa segera menjelajah gunung di Sumatera euy..

      Delete
  2. Aku malah belum pernah ke sini, sempat tahun berapa itu ada tawaran dari kawan untuk ke sana. Tapi aku tidak tepat wkatu. Di pantai, aku lebih suka bermain pasir daripada berenang haaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya kala itu juga niatnya gak ke Pahawang sih.. yang penting mantai gitu dehh.. saya sih kalau ketemu air yang penting berendam lahh.. mau berenang kek, mau main pasir kek, yang penting badan basah dulu sama air laut. heheheh..

      Delete
  3. Ini ceritanya throwback gitu ya ehehe tahunnya 2014 soalnya.
    Boleh juga cara temennya mba yang bersngkat sendiri, pulang bersama teman hahaha. Tapi temennya cowok sih yaaa. Aku ragu kalo aku yg kaya gitu bakal aman gak sampe balik 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, cerita throwback. Soalnya dulu masih berkutat dengan dunia jurnalis jadi terkadang ada beberapa cerita perjalanan yang belum sempat ditulis di blog deh..

      Teman perjalananku memang kebanyakan cwo sih, udah biasa juga sejak kecil jadi ya biasa aja. hehehe

      Delete
  4. bisa gitu ya tmn cowo yg satu, tujuan awal mau ke mana, ujung2nya ke mana haha..

    aku ke pahawang tahun 2016, rame bgt waktu itu, ya wajar sih soalnya masih dalam suasana libur lebaran haha..

    -traveler paruh waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. teman cowo saya yang seperti itu ada beberapa orang sih. Cara yg unik dan ingin kutiru, tapi sebagai cewe masih harus dipikirkan matang-mata dulu sih.

      klo libur lebaran sudah pasti ramai sih, saya pernah ke sebesi pas hari pertama puasa, kosong juga lhoo.. jd memang pemilihan waktunya harus tepat biar bisa datangin pulau pas waktu sepi begini..

      Delete
    2. besok kalau pindah lampung, aku udah ngincer rumah yang ngga terlalu jauh dari dermaga ketapang, jadi tiap minggu kalau mau bisa snorkelingan di sana, cari waktu pas lagi sepi-sepinya hehe..

      Delete
    3. hahaha.. bisa.. bisa.. nanti saya boleh nebeng yaa.. wkwkwkwk..

      Delete
  5. Eh itu sunsetnya kereenn!
    Instagrammable banget.
    Kayak di stock-stock foto Pixabay :D.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih.. itu memang kebetulan momennya lg cakep sih, jadi foto pake hape juga bisa kelihatan cakep kok.

      Delete
  6. Whaaaaa sunsetnya kacaw -_- ya ampon, pengen main ke pantai lagi dan lagi wgwgw

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa nih, saya juga udah lama gak main ke pantai.. jadi kangen pantai lagi dehh

      Delete
  7. Rebahan santai nontonin sunset di pantai emang mantap yaaa! :D Pahawang jadi wishlist sejak 2017 tapi belum kesampaian huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. hammock-an di pinggir pantai pas sunset memang yahud.. apalagi anginnya sepoy-sepoy.. makin mantep dehh

      Delete
  8. Kamu kok bisa sih nulis pengalaman traveling beberapa tahun yang lalu. Kalo aku sih udah males dan lupa hahaha.
    Aku jujur juga tim gunung daripada tim pantai karena gunung itu adem, pantai panas. Tapi kalo naik kapalnya pagi-pagi kayak gitu juga masih adem ya sampe asik berjemur?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebetulan pas lagi ngobrak-abrik isi harddisk dan lihat-lihat foto Pahawang mendadak ingat lagi ceritanya, jadi ya ditulis aja sih hehehe..

      saya mah tim mana aja boleh, yang penting diajakin. wkwkwkwk.. itu sebenarnya pas nyebrang udh agak siang sih, sekitar jam 11an gitu, jd sebenarnya ya panas lah nongkrong di atas kapal.

      Delete
  9. Jangan sedih mbak, cerita perjalananku sejak 2013 aja masih ada yang belum ketulis. Ada yang emang males, ada juga yang udah basi hahaha. Nah, Pahawang ini relatif dekat dari Palembang. Banyak rombongan pelesiran ke sana. Pingin sih, apalagi kalau kangen pantai. Itu sunsetnya cakep banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahh iyaa.. klo yg udah basi itu enaknya diapain ya?? coba dicari angle lain gituuu..

      Delete

Post a Comment