Setelah tertidur dengan pulas selama beberapa jam di rumah om Hussien, saya pun terbangun sekitar pukul 7 pagi. Hmm.. Melirik kanan kiri di dalam rumah kok masih sepi ya??? Ada si mbak Afiyah, pembantu om Hussien yang berasal dari Indonesia sedang mulai memasak. Bertanyalah saya sama dia, "Kok masih sepi ya? Memangnya anaknya om Hussien tidak sekolah?" "Sekolah kok, Nanti jam 8"
Si Coco, kucing anggora yang menggemaskan.. |
Sekitar jam 10 saya pun terbangun. Segera mandi buat siap jalan-jalan lagi. Mumpung Om juga lagi bersiap-siap, maka saya dan Irma pun main-main sama si Coco, si kucing anggora yang lucuuuu... bangets.. Hiyaa.. Boleh dibawa pulang tidak yahh??? hehehe...
Setelah Om Husien sudah ready, kita pun makan pagi bareng sambil ngobrol. Hari ini kita rencananya mau ke Jurong Bird Park a.k.a taman burung.. hehehe.. Pasti kalian pada mikir, jauh-jauh ke Singapore mau ngapain ke taman burung segala? Sebenarnya sih lebih karena saya suka lihat binatang saja sih. lagipula tiket masuknya murah, hanya sekitar SGD 18.
Welcome to Singapore Zoo |
Petunjuk arah, peta dan jadwal show binatang |
Pertama kali masuk Singapore Zoo, saya dan Irma pun terkagum-kagum dengan kerapihan dan kebersihan di kebun binatang ini. Di depan pintu masuk langsung ada brosur Singapore Zoo dengan peta lokasi-lokasi binatangnya. Di beberapa tempat saya juga melihat beberapa peta Singapore Zoo dan beberapa jadwal show binatangnya. Keren deh.. Jadi agak sedih jadinya begitu mengingat kondisi kebun binatang Ragunan di Jakarta. Beda jauh euy...
Saya langsung terpesona melihat seekor hewan mirip kera tapi
kecil banget. Namanya Cotton Top Tamarin. Eksotis banget deh kera kecil satu
ini. Hebatnya lagi di Singapore Zoo ini lebih dari 60% hewan tidak
dimasukkan ke dalam kandang dengan jeruji besi. Arsitektur landscapenya
memungkinkan beberapa binatang tetap di tempatnya dengan dibangun kolam
disekitarnya dan pohon-pohon tinggi untuk tempat bergelantungan monyet dan
tempat hinggap burung. Bahkan ada beberapa binatang yang jinak malah dibiarkan
lepas seperti burung merak yang bebas berkeliaran diantara pengunjung.
Cotton Top Tamarin |
Salah satu burung merak yang bebas berkeliaran |
Di kebun binatang ini saya dapat melihat beberapa hewan khas
Indonesia seperti Tapir, Babirusa sampai Komodo juga ada. Saya perhatikan
lingkungan di sekitar kandang para hewan ini plus hewan itu sendiri juga
terlihat bersih banget. Jadi sedih lagi deh mengingat nasib para binatang di
Ragunan euy..
Kita pun berkeliling selama beberapa jam dan mengabadikan beberapa hewan dan juga foto narsis kita disini lahh.. Setelah puas melihat-lihat disini, berikutnya kita dijemput dan diantar keliling kota sebelum akhirnya kita ke Bugis Junction di Bugis Street. Horeee... Saatnya belanja saudara-saudara..
Bugis Junction |
Suasana di Bugis Street |
Menjelang sunset di East Coast, Singapore |
Sunset di East Coast |
Setelah puas berbelanja, kita pun meluncur ke East Coast.
Ini merupakan salah satu pantai di Singapore. Rencananya sih ke East Coast
supaya bisa rental sepeda dan keliling Singapore sambil naik sepeda. Ehh..
Sampai disana ternyata rental sepeda cuma boleh di wilayah East Coast, sepeda
tidak boleh dibawa keluar dari wilayah East Coast. Yaahh.. penonton kecewa!!
hehehe..
Suasana East Coast di malam hari Bersih dan tenang yaahh.. |
Yasudlah.. Kita nongkrong aja disini sambil menikmati
sunset, main-main di pantai dan foto-foto narsis (teteup yahh..). Setelah
matahari benar-benar tenggelam, kita pun segera beranjak keluar dari wilayah
East Coast. Sempet foto-foto sebentar di wilayah East Coast malam hari, kita
pun melanjutkan perjalanan. Sebelumnya kita harus mengantarkan Ichi balik ke
hotelnya.
Sebenarnya saat itu kita sudah mau pulang, tapi mengingat
ini malam terakhir kita di Singapore maka saya meminta untuk diantarkan ke
Merliom Park, karena saya ingin memotret suasana Singapore di malam
hari. Maka meluncurlah kita gedung Esplanade ditemani rintik-rintik
hujan.
Kolam di depan gedung Esplanade |
Merlion Park di malam hari |
Dengan meminjam tripod milik Om Husien, mulailah saya
hunting foto suasana Singapore di malam hari. Waktu sudah menunjukkan pukul
21.00 saat lampu sorot di Marina Bay Sands dinyalakan dan berputar-putar.
wahh.. Keren euy..
Sayangnya saya tidak bisa puas memotret karena baterai kamera sudah berkedip-kedip tanda kehabisan energi dan memori card sudah tercantum kurang dari 20 frame lagi yang bisa diambil. Hadoohh.. kenapa kehabisan baterai dan memori card di saat-saat seperti ini sih?? Mana hujan mulai turun dan belum makan pula. Hadoohh.. Lengkap lah sudah penderitaan saya malam ini. Tapi tetap bersyukur bisa mendapat beberapa foto istimewa seperti yang kalian bisa lihat disini. Bagus tidak ???
Marina Bay Sands dengan lampu sorotnya |
Haahh.. di Singapore ada tempat khusus prostitusi juga ya?? Kata Om Husien, prostitusi di sini terutama yang di dalam hotel dan bar memiliki sertifikat kesehatan dan sertifikat praktek prostitusi. Setiap 6 bulan sekali mereka diwajibkan melakukan tes kesehatan supaya memastikan mereka bebas penyakit kelamin. Para konsumennya berhak untuk melihat sertifikat kesehatan mereka sebelum melakukan penawaran harga. Jika prostitusi itu tidak lolos tes kesehatan, maka mereka tidak boleh beroperasi lagi. Kalau ketahuan bisa langsung dijebloskan ke penjara. Jadi di jalan Geylang ini suka ada pemeriksaan dadakan dari dinas kesehatan Singapore.
Heehh.. Peraturan yang aneh!!! Sebegitu teraturnya Singapore sampai-sampai prostitusi saja harus ada sertifikasinya dulu.. *geleng-geleng kepala* Di pinggirang jalan Geylang juga ada prostitusi yang lagi mangkal. Kata Om Husien yang biasanya menunggu pelanggan di jalanan seperti itu harganya lebih murah karena mereka tidak punya sertifikat kesehatan. Biasanya kalau ada pemeriksaan dadakan mereka langsung pada melarikan diri.
Berkeliling Singapore sambil mendengarkan info seperti ini
tentu saja sangat menyenangkan. Bayangkan kalau saya menginap di hotel, mana
saya tahu info seperti itu, betul tidak???
Setelah ini kita pun pulang menuju rumah Om Hussien. Kita berhenti dulu di sebuah restoran India di sekitar area Woodlands untuk makan malam. Sampai di dalam restoran, iseng-iseng saya melihat jam. Pukul 24.00.
Prata dengan kentang tumbuk didalamnya |
Makanan disini rata-rata lebih ke camilan daripada makanan berat, setidaknya menurut saya. Namanya Prata, beberapa diantara kalian mungkin mengenalnya dengan nama Roti Cane.
original paper prata |
Prata paper with Milk |
Coin Prata |
Setelah makan dan ngobrol panjang lebar, saatnya kita pulang! Begitu sampai di rumah, kembali saya melihat jam. Pukul 03.00. Halah, lama amat kita makannya yahh, sampai 3 jam begitu yah.. pantesan ngantuk berat. Yasudlah.. Mari kita tidur! (EKW)
No comments:
Post a Comment