SELALU ADA WAKTU UNTUK PERTAMA KALINYA

Kita sering beranggapan pergi ke kota lain, baik di dalam negeri maupun luar negeri, itu keren banget. Kita juga sering beranggapan bahwa kota tempat kita tinggal saat ini merupakan hal biasa, dan tidak ada yang istimewa, meski kita tahu di dalam kota kita tercinta ini terdapat beberapa museum, monumen, taman nasional, atau yang lainnya. Padahal bagi orang lain yang belum pernah kesini, kota kita ini bisa jadi dianggap kota paling keren dimatanya.
Jalan Sudirman, Jakarta
Saya tinggal di Jakarta lebih dari 10 tahun, sering menyepelekan wisata di ibukota negara tercinta ini. Maksud saya, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta pada tahun 2001, saya belum pernah sekalipun ke museum yang jumlahnya lebih dari 20 museum di seluruh kota Jakarta. Padahal saya suka wisata sejarah. hehehe.. Hal itu terjadi karena saya sering beranggapan bisa mengunjunginya kapan saja karena toh museum itu tidak akan pergi kemana-mana.

Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua
Namun pandangan saya mulai berubah sejak kedatangan beberapa teman dari luar negeri. Mereka adalah teman-teman baru yang saya kenal lewat komunitas Couchsurfing

Teman pertama datang dari Perancis. Dengan pedenya saya membawa dia ke Setu Babakan, padahal sekalipun saya belum pernah kesana. Namun berdasarkan browsing internet, Setu Babakan adalah perkampungan tradisional ala Betawi tempo dulu. Sampai disana, saya bingung menjelaskan tentang tempat itu sama dia bahkan saya tidak tahu kita harus kemana dan mau melakukan apa disana. 

Hadooohh.. Malunya !! Rasanya ingin sembunyi di bawah tanah.  Untungnya saya ingat kalau Setu itu artinya danau, jadi saya bisa menjelaskan seadanya bahwa di tempat ini biasanya dipakai buat piknik keluarga, bisa buat mancing, dan naik sepeda air buat mengelilingi separuh danau.  
Remy dari Perancis, di pintu masuk Setu Babakan

Keesokan harinya saya mengajak dia ke Monas karena dia ingin melihat kota landscape kota Jakarta dari atas. Iya sih saya pernah masuk ke kawasan Monas, tapi saya belum pernah masuk ke dalam Monas itu sendiri. Alhasil, saya dan dia harus muter-muter selama setengah jam di taman kawasan Monas buat mencari pintu masuk ke dalam Monas. 

Hadohh.. jadi tidak enak setengah mati sama kawan baru saya ini. Untungnya dia pengertian banget dan hanya tersenyum manis setelah diberi penjelasan kalau sebenarnya saya belum pernah sekalipun naik ke atas Monas. Koplak deh !! Setelah kita bisa naik ke atas dan dia bisa melihat landscape kota Jakarta, sedikitnya rasa malu saya sedikit berkurang. Terutama saat saya sedikit menjelaskan tentang sejarah kemerdekaan bangsa kita dan menterjemahkan arti dan isi proklamasi kepada dia. Hehehe..

Teman kedua saya datang dari Uganda, Afrika. Saya mengajak dia ke Kebun Raya Bogor, karena dari Lentengagung, tempat saya tinggal saat ini, lebih mudah menjangkau Bogor daripada tengah kota Jakarta, sekalian juga ikut gathering Couchsurfing Bogor. Kebun Raya Bogor memang pernah saya kunjungi tapi cuma di museum Zoologi, belum pernah menjelajahi dan melihat seperti apa isi di dalam kebun ini. Jadinya saya kembali garuk-garuk kepala ketika harus menjelaskan tentang isi di dalam kebun ini. Hahahaha... 
Matthew dari Uganda, di depan Istana Bogor.

Untungnya fokus perhatian dia selalu pada para ayah yang sedang menggendong anaknya, di mana pun dia berada. Kata dia "Indonesia guys are really nice because they're not shy and like to hold their baby in their arms in the public, in front of the peoples. It's so Sweet!!" Hahaha.. Untuk yang kali ini saya merasa beruntung dia punya fokus perhatian ke hal lainnya. 

Teman ketiga saya datang dari India. Karena dia bilang suka wisata sejarah, jadilah saya ajak dia ke kawasan kota tua karena saya tahu di sekitar sini banyak museum. Masalahnya, saya tidak tahu sejarah Jakarta!. Maka sudah dipastikan saya tidak bisa memberikan penjelasan sejak kapan kota tua ini berdiri dan dibangun untuk apa oleh pemerintah Belanda dulunya. *Buku sejarah saya ketinggalan dimana yaahh?? Pura-pura mengacak-acak isi tas ransel. hehehehe..* 

Avishek dari India, di Museum Wayang
Saat kita masuk ke Museum Wayang pun, saya tidak bisa menjelaskan banyak hal. Masalahnya, cerita wayang di negara kita diadaptasi dari India dan saya sama sekali buta soal cerita Ramayana dan Mahabarata. Dulu sih pernah nonton film India tentang 2 cerita itu, tapi itu kan dulu!! Waktu saya masih SD, mana ingat saya sekarang! Malah saya rasa dia lebih bisa menjelaskan soal cerita itu kepada saya secara dia dari India daripada saya menjelaskannya kepada dia. *Ngeles.com*

Masjid Istiqlal
1 jam setelah berbuka puasa
Berikutnya dia minta ke Mesjid Istiqlal. Katanya dia ingin melihat seperti apa bentuk mesjid terbesar se-Asia  Tenggara ini. Heehh.. Emang sih saya tahu Istiqlal memang luas banget, tapi kalau penghargaan sebagai mesjid terbesar se-Asia Tenggara, saya baru tahu tuh.. Yasudlah, kita kesana. Sampai disana, kembali saya tidak bisa menjelaskan kapan berdirinya mesjid ini, siapa arsitekturnya dan berapa lama mesjid ini dibangun. Saya cuma bisa menjelaskan bahwa mesjid ini mempunyai daya tampung hingga lebih dari 100.000 orang dan ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di dalam mesjid ini. 

Pertanyaan dia ke saya adalah "How come you never visited this mosque, i mean you are a moslem, right?" Penjelasan saya, di sekitar rumah saya juga ada mesjid yang bisa didatangi untuk shalat, untuk apa menghabiskan waktu hampir 2 jam perjalanan untuk datang ke mesjid ini? waktu shalatnya bisa kelewatan duluan kaleee.. Hehehe.. dia pun manggut-manggut dan tersenyum mendengar penjelasan saya.. 

Teman keempat saya datang dari Malaysia. Dia cuma punya waktu satu hari menjelajah Jakarta sebelum pergi ke Jogjakarta, jadi saya pun mengajak dia ke Taman Mini Indonesia Indah. Pasti kalian pikir saya belum pernah ke TMII??  Ohh.. Tidak saudara-saudara.. Ini sudah kesekian kalinya saya ke Taman Mini. Terakhir kali saya kesini adalah saat mengajak teman dari Uganda kesini sebulan yang lalu. Hohohoho..

Fiona dari Malaysia, di dalam Museum Indonesia
Saat kita sudah di dalam kawasan Taman Mini, dia tertarik melihat satu bangunan dengan arsitektur Bali. Bangunan itu adalah Museum Indonesia.. Waduh.. saya sih memang sering pergi ke Taman Mini, tapi saya belum pernah masuk ke Museum Indonesia-nya... Hadoohh.. Kejadian lagi deh.. *nunduk sambil garuk-garuk kepala*

Yasudlah kita masuk. Di dalam Museum Indonesia pun kita berkeliling sambil menyimak satu-satu semua barang-barang pajangan di dalam Museum Indonesia. Sambil melihat-lihat, saya juga sedikit menjelaskan beberapa item barang yang saya tahu. Tapi teteup ya.. karena ini pertama kalinya, saya terkadang juga bingung menjelaskan beberapa hal. Untungnya ada beberapa penjelasan singkat dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di setiap ruangannya, jadi saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar dehh... 

Salah satu display di lantai 2 Museum Indonesia
Banyak momen Pertama Kali yang saya alami di Jakarta yang sudah saya tinggali lebih dari 10 tahun terutama berkaitan dengan objek wisatanya. Memang, selama kita hidup, selalu akan ada waktu untuk kita merasakan sesuatu hal untuk pertama kalinya. Seperti saya yang merasakan pertama kalinya membawa teman dari luar negeri ke tempat-tempat yang justru belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Hehehe..

Lewat kunjungan mereka, saya belajar untuk lebih mengenal, memahami dan mencintai semua potensi yang ada di negeri tercinta, Indonesia, sekecil apapun bentuknya. 

FYI, Indonesia itu luas banget dan punya beragam acara tradisional misalnya Pasola di Sumba, acara potong gigi di Bali atau pemotongan rambut gimbal di Dieng. Susah banget menjelaskanya dalam bahasa Inggris. Jadinya saya malah banyak belajar dan pengetahuan tentang sejarah Indonesia semakin bertambah sejak sering kedatangan tamu dari beberapa negara ini. Meski ada beberapa kejadian yang memalukan, bukan berarti saya menyerah begitu saja. Saya malah senang jika kedatangan tamu dari negara lain lagi, karena buat saya momen kedatangan mereka jadi ajang buat saya mempelajari negara tercinta ini dengan lebih baik. 

Bagaimana dengan Anda??
(Tulisan ini didedikasikan untuk Remy (Perancis), Matthew (Uganda), Avishek (India) dan Fiona (Malaysia). Terimakasih telah mengunjungi Indonesia, May all of you have a great time in Indonesia!)
(EKW)


Comments

  1. Gokil :)) ternyata lo sama aja kek gw. Di antara yg lo sebutin itu gw jg belum pernah masuk monas, museum wayang, sama museum indonesia. Sekali2 lo anterin gw kek, jgn tamu asing mulu :p

    ReplyDelete
  2. hayolah kita jalan2 di jakarta jeng tri.. hunting museum!

    ReplyDelete

Post a Comment