TERPESONA GOA BATU CAVES

Hari pertama di Kuala Lumpur, setelah pakai adegan nyasar di mall Kuala Lumpur, sebenarnya saya belum memutuskan hendak dan akan kemana hari itu. Namun saat melihat ada tujuan kereta yang langsung menuju ke Batucave, saat itu juga saya memutuskan untuk pergi kesana karena ternyata dari KL Sentral cuma sekali naik kereta sampai mentok di stasiun Batu Cave. Batu Cave adalah bukit kapur di daerah Selangor, Malaysia, yang memiliki serangkaian goa dan kuil. Lokasi Batu Cave tepatnya terletak di distrik Gombak.

Saat kesana, cuaca memang kurang bersahabat, mendung dan gerimis menemani sepanjang perjalanan. Namun itu tidak menyurutkan langkah kaki saya menuju ke wilayah kuil hindu terpopuler di luar India. Mungkin karena ingin melihat langsung patung dewa Murugan, dewa perang dan pelindung negeri, yang menjulang setinggi 42,7 meter, mungkin juga karena ingin melihat goa dari bebatuan kapur yang eksotis menurut saya. Ahh.. apapun itu, saya sudah berdiri di pintu keluar stasiun Batu Cave dengan hati berbunga-bunga.

Tidak ada tiket masuk saat memasuki wilayah Batu Cave. Bagitu masuk, banyak terdapat penjual souvenir, camilan dan perlengkapan doa bagi yang ingin berdoa di dalam kuil di Batu Cave. Secara saya datangnya sudah kesorean, hampir jam 4 sore plus gerimis pula, wilayah Batu Cave ini jadi cenderung lebih sepi.

Awalnya saya ingin masuk ke kuil yang tepat berada disamping kiri pintu masuk, namun melihat beberapa ekor monyet berkeliaran, saya pun mengurngkan niat kesana. Masih trauma sama monyet saat kejadian nyasar di Bali beberapa tahun silam. hehehehe.. *Penakut mode ON* Maka saya pun berjalan lurus menuju ke arah patung dewa Murugan.

Sesampai di depan patung, sudah ada 272 anak tangga yang menunggu. Hadeuhh.. banyak amat ya. eskalator atau lift gak ada?! *dikeroyok ama monyet*. Celingak-celinguk kali aja ada loket tiket masuk namun memang kenyataannya tidak ada jadi saya pun melangkah masuk. Awalnya ragu, mengingat ini tempat ibadah, namun setelah yakin ada beberapa turis yang juga ikut masuk, maka saya pun semakin mantap menapaki ratusan anak tangga tersebut.
Belum setengah perjalanan, nafas saya sudah naik turun. Berhenti sejenak sambil melihat ke atas, itu tangga masih banyak aja ya. Huft! *lap keringat di jidat*. Di 3/4 perjalanan sebetulnya ada goa kecil di sebelah kiri, sayangnya karen waktu yang sudah menunjukkan pukul 5 sore, goa itu sudah di gembok pagarnya euy. Yaa.. sudahlah.. mari melanjutkan mendaki anak tangga ini. Hitung-hitung olahraga di waktu liburan.

Sesampai di mulut goa. saya terpesona dengan luas dan bentuk goa kapur yang menurut saya keren ini. Ada banyak stalagtit di atap goa dengan beberapa lubang di atas yang membuat sinar matahari sedikit menyinari goa dengan cahaya temaram. Aroma dupa sudah pasti menyeruak di udara karena di dalam goa ini terdapat beberapa altar yang juga digunakan untuk berdoa.


Sayangnya, saya kurang tahu altar dewa apa saja yang ada di dalam goa ini. Mau bertanya pun sepertinya kebanyakan yang datang kesini untuk beribadah sehingga saya memilih untuk tidak mengganggu mereka dengan pertanyaan-pertanyaan. Kalaupun ada turis yang naik hingga ke atas seperti saya, biasanya mereka sendiri atau dalam grup kecil tanpa pemandu. Jadilah saya disini hanya bisa berjalan kesana-kemari sambil mengagumi goa dan isinya ini.

Tak berapa lama, suasana dalam goa semakin temaram yang menandakan matahari akan segera tenggelam di peraduannya. Saya pun segera beranjak keluar dari goa tersebut dan menatap kota Kuala Lumpur di kejauhan dari depan mulut goa. Ahh. penutup hari yang indah menyaksikan matahari yang akan terbenam dari pinggiran goa Batu Cave. (EKW)






Comments

  1. wahh goanya besar sekali ya, bukan hanya itu kita juga harus menaiki tangga segitu banyaknya untuk pergi ke goa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. siapkan fisik yang fit dan air minum yang banyak kalau mau naik2 sampai ke dalam goanya..

      Delete

Post a Comment