JEJAK SEJARAH DI BANTEN LAMA

Serang, Provinsi Banten.

Kota ini memang cuma sekitar 2 hingga 3 jam perjalanan dari Jakarta. Namun, seperti biasa, biasanya yang dekat-dekat itu justru terlambat dijelajahi daripada yang jauh-jauh. Tapi hey, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan. Itu sebabnya saat diajak mengikuti one day trip ke Serang oleh seorang teman maka saya langsung mengiyakan saja tawaran tersebut. Setelah tiba disana, ternyata, saya baru tau kalau Banten punya jejak sejarah yang luar biasa.


Situs yang pertama saya datangi adalah Keraton Kaibon *dan saya baru tahu lho saat itu kalau Banten punya keraton. hehehehe..* Situs sejarah ini terletak di kampung Kroya, kelurahan Kasunyatan, kecamatan Kasemen. Keraton ini dibangun pada tahun 1815 sebagai tempat tinggal ratu Aisyah, ibunda Sultan Syaifuddin yang saat itu masih berumur 5 tahun. Mungkin itu sebabnya nama keraton ini disebut Kaibon yang artinya keibuan.

Keraton ini dibangun di areal seluas 4 hektar dan terdapat saluran air yang mengelilingi areal keraton ini. Kabarnya, salah satu saluran air ini dulunya dimanfaatkan sebagai kanal untuk transportasi menuju ke laut lepas.

Sayangnya, pada tahun 1832 keraton ini dihancurkan oleh pihak Belanda yang dipimpin oleh gubernur VOC, Jenderal Daen Dels karena Sultan Syaifuddin yang menolak meneruskan pembangunan jalan Anyer - Panarukan bahkan memenggal kepala utusan VOC dan mengembalikan potongan kepalanya pada jenderal Daen Dels. Wow! Pantesan saja jenderal Daen Dels marah besar.


Meski tinggal puing-puing, tapi kemegahan Keraton Kaibon ini masih bisa terlihat sampai sekarang karena masih ada beberapa bangunan yang masih terlihat utuh, seperti gerbang utamanya.

Situs kedua yang saya datangi adalah keraton Surosowan. Awalnya saya pikir Kaibon dan Surosowan merupakan 2 kerajaan yang berbeda. Namun hasil penelusuran lebih lanjut ternyata keduanya berasal dari jaman yang sama. Jika Kaibon adalah tempat tinggal Ratu, maka Surosowan adalah tempat pusat pemerintahan kala itu. Namun Surosowan jauh lebih tua, karena dibangun pada tahun 1522 - 1526 oleh sultan Maulana Hasanuddin yang di kemudian hari dikenal sebagai pendiri kesultanan Banten.
 

Berbeda dengan Kaibon yang cuma berdiri beberapa tahun saja, Surosowan pernah beberapa kali dihancurkan oleh Belanda, namun dibangun ulang kembali oleh kesultanan saat itu. Penghancuran Surosowan yang tercatat adalah pada tahun 1680 dan 1813. Namun penghancuran paling besar adalah di tahun 1815 oleh Jenderal Daen Dels yang menyebabkan keraton Surosowan rata dengan tanah.

Tidak banyak puing-puing yang tersisa, namun pondasi utama Surosowan masih bisa terlihat meski nyaris rata dengan tanah. Sayangnya saya tiba terlalu sore, pintu gerbang sudah mau ditutup. Namun berkat jurus memelas dan alasan pengunjung dari luar kota, Penjaganya memperbolehkan kita untuk masuk selama 5 menit untuk sekedar berfoto di dalamnya.

Oh ya, disini saya juga baru tahu lagi kalau ternyata keraton Surosowan dan Kaibon sama dengan kesultanan Banten. Kirain itu tiga kerajaan yang berbeda. Itu sebabnya sangat penting melakukan riset sebelum menulis, sodara-sodara. Tapi seharusnya sih risetnya pas sebelum kesana dulu, biar bisa lebih paham saat berada di TKP. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan. hehehehe.. (EKW)

Comments

  1. Makam Sultan Maulana Hasanuddin sering menjadi tempat ziarah selain walisongo, sekeluarga baru sy yg belum menginjakkan kaki di makam pendiri kerajaan Banten. Ketika liat postingan ini, semakin pengen kesana :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo mas Fkahruddin berkunjung ke Banten..
      saya sempat ke Makam sultan Maulana Hasanuddin, namun berhubung terlalu ramai, saya urungkan untuk masuk. Malas sumpel2an.. hehehehe..

      Delete
  2. Hahaha... suka aku baca tulisan ini. aku juga dulu sering ke Banten Lama. menyepi di tepi lautnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih kk wira..
      Tulisan lama cuma baru sempat di posting.
      Banten lumayan enak sih buat menyepi.. tapi panas euy..

      Delete
  3. artikel yang bermanfaat, terimakasih informasinya..

    ReplyDelete
  4. aku juga suka berkunjung ke jejak peninggalan sejarah, kalau di Bengkulu ada Benteng malborought yang gak pernah bosen main di sini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa.. selalu suka wisata sejarah. Banyak cerita menarik yang bisa digali.
      ahh benteng Marborough juga salah satu tempat favorit saya tuh.. senang banget waktu bisa berkunjung ke benteng tersebut euy

      Delete
  5. Banten adalah tempat yg sering disebut dalam catatan perjalanan orang eropa jaman dulu. Sampai sekarangpun masih menarik :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa.. banten memang menarik, Banyak yang bsa dipelajari di kota ini.

      Delete

Post a Comment