Wednesday, February 26, 2014

ROAD TRIP JAKARTA - BALI

Ini sebenarnya traveling yang tidak direncanakan. Saya baru memutuskan akan melakukan roadtrip alias perjalanan darat dari Jakarta ke Bali 3 hari sebelum libur di tanggal 9 Juni 2013. Tanggal merah yang jatuh di hari kamis itu artinya saya bisa mengambil cuti di hari Jumat. Makanya ketika cuti saya disetujui oleh HRD, baru deh kepikiran mau roadtrip ke Bali lewat jalur darat.

Terus kenapa saya memilih Bali??? Sebenarnya bukan saya memilih Bali tapi Bali yang memilih saya. Hehehe.. Kenapa bisa begitu? Sekitar sebulan sebelumnya saya pernah iseng mengisi formulir sukarelawan Kelas Inspirasi di Bali sebagai seorang fotografer. Ternyata saya diterima saudara-saudara. Jadilah saya harus ada di Bali saat acara itu berlangsung pada tanggal 11 Juni 2013. Pas melihat-lihat tanggal, ternyata tanggal 9 Juni itu tanggal merah. Hmmm.. Mulai deh kepikiran traveling dengan berbagai macam cara sampai akhirnya memutuskan memilih jalur darat melalui Pantura.
Perjalanan saya dimulai dari Jakarta hari kamis tanggal 9 Juni. Saya memilih menggunakan Bus AKAP Sinar Jaya, jurusan Jakarta - Tegal seharga Rp 35.000,-. Kenapa saya memilih transit di Tegal? Karena disana Nenek dan Tante dari keluarga ibu bermukim jadi saya bisa menginap satu malam disana. Hehehe.. Bus berangkat pukul 07.00, tapi karena semangat banget mau roadtrip ke Bali, saya sudah duduk manis di depan pool bus di Pasar Minggu sejak pukul 04.30 WIB. Hahahaha.. Pool bus nya saja masih tutup.

Perjalanan menuju Tegal dari Jakarta memakan waktu 6 hingga 7 jam perjalanan. Saya sampai di Tegal sekitar pukul 15.00. Berkunjung dan menjenguk keluarga saya di Tegal ini merupakan satu kesenangan tersendiri karena bisa dibilang Tante saya ini adalah ibu kedua bagi saya. Lagipula terakhir kali mengunjunginya sudah lebih dari setahun yang lalu. Lama juga ya saya tidak menjenguk mereka.
Selamat datang di kota Bahari. 
Keesokan harinya saya pamitan untuk berangkat ke Semarang. Sekitar jam 11, saya sudah duduk manis diatas bus AC Coyo jurusan Tegal - Semarang seharga Rp. 40.000,-. Sekitar 5 jam kemudian, saya sampai di pertigaan menuju terminal Terboyo, Semarang, dan turunlah saya di pertigaan yang letaknya persis sesudah universitas Sultan Agung atau Rumah Sakit Sultan Agung ini.
Tiket bus Tegal - Semarang
Kenapa saya memilih turun di pertigaan daripada di dalam terminal? Alasannya sih terminal Terboyo menurut saya pribadi kurang aman untuk cewek berkeliaran sendirian disana karena suasananya yang sepi dan banyak ruko atau warung yang sudah tutup. Apalagi saat itu hari sudah menjelang sore, diatas jam 5. Sejago-jagonya saya bisa beladiri, belum tentu mampu beladiri kalau dikeroyok juga kali, makanya cari aman saja dengan turun di pertigaan yang ramai dengan orang jualan itu.

Dari pertigaan ini saya menunggu bus patas menuju ke Surabaya, namun saya tidak akan langsung ke Surabaya. Saya akan berhenti dan menginap di kota Pati yang jaraknya 2 jam perjalanan dari Semarang. Di kota Pati ini ada rumah orangtua saya. Maklum sudah lama tidak pulang kampung jadi sekalian mampir dan menengok Bapak dan Ibu deh. Bus dari Semarang - Pati cuma seharga Rp.10.000,-

Begitu sampai di rumah, saya disambut oleh adik perempuan saya dengan celetukan "Tumben ingat pulang". Hahaha.. Saya memang jarang pulang, mau nyaingin bang toyib soalnya. Wkwkwk.. Pas dijelaskan soal kerjaan volunteer di Bali, saya pun mendapat kalimat "Sudah saya duga, kamu pasti ada pekerjaan yang jalurnya melewati kota ini" dan saya pun cuma nyengir kuda mendengarnya.

Setelah hampir setahun tidak ketemu orang tua, tentu saja saya senang sekali bisa berada di rumah. Apalagi ibu saya langsung memasak makanan favorit saya, ikan pindang khas sulawesi dan bapak saya mengajak kulineran di kota Pati ini. Home sweet home. 
Selalu suka nongkrong di teras atas sambil memandangi kebun tebu di belakang rumah
Pati, Jawa Tengah
Keesokan harinya, saya sudah bersiap-siap packing dan menuju ke jalan raya Pati-Juwana untuk mencegat bus ke Surabaya. Sekitar 30 menit kemudian saya sudah duduk manis diatas bus ekonomi jurusan Surabaya seharga Rp. 35.000,-. Oh ya, secara ini bus ekonomi jadi meskipun saya bilangnya duduk, tapi saya tidak duduk di bangku penumpang. Saya duduk di lapak kosong disamping sopir bersama 5 orang lainnya. Yahh.. namanya juga backpakeran.. Duduk dimana saja boleh deh. :D

Sekitar pukul 19.00 lewat dikit saya sampai di terminal Bungurasih, Surabaya. Sampai disini saya sebenarnya mulai panik karena beberapa hari sebelumnya saya sudah memesan tiket kereta Surabaya - Denpasar yang jam keberangkatannya jam 21.00. Kereta akan berangkat dari stasiun Gubeng. Selain itu, karena saya beli tiketnya lewat minimarket, struk pembelian harus ditukar terlebih dahulu, dan saya belum sempat menukarkannya!!!

Konyolnya lagi, meski saya tahu waktu sudah mulai mepet dan saya tidak tahu angkutan umum dari terminal Bungurasih menuju Gubeng, saya tetap memutuskan untuk naik bis dan angkot menuju ke stasiun daripada naik taksi atau ojek. *ini terlalu tenang dan santai apa terlalu bego ya??* *garuk-garuk kepala*

Dari terminal Bungurasih saya naik bus kota menuju terminal Joyoboyo disambung dengan angkutan umum alias angkot T2  yang menuju sekitar stasiun. Angkot ini tidak turun persis di depan stasiun Gubeng. Saya harus jalan kaki sekitar 500 meter dari tempat saya turun menuju stasiun Gubeng. Sesampai di depan stasiun saya berdiri sambil kebingungan, pintu masuknya sudah digembok!!! Arghh!!! Apa maksudnya ini??? saya kan sampai di stasiun jam 20.00 lewat, kereta saya jam 21.00, belum telat donk!!!

Tiba-tiba dari belakang saya dicolek sama satpam stasiun yang memberitahukan bahwa pintu masuk ada di bagian lain stasiun, kalau pintu utama diatas jam 19.00 memang sudah dikunci. Pas nanya bagaimana dengan struk pembelian tiket, dimana saya harus menukarnya, saya pun tetap diarahkan menuju pintu lainnya itu. Sayangnya, meski pintu lainnya itu terletak diseberang pintu utama, tapi tidak ada jalan pintas menuju kesana. Saya harus mengelilingi separuh wilayah stasiun sekitar 500 meter untuk sampai di pintu itu. Hadoohh.. olahraga malam nih saya.

Sampai di pintu itu saya pun menukarkan struk pembelian tiket dengan tiket asli PT KAI dan masuk ke dalam stasiun. Fiuhh! Safe and sound, people! *tersenyum lebar*
Sambil menunggu kereta Mutiara Timur Malam tujuan Banyuwangi ini saya pun membeli beberapa minuman di minimarket di stasiun untuk bekal perjalanan.

Oh ya, saya akan jelaskan sedikit soal tiket kereta Surabaya -Denpasar seharga Rp. 200.000,- itu karena saya yakin pasti banyak yang nanya "memangnya kereta bisa sampai denpasar?" "Lewat jalur mana relnya?" "Bawah laut?". 

Tiket kereta Surabaya ke Denpasar ini tiket perjalanan resmi dari PT KAI. Ini merupakan paket perjalanan yang ditawarkan oleh PT KAI buat orang-orang yang hendak ke Denpasar melalui Surabaya. Tiket ini meliputi tiket kereta Surabaya - Banyuwangi dengan kereta bisnis Mutiara Timur Malam dan tiket travel dari Banyuwangi menuju Denpasar serta tiket penyeberangan di Ketapang menuju Gilimanuk. Info ini saya dapatkan dari teman-teman di grup Couchsurfing Indonesia di FB. Jadi PT KAI bekerjasama dengan agen travel Banyuwangi-Denpasar untuk tiket perjalanan ini.
Daftar menu di kereta Mutiara Timur Malam
Sekitar 30 menit kemudian saya pun sudah duduk manis di dalam kereta bisnis ber AC, Mutiara Timur Malam. Namanya tempat ber AC, saya pun mendadak kelaparan di tengah malam. Maka, seporsi nasi goreng saya pesan dan habis tak bersisa saya lahap. Hehehe.. Sekitar  pukul 04.30 saya pun sampai di stasiun Banyuwangi. Disini ada petugas PT KAI yang mengumpulkan para penumpang dengan tiket kereta seperti saya, dengan tujuan akhir Denpasar. Setelah dikumpulkan ada sekitar 15 orang.

Setelah itu kita diajak menuju parkiran stasiun dan disana kita disuruh naik angkot!!! Haah!! Serius nih??? Katanya mobil travel??? Saya dan beberapa penumpang sempat lirik-lirikan. Beberapa orang, terutama ibu-ibu yang bawa anak pun protes. Si petugas KAI pun berusaha menenangkan kita dan bilang bahwa kita akan dibawa menuju ke Denpasar tanpa ada tambahan biaya apapun.

Setelah itu ibu-ibu berdebat cukup lama, akhirnya kita pun naik ke dalam angkot dan dibawa menuju pelabuhan Ketapang. Ternyata nih ya, jarak stasiun dan pelabuhan tidak lebih dari 1 kilo. Argh.. kirain jauh banget, ternyata cuma selemparan batu, tahu begitu saya jalan kaki kesana saja sambil menikmati suasana Banyuwangi di pagi buta.
Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi
Sesampainya di pelabuhan Ketapang, sudah ada kapal feri yang menunggu kita disana dan kita pun disuruh naik tanpa perlu membayar lagi. Petugas dari PT KAI ternyata tetap ikut dengan rombongan kita. Hmm.. Baiklah, masih okelah pelayanannya.
Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Bali
Perjalanan Ketapang -  Gilimanuk memakan waktu hampir satu jam, atau kalau menurut crew kapal ferinya sih 58 menit. Sampai di pelabuhan Gilimanuk ternyata sudah ada bus elf AC yang menunggu kita disana. Hmm. Baiklah, pelayanannya masih okelah, tapi tetap saya tidak habis pikir, kenapa bus travel ini tidak menjemput kita di stasiun Banyuwangi?! Apa penumpang yang menuju Denpasar terlalu sedikit?! Toh, kapal ferinya juga tidak memiliki banyak penumpang. Apa PT KAI tidak mau membayar biaya bus yang masuk ke kapal feri?! Yaelah.. pelit amat sih!!
Mobil Elf yang mengantar penumpang PT KAI
Dari Jembrana ke Denpasar
Saya pun sengaja duduk di depan, disamping sopir untuk menikmati pemandangan. Maklum, terakhir kali saya roadtrip menikmati jalanan Surabaya-Bali itu waktu SMA kelas 2, study tour ke Bali dengan bis, tahun 2000.

Saat di dalam bus itu saya berkenalan dengan orang yang duduk disebelah saya. Dia bukan penumpang PT KAI. Dia adalah orang Banyuwangi yang bekerja sebagai fotografer studio di Denpasar. Dari dialah saya mendapatkan cerita bahwa sebenarnya biaya perjalanan Banyuwangi ke Denpasar hanya sekitar Rp. 30.000 hingga Rp. 40.000 dengan menggunakan bis.

Setelah saya ingat kembali tiket kereta bisnis AC Surabaya - Banyuwangi cuma seharga Rp. 95.000. Jadi tiket kereta Surabaya - Denpasar seharga Rp. 200.000  itu mahal saudara-saudara. Dia juga bilang sebenarnya akan lebih murah dan lebih enak naik bis dari Surabaya menuju ke Denpasar karena harganya cuma sekitar Rp. 130 ribu hingga Rp. 150 ribu dan sudah termasuk makan satu kali. Hmm. Baiklah. Mungkin lain kali kalau saya roadtrip Jakarta - Bali via jalur darat naik bis dari Surabaya ke Bali akan saya lakukan.
Areal persawahan di jalanan Jembrana - Denpasar
Salah satu sudut kota di Bali
Perjalanan Gilimanuk ke Denpasar memakan waktu sekitar 3 jam. Di Denpasar saya dan penumpang lainnya diturunkan di depan kantor PT KAI, di jalan... Dari sini saya pun naik angkot menuju ke kawasan kampus Udayana karena saya akan menginap di rnumah teman saya yang bermukim disekitar wilayah itu.
Hmm.. perjalanan yang panjang tapi cukup menyenangkan. Saya jadi belajar kembali soal manajemen waktu dalam melakukan traveling. Pengetahuan yang sangat berguna buat saya nantinya  :) (EKW)

26 comments:

  1. Wah, jadi pengen kebali, sampe sekarang belum pernah kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo cobain ke Bali lewat jalur darat. Seru lho.. :)

      Delete
    2. Kalau dari surabaya enakan pakai bus, atau ada kereta juga?
      kalau bus mana yang recommended?

      Delete
  2. Baru tau bisa beli tiket KAI surabaya langsung Denpasar. Nice info sob. btw itu sendirian jalannya? Keren bah :S

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ini jalan sendirian.. :)
      Saya juga saat itu baru tahu seminggu sebelumnya kalau tiket kereta Surabaya-Denpasar itu ada lho.. :)

      Delete
  3. Msh mendg ikut study tour jaman sma,aq gak ikut dan blm pernah ke bali sodara sodara !!!!! #curcol Ndah haha ^_^ maulina

    ReplyDelete
    Replies
    1. cuma bisa bilang..

      kasian..kasian..kasian..

      hayuklah ikut gw traveling, biar bisa melihat indahnya Indonesia..
      *asyik*

      Delete
  4. Hiks hiks,.. mupeng buinggiiittt mbak'e,... backpaker'an kayak gitu, tapi suami nggak mendukung

    ReplyDelete
  5. Wahh nice info nih kak, btw itu fotonya pake kamera apa ya ka?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih..

      ini pake kamera Canon EOS 60D, ada juga yg pake kamera Canon A800..

      Delete
  6. Hai, numpang nanya dong.
    Kalo dari Jakarta - Denpasar naik kereta, harus ke Surabaya dulu lalu transit ke Banyuwangi atau gimana ? Mohon info sesama backpack. Trims

    ReplyDelete
    Replies
    1. setau saya kereta ke denpasar cuma ada lewat Surabaya, jadi dari jakarta memang harus mampir dulu ke Surabaya lalu nanti akan transit di Banyuwangi.

      Semoga membantu

      Delete
  7. Hai mau tanya dong.
    Tiket surabaya jakarta itu kl mau beli dimana ya ? Bs beli di jakarta ga ya? Mohon infonya yaa, terima kasi

    ReplyDelete
  8. Ada alternatif lain bagi sobat dari jkt yg mau ke bali dg kereta api. Naik KA Progo jurusan Senen Lempuyangan Jogja. cuma 50rb. Dari Lempuyangan naik KA Sritanjung jurusan Jogja Banyuwangi. cuma 50rb. Dari stasiun Banyuwangi jalan kaki ke pelabuhan Ketapang. kira2 200m. dilanjut naik fery, tiketnya kalau blm naikRp 6000. Setibanya di Gilimanuk perjalanan diteruskan dg bus. taripnya 45rb, turun di Mengwi. terus ganti angkot ke ubung Rp5000. semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  9. Wihh keren.. Jadi kalo naik dari Gubeng ke Denpasar 200rb? terus itu dapet makan?

    ReplyDelete
  10. Wuuuu...hebat tahan berkali2 ganti kendaraan gitu :D. Aku slalu milih yg paling cepet soalnya kalo ke Bali :p . nice info mba. Ntr kalo ada temenku yg hobi backpackingan Dan mW k Bali aku bs nyaranin caramu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya.. sudah biasa soalnya.. lagipula kalo mau backpackeran gonta-ganti kendaraan seperti ini memang kondisi badan harus fit sih.. makanya saya milih bermalam dulu di rumah tante dan orang tua saya..

      Delete
  11. Assalamualaikum.
    Endah, perjalanan dari bali ke surabaya boleh menggunakan jalan darat juga ya? Adakah perjalanan nya sama jika menaiki kereta? Berapa jam perjalanan dan berapa biayanya? Kereta itu merujuk kepada train or bus ya? Terima kasih 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalikum Salam
      Mba Shim, perjalanan Bali ke Surabaya memang bisa dilakukan dengan jalur darat, mungkin waktunya sama dengan naik kereta. saya tidak ingat pasti berapa lama, tapi kalau pakai bus bisa setiap waktu tersedia, sedangkan kereta hanya di jam-jam tertentu saja.
      kereta di Indonesia merujuk kepada train.
      semoga membantu :)

      Delete
  12. terminal Terboyo ini masuk bis dari mana saja min?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua bus dari luar kota masuk kok Terboyo, kan terminal utama di Surabaya.

      Delete
  13. Serunya perjalanan darat ke Bali. Jadi kepengen jugaaa nyobain mbak

    ReplyDelete