Monday, December 22, 2014

PEDAS DAN ASAM DI KULINER TOBASA, SUMATERA UTARA

Gerbang kabupaten Toba Samosir di Sumatera Utara
Saat akan ditugaskan pertengahan tahun 2013 untuk dinas kantor, hal pertama yang saya pikirkan saat mendengar kata Tobasa atau Toba Samosir adalah "Itu di sebelah mananya danau Toba ya? Di dalam pulau Samosir? Asyik!! saya bisa menyeberang naik kapal di danau Toba dong" sambil senyum-senyum senang. Dannn.. jawaban yang saya terima adalah: "Mau ngapain naik kapal?? Tobasa tuh di pinggiran danau, bukan di dalam pulau Samosir. Riset sana!!" *lagi keluar begonya saya* wkwkwkwk..

Sekilas mengenai Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu dari 9 kabupaten dan kotamadya yang mengelilingi Danau Toba di Sumatera Utara. Dari bandara Kuala Namu, Medan menuju ke Tobasa menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 6-7 jam. Kabupaten yang lebih terkenal dengan nama Tobasa ini memiliki keunikan pada arsitektur bangunan tradisionalnya yang masih dapat terlihat di beberapa tempat dimana salah satunya adalah Pasar Balige dan kantor Dinas Pariwisata yang terletak di tengah kota.




Pasar Balige
Selama di Tobasa, saya berkesempatan mencicipi dua kuliner khas yang berada di dalam pasar Balige. Kuliner pertama yang saya coba adalah Mie Gomak. Gomak dalam bahasa Batak memiliki arti dipegang atau dicomot. Di jaman dahulu, proses pembuatan, penyajian hingga cara makannya memang menggunakan tangan dengan dipegang atau dicomot langsung dari mangkoknya.


Mie gomak ini menggunakan mie telur yang besarnya mirip dengan spaghetti.  Beberapa daerah di Sumatera Utara menyebutnya sebagai mie lidi. Meski sekilas terlihat seperti mie kuah pada umumya,  namun mie gomak ini memiliki rasa dan aroma yang berbeda.  Bumbu utama yang membuatnya berbeda adalah rempah andaliman. Rempah ini memiliki rasa pedas gabungan antara lada, jahe dan daun mint.


Saat berbincang sejenak dengan pemilik warung mie Gomak, Nursalam Napitupulu, Andaliman yang digunakan biasanya yang berasal dari daerah Parsuburan. Mengapa harus dari daerah tersebut? Menurut Nursalam, Andaliman dari daerah ini memiliki rasa yang lebih kental dan khas daripada daerah lainnya. Ia pernah mencoba mengambil Andaliman dari beberapa daerah seperti Siborong-Borong dan Tarutung, tapi rasanya tetap lebih sedap yang berasal dari Parsuburan. Seporsi mie Gomak ini dijual seharga lima ribu rupiah. Murah dan sangat mengenyangkan.

Kuliner kedua yang saya coba adalah panganan susu kerbau. Kenapa saya menyebutnya panganan, bukan minuman?  Karena susu kerbau ini bentuknya seperti puding. Menurut Rizki Boru Siagian, si penjual susu kerbau, panganan ini diolah dengan cara dimasak dalam mangkuk stainless steel  tanpa ditambahkan bumbu apapun. Setelah dingin, susu kerbau dengan sendirinya akan mengeras seperti jeli atau puding. Rasanya, mirip seperti puding yogurt asli tanpa tambahan gula, sedikit asam.
Panganan Susu Kerbau
Sayang waktu berkunjung saya cukup singkat di Tobasa sehingga hanya bisa mencicipi dua kulinernya. Jika suatu saat ada waktu, saya ingin kembali lagi dan mengeksplor kuliner khas di kota ini. Kuliner yang halal pastinya. (EKW)



4 comments:

  1. Kalau susu kerbaunya diblender mungkin wujudnya bakal 11-12 sama yoghurt ya mbak? Kalau menurut saya penampakan susu kerbau di mangkuk itu malah mirip kembang tahu, hehehe.

    ReplyDelete
  2. Belum pernah Nyoba yang susu kerbau nih,,,
    hmmm,, jadi penasaran,, :)

    ReplyDelete